Bila dibandingkan hamil anak kedua dan pertama maka saya
lebih cemas ketika hamil anak kedua. Di kehamilan kedua ini saya lebih sering
mengalami kontraksi palsu, hiks… si adik terus ngasi harapan palsu hehe,,, dan
ketika saya melakukan lebih banyak gerak seperti jongkok bangun, ngepel dan
gerakan nungging lainnya malah sakitnya ilang hal ini berlangsung selama 2
minggu. Dan akhirnya tepat tanggal 13 Juni 2018 jam 1 subuh saya mengalami
flek, jadi saya senang karena sebentar lagi mau lahiran dan bertemu si adik,
mendengar cerita melahirkan anak kedua lebih mudah dan sakirnya sebentar saya
pun berharap mengalami hal yang sama.
Waktu melahirkan anak pertama durasi dari bukaan 1 hingga
bukaan lengkap sekitar 6 jam jadi kemungkinan saya melahirkan hanya sekitar 2
sampai 3 jam pada kehamilan kedua ini (hehe.. ngarep) ternyata hal yang lain
terjadi. Pada saat terjadi flek (jam 1 subuh) saya langsung ke rumah sakit
untuk cek bukaan dan ternyata baru bukaan 2, jadi saya minta pulang dulu sama
susternya diijinkan dan kembali lagi jam 6 pagi. Jam 6 pagi saya kembali ke
rumah sakit dan ternyata sudah bukaan 4, sama suster saya disuruh jalan-jalan
supaya bukaannya semakin cepat, tidak lupa suster menyarankan saya untuk makan
supaya pas ngejan nanti punya banyak tenaga dan kembali cek bukaan jam 10 pagi.
Ok saya jalan-jalan sama ditemani sama suami sambil menahan gelombang cinta
(kontraksi) yang datang semakin sering.
Pukul 10 saya cek bukaan lagi eh ternyata masih bukaan 4,
padahal kontraksinya makin sakit dan semakin sering. Akhirnya atas saran dokter
kandungan saya, saya harus diinduksi atau diberi perangsang, supaya bukaannya
makin lancar. Dengan penuh doa dan bayangan betapa sakitnya nanti sayapun
menyetujuinya. Saya berbaring di tempat tidur pasien lalu saya dipasangi infus
lagu perangsang tadi disuntikkan ke infus, selang 5 menit perangsangnya mulai
bekerja sakitnya bukan main tapi kontraksinya tidak begitu sering. Selang 1 jam
sakitnya makin menjadi dan tiada tara, saya terus berdoa agar bukaannya menjadi
lebih cepat.
Jam 1.30 saya sudah teriak-teriak kesakitan dan akhirnya
pecah ketuban., suami saya tetap mendampingi saya memijit bokong saya tapi
benar-benar ga ada efeknya,, sakit yang saya rasakan ratusan kali lebih sakit
dibandingkan melahirkan normal tanpa induksi. Beberapa saat kemudian suster cek
bukaan saya dan sudah bukaan 8, suster menelpon dokter kandungan saya untuk
segera datang, sesaat kemudian seperti ada batu besar yang mau keluar saya
terus mengejan suster melihat lagi dan sudah bukaan lengkap, sayapun dibimbing
untuk mengejan. Tiga sampai 4 kali
mengejan akhirnya lahirnya si adik dengan berat 3100gr dan panjang 49cm.
Rasa sakit yang luar biasa tadi hilang berganti dengan rasa
bahagia dan lelah yang teramat sangat, bahkan saya tidak bias mersakan kaki dan
badan saya, menahan sakit karena perangsang telah memforsir seluruh tenaga
saya, sembari suster membersihkan sisa darah suster tetap menyuruh saya agar
tidak memejamkan mata. Saya melihat suster sibuk menyelimuti anak saya dan
dokterpun sedang menjahit bagian yang robek karena persalinan, jahitan yang
saya dapatkan kali ini sangat sedikit dibandingkan ketika melahirkan anak
pertama saya seperti diobras haha. Ternyata
Rahim saya masih belum berkontraksi juga
(masih mengalami pendarahan) suster terus memijat-mijat perut saya, sampai
sakit sekali rasanya, yang saya ingat suster menyuntikkan lagi obat perangsang
ke infus saya berharap saya segera mengalami kontraksi, saya masih diruang
bersalin selama 2 jam untuk diobservasi sambil saya melakukan IMD.
Jam 4 sore dokter dan suster kembali memeriksa saya dan
syukurlah Rahim saya sudah berkontrasi, saya dan si adik dipindahkan ke ruang
perawatan. Ketika diruang perawatan saya langsung makan supaya tenaga saya
kembali, selain itu juga saya tidak mau berlama-lama dirawat disana saya sangat
merindukan kakak yang sudah saya tinggal bersama neneknya sejak jam 1 pagi.
Keesokan harinya dokter spesialis anak datang untuk memeriksa adik, dia sudah BAB dan BAK kondisi
adik sehat, lalu dokter spesialis kandungan juga memeriksa kondisi saya dan
tidak ada masalah, saya bisa pulang saat itu juga.
No comments:
Post a Comment