1. Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Hasil Belajar.
Menurut Dimyati dan Mudjiono
(2006:238-253) menjelaskan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi proses dan
hasil belajar yaitu:
1. Faktor dari dalam
(intern)
a. Sikap terhadap belajar
Sikap merupakan
kemampuan memberikan penilaian tentang sesuatu, yang membawa diri sesuai dengan
penilaian. adanya penilaian tentang sesuatu mengakibatkan terjadinya sikap
menerima, menolak atau mengabaikan. Siswa memperoleh kesempatan belajar
meskipun demikian siswa dapat menerima, menolak atau mengabaikan kesempatan
belajar tersebut.
b. Motivasi Belajar
Motivasi belajar
merupakan kekuatan mental yang mendorong terjadinya proses belajar. Motivasi
belajar pada diri siswa dapat menjadi lemah. Lemahnya motivasi atau tiadanya
motivasi belajar akan melemahkan kegiatan belajar sehingga mutu hasil belajar
akan menjadi rendah. Oleh karena itu motivasi belajar pada diri siswa perlu
diperkuat terus - menerus agar siswa memiliki motivasi belajar yang kuat.
c.
Konsentrasi Belajar
Konsentrasi belajar merupakan kemampuan memusatkan perhatian pada
pelajaran. Pemusatan perhatian tersebut tertuju pada isi bahan belajar maupun
proses memperolehnya. Untuk memperkuat perhatian pada pelajaran, guru perlu
menggunakan bermacam-macam strategi belajar dan memperhitungkan waktu belajar
serta selingan istirahat.
d.
Mengolah Bahan Belajar
Mengolah bahan belajar merupakan kemampuan siswa untuk
menerima isi dan cara memperolehan ajaran sehingga menjadi bermakna bagi siswa.
Isi bahan belajar berupa pengetahuan, nilai kesusilaan, nilai agama, nilai
kesenian, serta keterampilan mental dan jasmani. Kemampuan siswa mengolah bahan
belajar menjadi lebih baik, bila siswa berpeluang aktif belajar.
e.
Menyimpan Perolehan Hasil Belajar
Menyimpan perolehan hasil belajar merupakan kemampuan menyimpan
isi pesan dan cara perolehan pesan. kemampuan menyimpan tersebut dapat
berlangsung dalam waktu pendek dan waktu yang lama. Kemampuan menyimpan dalam
waktu pendek berarti hasil belajar cepat dilupakan. kemampuan menyimpan dalam
waktu lama artinya hasil belajar tetap dimiliki siswa. Pemilikan itu dalam
waktu bertahun-tahun bahkan sepanjang hayat.
f.
Menggali Hasil Belajar Yang Tersimpan
Menggali hasil belajar yang tersimpan merupakan proses
mengaktifkan pesan yang telah terterima. Dalam hal pesan baru, maka siswa akan
memperkuat pesan dengan cara mempelajari kembali atau mengaitkannya dengan
bahan lama. Menggali pesan lama tersebut dapat berwujud transfer belajar atau
unujuk prestasi belajar.
g.
Kemampuan Beprestasi atau Unjuk Hasil Belajar
Kemampuan berprestasi atau unjuk hasil belajar merupakan suatu
puncak proses belajar. Pada tahap ini siswa membuktikan keberhasilan belajar.
Siswa menunjukan bahwa ia telah mampu memecahkan tugas-tugas belajar atau
mentransfer hasil belajar.
h.
Rasa Percaya Diri Siswa
Rasa percaya diri timbul dari keinginan mewujudkan diri bertindak
dan berhasil. Dalam proses belajar diketahui bahwa unjuk prestasi merupakan
tahap pembuktian “perwujudan diri” yang diakui oleh guru dan rekan sejawat
siswa. makin sering berhasil menyelesaikan tugas, maka semakin memperoleh
pengakuan umum dan selanjutnya rasa percaya diri semakin kuat.
i.
Intelegensi dan Keberhasilan Belaja
Intelegensi adalah suatu kecakapan global atau rangkuman kecakapan
untuk dapat bertindak secara terarah, berpikir secara baik dan bergaul dengan
lingkungan secara efisien. Kecakapan tersebut menjadi aktual bila siswa
memecahkan masalah dalam belajar atau kehidupan sehari-hari.
j.
Kebiasaan Belajar
Dalam kegiatan sehari-hari ditemukan adanya kebiasaan belajar yang
kurang baik. Kebiasaan belajar tersebut antara lain berupa belajar apda akhir
semester, belajar tidak teratur, menyia-nyiakan kesempatan belajar, bersekolah
hanya untuk bergengsi, datang bergaya pemimpin, bergaya jantan seperti merokok,
sok menggururi teman lain, dan bergaya minta “ belas kasihan” tanpa belajar.
Pemberian penguatan, penanaman disiplin dalam keberhasilan belajar dapat
mengurangi kebiasaan kurang baik dan mengembangkan harga diri siswa.
k.
Cita-cita Siswa
Dalam rangka tugas perkembangan pada umumnya setiap anak memiliki
cita-cita dalam hidup.Cita - cita sebagai motivasi intrinsik perlu di didikkan.
Didikkan pemilikan dan pencapaian cita-cita sebaiknya berpangkal dari kemampuan
berprestasi, dimulai dari hal yang sederhana ke hal yang semakin sulit
2. Faktor dari luar
(eksternal)
Faktor ekstern adalah
faktor yang berasal dari luar diri siswa. Yang termasuk faktor esktern yaitu :
a.
Guru Sebagai Pembina Siswa Belajar
Guru adalah pengajar yang mendidik. ia tidak hanya mengajar bidang
studi yang sesuai dengan kehliannya tetapi juga pendidik generasi muda
bangsanya. Sebagai pendidik, ia memusatkan perhatian pada kepribadian siswa
khususnya berkenan dengan kebangkitan belajar.
b.
Prasarana dan Sarana Pembelajaran
Prasarana pembelajaran meliputi gedung sekolah, ruang belajar,
lapangan olahraga, ruang ibadah, ruang kesenian dan peralatan olahraga. sarana
pembelajaran meliputi buku pelajaran, buku bacaan, alat dan fasilitas
laboratorium sekolah, dan berbagai media pengajaran yang lain. Lengkapnya
sarana dan prasarana pembelajaran merupakan kondisi pembelajaran yang baik.
c.
Kebijakan Penilaian
Proses belajar siswa mencapai puncaknya pada hasil belajar siswa
atas untuj kerja siswa. Dengan penilaian yang dimaksud adalah penentuan sampai
sesuatu dipandang berharga, bermutu atau bernilai datang dari orang lain .Dalam
penilaian hasil belajar, maka penentu keberhasilan belajar tersebut adalah
guru. Guru menyusun desain pembelajaran melaksanakan pembelajaran, dan menilai
hasil belajar.
d.
Lingkungan Sosial Siswa di Sekolah
Siswa-siswa di sekolah membentuk suatu lingkungan pergaulan, yang
dikenal sebagai lingkungan sosial siswa. Tiap siswa berada dalam lingkungan
sosial siswa di sekolah. Ia memiliki kedudukan dan peranan yang diakui oleh
sesama. Jika seorang siswa terterima, amka ia dengan mudah menyesuaikan diri dan
segera dapat belajar. Sebaliknya jika ia tertolak maka ia akan merasa tertekan.
e.
Kurikulum Sekolah
dengan kemajuan dan perkembangan masyarakat timbul tuntutan
kebutuhan baru, dan akibatnya kurikulum sekolah perlu direkonstruksi. Adanya
rekonstruksi tersebut menimbulkan kurikulum baru. Perubahan kurikulum sekolah
tersebut menimbulkan masalah. Masalah-masalah itu tujuan yang akan dicapai
mungkin berubah, isi pendidikan berubah, kegiatan belajar-mengajar berubah,
evaluasi berubah. Akibatnya siswa akan mempelajari cara-cara belajar yang
sesuai dengan ukuran lulusan yang baru ( Paizaluddin, 2013).
No comments:
Post a Comment