CABAI RAWIT
(Capsicum fRutescens L.)
Suku
: Solanaceae
Nama
a.
Sinonim
:
C.
,fastigiatum BL, C. minimum Roxb.
b. Nama
Daerah
Sumatera:
leudeuaarum, l. pentek (Gayo), situdu langit, lacina sipane (Simelungmz), lada
limi (Nias), l. mutia (Melayu). Jawa: cabe rawit, c. cengek (SLCnda), lombok
jempling, l. jemprit, l. rawit, l. gambir, l. setan, l. cempling (Jawa), cabhi
letek, c. taena manok (Madc,rra). Nusa
Tenggara: tabia krinyi (Bali), kurus(Alor). Sulawesi: kaluya kapal (bent.), mareta dodi (Mongond.), malita diti
(Gorontalo), m. didi (Buol), lada masiwu (Baree), l. marica, l. capa, laso
meyong (Mak.),1. meyong, ladang burica, l. marica (Bug.), rica halus, r. padi
(Manado).Maluku: Abrisan kubur
(Seram), karatupa batawe (Elpaputi), katupu walata (Waraka), araputa patawe
(Atamano), kalapita batawi (Amahai), karatuba manesane (Nuaulu), karatupa. batawi
(Sepcc), maricang kekupe (Weda), rica gufu (Ternate). Irian: metrek wakfoh (Sarmi), basen tanah (Barik).
c. Nama
Asing
La
jiao (C), cayenne peper (B), piment de cayenne (P), piment enrage,
guineapfeffer (J), pasites, sili (Tag.), cayenne, chilli (I)
d. Nama
Simplisia
Capsici
frutescentis Fructus (buah cabe rawit).
Uraian Tumbuhan
Tanaman budidaya,
kadang-kadang ditanam di pekarangan sebagai tanaman sayur atau tumbuh liar di
tegalan dan tanah kosong yang terlantar. Tumbuhan ini berasal dari Amerika
tropik, menyukai daerah kering, dan ditemukan pada ketinggian 0,5-1.250 m dpl.
Perdu setahun,
percabangan banyak, tinggi 50-100 cm. Batangnya berbuku-buku atau bagian atas
bersudut.Daun tunggal, bertangkai, letak berselingan. Helaian daun bulat telur,
ujung meruncing, pangkal menyempit, tepi rata, pertulangan menyirip, panjang
5-9,5 cm, lebar 1,5-5,5 cm, berwarna hijau. Bunga keluar dari ketiak daun,
mahkota bentuk bintang, bunga tunggal atau 2-3 bunga letaknya berdekatan,
berwarna putih, putih kehijauan, kadang-kadang ungu.Buahnya buah buni, tegak,
kadang-kadang merunduk, berbentuk bulat telur, lurus atau bengkok, ujung
meruncing, panjang 1-3 cm, lebar 2,5-12 mm, bertangkai panjang, dan rasanya
pedas. Buah muda berwarna hijau tua, putih kehijauan, atau putih, buah yang
masa.k berwarna merah terang. Bijinya banyak, bulat pipih, berdiameter 2-2,5
mm, berwarna kuning kotor.
Cabai rawit terdiri
dari tiga varietas, yaitu cengek leutik yang buahnya kecil, berwarna hijau, dan
berdiri tegak pada tangkainya; cengek domba (cengek bodas) yang buahnya lebih
besar dari cengek leutik, buah muda berwarna putih, setelah tua menjadi jingga;
dan ceplik yang buahnya besar, selagi muda berwarna hijau dan setelah tua
menjadi merah. Buahnya digunakan sebagai sayuran, bumbu masak, acar, dan
asinan. Daun muda dapat dikukus untuk lalap.
Cabai rawit dapat
diperbanyak dengan biji.
Sifat
dan Khasiat
Cabai rawit rasanya
pedas, sifatnya panas, masuk meridian jantung dan pankreas. Tumbuhan ini
berkhasiat tonik, stimulan kuat untuk jantung dan aliran darah, antirematik,
menghancurkan bekuan darah (antikoagulan), meningkatkan nafsu makan (stomakik),
perangsang kulit (kalau digosokkan ke kulit akan menimbulkan rasa panas. Jadi,
digunakan sebagai campuran obat gosok), peluruh kentut (karminatif), peluruh
keringat (diaforetik), peluruh liur, dan peluruh kencing (diuretik).
Kandungan
Kimia
Buahnya mengandung
kapsaisin, kapsantin, karotenoid, alkaloid asiri, resin, minyak menguap,
vitamin (A dan C). Kapsaisin memberikan rasa pedas pada cabai, berkhasiat untuk
melancarkan aliran darah serta pematirasa kulit.
Biji mengandung solanine, solamidine,
solamargine, solasodine, solasomine, dan steroid saponin (kapsisidin).
Kapsisidin berkhasiat sebagai antibiotik.
Bagian
Yang Digunakan
Seluruh bagian tumbuhan dapat digunakan sebagai tanaman
obat, seperti buah, akar, daun, dan batang.
Indikasi
Cabal
rawit digunakan untuk :
·
menambah
nafsu makan,
·
menormalkan
kembali kaki dan tangan yang lemas,
·
batuk
berdahak,
·
melegakan
rasa hidung tersumbat pada sinusitis,
·
migrain.
CARA
PEMAKAIAN
Untuk obat yang diminum, buah cabai rawit digunakan sesuai
dengan kebutuhan. Dalam hal ini cabai rawit dapat direbus atau dibuat bubuk dan
pil.
Untuk pemakaian luar, rebus buah cabai rawit secukupnya,
lalu uapnya dipakai untuk memanasi bagian tubuh yang sakit atau giling cabai
rawit sampai halus, lalu turapkan ke bagian tubuh yang sakit, seperti rematik,
jari terasa nyeri karena kedinginan (frosbite). Gilingan daun yang diturapkan
ke tempat sakit digunakan untuk mengobati sakit perut dan bisul.
Efek Farmakologis dan Hasil
Penelitian
1.
Ekstrak buah cabai rawit mempunyai daya
hambat terhadap pertumbuhan Candida albicans. Daya hambat ekstrak cabal rawit 1
mg/ml setara dengan 6,20 mcg/ml nistatin dalam formamid (Tyas Ekowati
Prasetyoningsih, FF UNAIR, 1987).
Contoh Pemakaian
·
Kaki dan tangan lemas (seperti lumpuh)
Sediakan 2 bonggol akar cabai rawit,
15 pasang kaki ayam yang dipotong sedikit di atas lutut, 60 g kacang tanah, dan
6 butir hung cao. Bersihkan bahan-bahan tersebut dan potong-potong seperlunya.
Tambahkan air dan arak sama banyak sampai bahan-bahan tersebut terendam
seluruhnya (kira-kira 1 cm di atasnya). Selanjutnya, tim ramuan tersebut.
Setelah dingin, saring dan air saringannya diminum, sehari dua kali,
masing-masing separo dari ramuan.
·
Sakit perut
Cuci daun muda segar secukupnya,
lalu giling sampai halus. Tambahkan sedikit kapur sirih, lalu aduk sampai rata.
Balurkan ramuan tersebut pada bagian perut yang sakit.
·
Rematik
Giling 10 buah cabai rawit sampai
halus. Tambahkan 1/2 sendok teh kapur sirih dan air perasan sebuah jeruk nipis,
lalu aduk sampai rata. Balurkan ramuan tersebut pada bagian tubuh yang sakit.
·
Frosbite
Buang biji beberapa buah cabai rawit
segar, lalu giling sampai halus, kemudiam balurkan ke tempat yang sakit.
Catatan:
·
Penderita
penyakit saluran pencernaan, sakit tenggorokan, dan sakit mata dianjurkan untuk
tidak mengonsumsi cabai rawit.
·
Rasa
pedas di lidah menimbulkan rangsangan ke otak untuk mengeluarkan endorfin
(opiat endogen) yang dapat menghilangkan rasa sakit dan menimbulkan perasaan
lebih sehat.
·
Hasil
penelitian terbaru, cabai rawit dapat mengurangi kecenderungan terjadinya
penggumpalan darah (trombosis), menurunkan kadar kolesterol dengan cara mengurangi
produksi kolesterol dan trigliserida di hati.
·
Pada
sistem reproduksi, sifat cabai rawit yang panas dapat mengurangi rasa tegang
dan sakit akibat sirkulasi darah yang buruk. Selain itu, dengan kandungan zat
antioksidan yang cukup tinggi (seperti vitamin C dan beta karoten), cabai rawit
dapat digunakan untuk mengatasi ketidaksuburan (infertilitas), afrodisiak, dan
memperlambat proses penuaan.
·
No comments:
Post a Comment