Saturday, May 19, 2018

Drama/Bermain Peran


1.      Drama/Bermain Peran
Drama  yang dimaksud  di sini   bukanlah  adegan-adegan  yang  banyak membutuhkan  dialog-dialog  percakapan  Panjang  yang sering  kita lihat di televisi.  Drama yang  ditujukan  pada anak-anak  usia dini lebih  pada anak berpura-pura  menjadi sesuatu  atau seseorang , role-play, atau   membuat karakter. Anak  dapat  melakukannya secara  spontan  tanpa  harus  dilatih.
Dalam  bermain peran,  anak dapat  mengekspresikan  diri  sebebas-bebasnya. Hubungannya dengan aspek  perkembangan  lain adalah  sebagai berikut:

a.       Perkembangan  sosial  emosi:  untuk  bermain peran  dengan anak  lain,  anak harus  belajar  bernegosiasi  mengenai peran  yang akan  mereka mainkan,  situasinya,  dan alat-alat  apa yang bias dipakai.
Contoh : anak yang  takut pergi  ke rumah sakit  bisa  berperan sebagai dokter.  Penelitian  menemukan  bahwa  anak  yang biasa  bermain  peran  mengembangkan  empatinya  karena mereka  terbiasa  berada  pada  situasi  orang lain  untuk  sekejap.
b.      Perkembangan fisik:  anak mengembangkan  keterampilan  motoric  halus saat  mengancingkan baju  bermain perannya  dan melepaskan  bajunya.
c.       Perkembangan kognitif: saat mereka  berpura-pura,  merekaa  membuat gambaran  di  benaknya    mengenai  pengalaman masa lalu  dan mengubungkannya  dengan  situasi  yang ia imajinasikan.
d.      Perkembangan Bahasa:  untuk  membuat  situasi bermain  perannya  terlaksana, anak  harus menjelaskan  kepada teman-temannya,  bertukar pikiran,  dan beragumentasi  dengan  kata-kata  yang  bisa dipahami  oleh teman-temannya.




No comments:

Post a Comment