(Hibiscus tiliaceus L.)
Suku : Malvaceae
Nama
Sinonim
----------
Nama Daerah
Sumatera: kioko, siron, baru, buluh, bou, tobe, baru, beruk, melanding. Jawa: waru, waru laut, waru lot, waru lenga, waru lengis, waru lisah, waru rangkang, wande, baru. Nusa Tenggara: baru, waru, wau, kabaru, bau, fau. Sulawesi: balebirang, bahu, molowahu, lamogu, molowagu, baru, waru. Maluku: war, papatale, haru, palu, faru, haaro, fanu, halu, balo, kalo, pa. Irian jaya: kasyanaf, iwal, wakati.
Nama Asing
Tree hibiscus.
Nama Simplisia
Hibisci tiliaceus Folium (daun waru), Hibisci tiliaceus Flos (bunga waru).
Uraian Tumbuhan
Tumbuhan tropis berbatang sedang, terutama tumbuh di pantai yang tidak berawa atau di dekat pesisir. Waru tumbuh liar di hutan dan di ladang, kadang-kadang ditanam di pekarangan atau di tepi jalan sebagai pohon pelindung. Pada tanah yang subur, batangnya lurus, tetapi pada tanah yang tidak subur batangnya tumbuh membengkok, percabangan dan daun-daunnya lebih lebar.
Pohon, tinggi 5-15 m. Batang berkayu, bulat, bercabang, warnanya cokelat. Daun bertangkai, tunggal, berbentuk jantung atau bundar telur, diameter sekitar 19 cm. Pertulangan menjari, warnanya hijau, bagian bawah berambut abu-abu rapat. Bunga berdiri sendiri atau 2-5 dalam tandan, bertajuk 8-11 buah, berwarna kuning dengan noda ungu pada pangkal bagian dalam, berubah menjadi kuning merah, dan akhirnya menjadi kemerah-merahan. Buah bulat telur, berambut lebat, beruang lima, panjang sekitar 3 cm, berwarna cokelat. Biji kecil, berwarna cokelat muda.
Daun mudanya bisa dimakan sebagai sayuran. Kulit kayu berserat, biasa digunakan untuk membuat tali.
Waru dapat diperbanyak dengan biji.
Sifat dan Khasiat
Daun berkhasiat antiradang, antitoksik, peluruh dahak, dan peluruh kencing. Akar berkhasiat sebagai penurun panas dan peluruh haid.
Kandungan Kimia
Daun mengandung saponin, flavonoida, dan polifenol, sedangkan akarnya mengandung saponin, flavonoida, dan tanin.
Bagian yang Digunakan
Bagian yang digunakan adalah daun, akar, dan bunga.
Indikasi
Daun waru digunakan untuk pengobatan :
TB paru-paru, batuk, sesak napas,
Radang amandel (tonsilitis),
Demam,
Berak darah dan lendir pada anak, muntah darah,
Radang usus,
Bisul, abses,
Keracunan singkong,
Penyubur rambut, rambut rontok,
Akar digunakan untuk mengatasi :
terlambat haid,
demam.
Bunga digunakan untuk pengobatan :
radang mata.
Cara Pemakaian
Untuk obat yang diminum, gunakan daun segar sebanyak 50-100 g atau 15-30 g bunga. Rebus dan air rebusannya diminum.
Untuk pemakaian luar, giling daun waru segar secukupnya sampai halus. Turapkan ramuan ini pada kelainan kulit, seperti bisul atau gosokkan pada kulit kepala untuk mencegah kerontokan rambut dan sebagai penyubur rambut.
Contoh Pemakaian :
- TB Paru
Sediakan daun waru, pegagan (Centella asiatica L.), dan daun legundi (Vitex trifolia L.) (masing-masing 1/2 genggam), 1/2 jari bidara upas (Merremia mammosa Lour.), 1 jari rimpang kencur (Kaempferia galanga L.), dan 3 jari gula enau. Cuci semua bahan-bahan tersebut, lalu potong-potong seperlunya. Masukkan ke dalam periuk tanah atau panci email. Masukkan 3 gelas minum air bersih, lalu rebus sampai airnya tersisa 3/4 nya. Setelah dingin, saring dan air saringannya siap untuk diminum, sehari 3 kali, masing-masing 3/4 gelas.
- Batuk
- Batuk Berdahak
- Radang Amandel
- Radang Usus
Berak Darah dan Lendir pada Anak
Cuci 7 lembar daun waru muda (yang masih kuncup) sampai bersih. Tambahkan 1/2 cangkir air sambil diremas-remas sampai airnya mengental seperti selai. Tambahkan gula aren sebesar kacang tanah sambil diaduk sampai larut. Peras dan saring menggunakan sepotong kain halus. Minum air saringan sekaligus.
- Muntah Darah
- Rambut Rontok
- Penyubur Rambut
- Bisul
Nyeri sewaktu kencing pada anak
Cuci 5 lembar daun waru segar, tambahkan adas dan pulosari secukupnya, lalu giling sampai halus. Gunakan adonan ini sebagai tapal yang diletakan perut bagian bawah.
- Demam
Rebus 15 g daun waru segar dalam 2 gelas air bersih selama 20 menit. Setelah dingin, saring dan air saringannya dibagi menjadi 2 bagian sama banyak. Minum 2 kali sehari, pagi dan sore hari.
Sediakan 15 lembar daun waru segar dan 2 batang tanaman tapak liman (Elephantopus scaber L.) beserta akarnya. Selanjutnya, remas-remas dalam 1 ember air mandi. Gunakan airnya untuk memandikan penderita demam (mengandung handuk kecil).
Catatan
Hibiscus similis BI. adalah jenis waru yang hamper sama dengan H. tiliaceus. Tampaknya, jenis ini lebih banyak ditanam, yang dikenal dengan waru gunung (Sunda), waru gombang, waru kopek (Jawa), dan waru klence (Madura).
No comments:
Post a Comment