Thursday, July 12, 2018

Melahirkan Anak Kedua, Normal tapi dengan induksi, sakitnya minta ampun


Bila dibandingkan hamil anak kedua dan pertama maka saya lebih cemas ketika hamil anak kedua. Di kehamilan kedua ini saya lebih sering mengalami kontraksi palsu, hiks… si adik terus ngasi harapan palsu hehe,,, dan ketika saya melakukan lebih banyak gerak seperti jongkok bangun, ngepel dan gerakan nungging lainnya malah sakitnya ilang hal ini berlangsung selama 2 minggu. Dan akhirnya tepat tanggal 13 Juni 2018 jam 1 subuh saya mengalami flek, jadi saya senang karena sebentar lagi mau lahiran dan bertemu si adik, mendengar cerita melahirkan anak kedua lebih mudah dan sakirnya sebentar saya pun berharap mengalami hal yang sama.


Waktu melahirkan anak pertama durasi dari bukaan 1 hingga bukaan lengkap sekitar 6 jam jadi kemungkinan saya melahirkan hanya sekitar 2 sampai 3 jam pada kehamilan kedua ini (hehe.. ngarep) ternyata hal yang lain terjadi. Pada saat terjadi flek (jam 1 subuh) saya langsung ke rumah sakit untuk cek bukaan dan ternyata baru bukaan 2, jadi saya minta pulang dulu sama susternya diijinkan dan kembali lagi jam 6 pagi. Jam 6 pagi saya kembali ke rumah sakit dan ternyata sudah bukaan 4, sama suster saya disuruh jalan-jalan supaya bukaannya semakin cepat, tidak lupa suster menyarankan saya untuk makan supaya pas ngejan nanti punya banyak tenaga dan kembali cek bukaan jam 10 pagi. Ok saya jalan-jalan sama ditemani sama suami sambil menahan gelombang cinta (kontraksi) yang datang semakin sering.

Pukul 10 saya cek bukaan lagi eh ternyata masih bukaan 4, padahal kontraksinya makin sakit dan semakin sering. Akhirnya atas saran dokter kandungan saya, saya harus diinduksi atau diberi perangsang, supaya bukaannya makin lancar. Dengan penuh doa dan bayangan betapa sakitnya nanti sayapun menyetujuinya. Saya berbaring di tempat tidur pasien lalu saya dipasangi infus lagu perangsang tadi disuntikkan ke infus, selang 5 menit perangsangnya mulai bekerja sakitnya bukan main tapi kontraksinya tidak begitu sering. Selang 1 jam sakitnya makin menjadi dan tiada tara, saya terus berdoa agar bukaannya menjadi lebih cepat.

Jam 1.30 saya sudah teriak-teriak kesakitan dan akhirnya pecah ketuban., suami saya tetap mendampingi saya memijit bokong saya tapi benar-benar ga ada efeknya,, sakit yang saya rasakan ratusan kali lebih sakit dibandingkan melahirkan normal tanpa induksi. Beberapa saat kemudian suster cek bukaan saya dan sudah bukaan 8, suster menelpon dokter kandungan saya untuk segera datang, sesaat kemudian seperti ada batu besar yang mau keluar saya terus mengejan suster melihat lagi dan sudah bukaan lengkap, sayapun dibimbing untuk mengejan.  Tiga sampai 4 kali mengejan akhirnya lahirnya si adik dengan berat 3100gr dan panjang 49cm.

Rasa sakit yang luar biasa tadi hilang berganti dengan rasa bahagia dan lelah yang teramat sangat, bahkan saya tidak bias mersakan kaki dan badan saya, menahan sakit karena perangsang telah memforsir seluruh tenaga saya, sembari suster membersihkan sisa darah suster tetap menyuruh saya agar tidak memejamkan mata. Saya melihat suster sibuk menyelimuti anak saya dan dokterpun sedang menjahit bagian yang robek karena persalinan, jahitan yang saya dapatkan kali ini sangat sedikit dibandingkan ketika melahirkan anak pertama saya seperti diobras haha.  Ternyata Rahim saya masih belum  berkontraksi juga (masih mengalami pendarahan) suster terus memijat-mijat perut saya, sampai sakit sekali rasanya, yang saya ingat suster menyuntikkan lagi obat perangsang ke infus saya berharap saya segera mengalami kontraksi, saya masih diruang bersalin selama 2 jam untuk diobservasi sambil saya melakukan IMD.

Jam 4 sore dokter dan suster kembali memeriksa saya dan syukurlah Rahim saya sudah berkontrasi, saya dan si adik dipindahkan ke ruang perawatan. Ketika diruang perawatan saya langsung makan supaya tenaga saya kembali, selain itu juga saya tidak mau berlama-lama dirawat disana saya sangat merindukan kakak yang sudah saya tinggal bersama neneknya sejak jam 1 pagi.
Keesokan harinya dokter spesialis anak datang untuk  memeriksa adik, dia sudah BAB dan BAK kondisi adik sehat, lalu dokter spesialis kandungan juga memeriksa kondisi saya dan tidak ada masalah, saya bisa pulang saat itu juga.

No comments:

Post a Comment