A.
PENTINGNYA
PEMBELAJARAN SENI BAGI ANAK
National Education Association (NEA,
1990) menyebutkan bahwa seni merupakan dasar dari kecerdasan individu,
estetika, dan perkembangan emosi. Menurut Gardner (1998). Bahwa kecerdasan
seseorang tidak hanya dipengaruhi dari bagaemana orang tersebut menyelesaekan
soal-soal tes atau berhitung. Ada kemampuan-kemampuan dasar untuk mengukur
kecerdasan, contohnya adalah kecerdasan musical, kecerdasan kinestik,
kecerdasan kinestetik, kecerdasan logika matematika. Kecerdasan ini yang
awalnya menjadi dasar penghitungan IQ,
kecerdasan linguistic (individu maupun mengekpresikan pikirannya dalam bentuk
kata-kata dan kalimat), kecerdasan spasial (bagae mana individu bisa
memvisualisasikan objek dari berbagae sudut pandang, memperkirakan jarak),
kecerdasan interpersonal (individu mampu berelasi dengan baik dengan orang
lain), kecerdasan intrapersonal (pengetahuan individu dalam memahami dirinya,
pikirannya maupun perasaannya), dan kecerdasan naturalis (kemampuan individu
untuk membeda-bedakan dan mengetahui karakteristik dari masing-masing spesies
alam). Dari ke-8 kecerdasan yang dikemukakkan oleh Gardner, ada 4 kecerdasan
musik, kecerdasan kinestetik, (menari, bermain drama), Kecerdasan interpersonal
(Drama), dan kecerdasan spasial (menari dalam kelompok).
Kegiatan seni adalah kegiatan yang
sangat menyenangkan bagi anak-anak dan juga bagi orang dewasa seperti guru.
Anak dilahirkan dengan kreativitas dan sensitivitas (Feeney, Christensen, &
Moravcik, 2006). Apabila tidak diasah atau tidak di prsepsi menyenangkan bagi
anak, maka kemampuan tersebut akan memudar, dan bahkan menghilang. Karena
kereativitas melalui seni merupakan hal yang sangat penting bagi perkembangan
anak.
Melalui seni, anak dapat
mengekpresikan diri serta berimajinasi dengan spontan dan sebebas-bebasnya
(Wrigh, 2003; Feeney et al,2006; Brewer, 1992; Eliason & Jenkins, 2008).
Expresi dalam hal ini adalah pikiran maupun perasaannya.
Hasil karya seni juga bisa digunakan
anak-anak untuk berkomunikasi dan membangun relasi dengan anak-anak lain.
Karena karya seni merupakan sesuatu yang universal, lintas kultur, lintas
bahasa, dan lintas ras (Jeanneret, N. Dalam NEA, 1990). Selain itu, dengan
kegiatan seni, perkembangan bahasanya menjadi semakin baik karena pada saat
anak menampilkansuatu produk seni, anak akan bertanya, ditanya oleh gurunya,
dan menjawab pertanyaan dari orang lain.
Empati merupakan hal lain yang bisa
dikembangkan dari kegiatan seni. Hasil karya setiap anak kemungkinan besar
berbeda karena setiap anak adalah unik.
Seni dan kemampuan kognitif merupakan
dua hal yang sulit untuk dipisahkan. dengan kegiatan seni, anak menjadi terasah
kemampuannya dalam memecahkan masalah, berpikir secara kreatif, menggunakan
symbol-simbol yang abstrak bagi anak usia 4 – 6 tahun (Lasky & Mukerji
dalam Brewer, 1992; Jeanneret, N. dalam Wright, 2003 Seni adalah kegiatan yang
menyenangkan. Oleh karena itu, sering kali kita menggunakan kegiatan seni dalam
belajar mata pelajaran yang lain (Jalongo dalam brewer, 1992).
Kreatifan adalah salah satu hal yang positif
dari melakukan kegiatan seni. Seni menuntut anak untuk aktif melakukan
ekplorasi dan akhirnya harus bergerak (Brewer,
1992; Folwer.
Kegiatan seni juga sering dijadikan
sarana untuk melakukan terapi. Banyak anak yang menjadi berubah dari perilaku
negative (seperti agresif) ke perilaku positif (Jalongo dalam brewer, 1992)
melalui terapi seni (arttherapy). Kebebasan berekspresi merupakan dasar dari
terapi ini. Anak menjadi tidak takut mengekspresikan isi hatinya karena merasa
tidak bercerita secara langsung namun melalui gambar.
Dalam artikel di Museum Karya Seni
Anak (Museum of children’s Art) di Oakland, terdapat 20 alasan mengapa seni
merupakan hal yang penting bagi anak di antaranya :
1. Seni
menstimulasi kedua belah bagian otak.
2. 33%
anak adalah pembelajar visual (belajar menggunakan penglihatan).
3. Terdapat
penelitian yang menyatakan bahwa anak-anak yang melakukan kegiatan seni, dapat
membaca dengan lebih baik dan mendapat nilai yang baik dalam mata pelajaran
sains dan matematika.
4. Anak
belajar menggunakan panca indera dan seni mengakomodir itu semua.
5. Anak
membutuhkan sarana untuk mengekspresikan diri di sekolah.
6. Seni
meningkatkan kepercayaan diri.
7. Seni
meningkatkan atensi anak, terutama dalam melihat hal-hal atau kejadian-kejadian
yang ada di sekelilingnya.
8. Seni
mengembangkan keterampilan koordinasi tangan dana mata.
9. Seni
menstimulasi persepsi.
10. Seni
selalu mengajarkan anak untuk berpikir secara terbuka.
11. Seni
mengajarkan tentang memiliki beberapa solusi untuk suatu masalah.
12. Seni
mengajarkan anak untuk selalu kreatif saat memecahkan suatu masalah.
13. Anak
dapat berbagi dan melakukan refleksi dari hasil karyanya dan belajar tentang
dunia yang mereka tinggali.
14. Ketika
seni diintegrasikan dengan mata pelajaran lain, anak lebih senang dalam
belajar.
15. Dalam
menghasilkan suatu karya seni, anak dipaksa untuk melihat banyak kemungkinan,
untuk menemukan sesuatu dan merasa bebas.
16. Seni
menyejukkan jiwa manusia. Setiap orang senang melakukannya.
17. Seni
membawa budaya dari komunitas ke sekolah.
18. Seni
melibatkan orang tua dan guru di sekolah, mengajak mereka untuk berpartisipasi
sebagai volunter dalam berbagai kegiatan.
19. Seni
terlepas dari stereotip dan prasangka rasial.
20. Seni
sendiri adalah sesuatu yang berharga.
No comments:
Post a Comment