Monday, October 16, 2017

MEMERIKSA DAN MENGOLAH HASIL TES




1.      Memeriksa Hasil Tes Objektif
Salah satu keunggulan tes objektif adalah hasil tes dapat diperiksa sangat cepat dan tepat serta mempunyai ketetapan hasil yang tinggi. Cara pemeriksaan yang paling banyak dilakukn oleh para praktisi pendidikan di lapangan adalah dengan pemeriksaan secara manual. Cara ini tepat dilakukan jika jumlah peserta tesnya tidak terlalu banyak.
Jika peserta tes dalam jumlah besar maka anda dapat menggunakan fasilitas komputer untuk menskor dan mengolahnya. Pembacaan jawaban siswa dapat dilakukan dengan menggunakan bantuan mesin pembaca (scanner machine) dan untuk mengolah data selanjutnya dapat digunakan komputer. Sudah barang tentu apabila anda ingin menggunakan fasilitas scanner dan komputer maka persyaratan untuk itu harus  dipenuhi. Lembar jawaban yang digunakan siswa harus dapat dibaca oleh scanner  (scannable form) dan alat tulis yang digunakan untuk mengisi lembar jawaban tersebut harus menggunakan pinsil yang cukup mengandung graphit, biasanya digunakan pinsil 2 B . Prinsip kerja pemeriksaan jawaban dengan menggunakan fasilitas komputer adalah sebagai berikut.
a.       Semua jawaban siswa di scan
b.      Identitas data siswa yang terisi benar dipisahkan dengan identitas data siswa yang salah  melalui proses editing.
c.       Data yang salah tersebut harus diperbaiki melalui proses up-dating
d.      Setelah semua identitas data siswa benar maka langkah selanjutnya adalah memasukkan kunci jawaban ke dalam komputer.
e.       Langkah berikutnya adalah menghitung jawaban yang benar untuk setiap siswa melalui proses scoring.
Tetapi seperti anda ketahui bahwa penggunaan tes objektif mempunyai kelemahan di antaranya adanya kemungkinan siswa menjawab hanya dengan menebak. Jika anda ingin meminimalkan kemungkinan siswa menebak jawaban maka anda menggunakan formula tebakkan (gussing formula) sebagai berikut.
Di mana :
B         : Jumlah Jawaban Benar
S          : Jumlah Jawaban Salah
n          : Banyaknya Alternatif Jawaban
Jika diberlakukan formula maka siswa akan berhati-hati dalam menjawab setiap pertanyaan karena jika ia menjawab salah maka akan berakibat pada penurunan skor yang diperoleh. Pensekorannya dilakukan dengan memberikan skor 1 untuk jawaban yang benar dan 0 untuk jawaban yang salah. Butir soal yang tidak dijawab atau tidak di isi oleh siswa tidak dianggap sebagai jawaban salah tetapi dikategorikan pada jawaban yang belum diisi.
2.      Memeriksa Hasil Tes Uraian
Pemeberian skor atau scoring merupakan masalah serius dalam pemeriksaan hasil tes uraian. Menurut Hopkins dan kawan-kawan (1990) terdapat lima faktor yang menjadi permasalahan pada saat anda memeriksa hasil tes uraian yaitu ketidaktetapan pemeriksa dalam memberikan skor, adanya hallo effect, carry over  effect, order effect,  dan adanya efek penggunaan bahasa  serta tulisan siswa. Permasalahan  tersebut akan menjadi semakin besar pada saat anda menggunakan tes uraian terbuka.
Yang jelas dengan menggunakan tes uraian terbatas maka jawaban yang diberikan siswa akan terbatas sesuai dengan batasan-batasan yang diminta dalam butir soal. Dengan demikian siswa akan cepat selesai menjawab dan kemudian segera pindah mengerjakan butir soal yang lain. Dengan cara ini anda dapat menanyakan butir soal yang lebih banyak sehingga kerepresentatifan materi yang ditanyaka dalam satu waktu ujian dapat ditingkatkan. Dengan cara inilah valditas isi tes dapat anda tingkatkan.
Memeriksa hasil tes uraian agar permasalahan-permasalahan dalam pemeriksaan tes uraian dapat diminimalkan ? ikutilah cara-cara sebagai berikut.
a.       Untuk menjaga ketetapan hasil pemeriksaan (reliabilitas ), sebaiknya setiap lembar jawaban siswa minimal diperiksa oleh dua orang pemeriksa yaitu pemeriksa 1 dan pemeriksa 2.
b.      Sebelum mulai memeriksa jawaban siswa, kedua pemeriksa harus duduk bersama menyamakan persepsi untuk mencari kesepakatan-kesepakatan tentang bagaimana cara memeriksa jawaban siswa.
c.       Setelah kedua pemeriksa sepakat dengan butir soal dan pedoman penskorannya maka pedoman penskoran tersebut perlu diuji cobakan pada 5 – 10 lembar jawaban siswa. Selama uji coba tersebut kedua  pemeriksa harus bekerja secara sendiri-sendiri tidak boleh saling berdiskusi. Beberapa hal yang harus anda perhatikan selama melakukan pemeriksaan agar hasil pemeriksaan anda dapat dipertanggungjawabkan (Hopkin dkk, 1990) yaitu : ( 1 ) ketidaktetapan pemeriksa dalam memberikan skor ,( 2 ) adanya hallo effect,(3 ) carry over effect,(4)  order effect, dan( 5) adanya efek penggunaan bahasa serta tulisan siswa. Agar ketetapan hasil pemeriksaan anda tinggi maka lakukan dengan  cara memeriksa jawaban setiap butir soal untuk seluruh siswa.

No comments:

Post a Comment