Secara etimologis, kata “kurikulum” berasal dari
bahasa latin yang kata dasarnya adalah currere. Kata ini digunakan untuk
memberi nama lapangan perlombaan lari. Karena dipakai untuk sebuah perlombaan,
pada lapangan tersebut terdapat garis “start” dan batas “finish”, untuk
menunjukkan tempat memulai dan mengakhiri perlombaan. Dalam perkembangannya,
kata ini kemudian diadopsi oleh dunia pendidikan. Di dunia pendidikan penggunaan
kata kurikulum menjadi jauh lebih populer jika dibandingkan dengan sebelumnya.
Lasmawan (2013:4)
mengemukakan kurikulum dimaknai sebagai pengalaman belajar yang direncanakan
sebagai dasar dan acuan dalam merencanakan, melaksanakan, mengevaluasi, dan mengembangkan
serta pelaksanaan dari kurikulum tersebut untuk mampu mentransformasi materi
pendidikan menjadi pengalaman belajar bagi peserta didik.
Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional merumuskan kurikulum sebagai seperangkat rencana dan
pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran, serta cara yang digunakan
sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan
pendidikan tertentu.Berdasarkan rumusan tersebut dapat diturunkan beberapa ciri
kurikulum yang antara lain sebagai berikut.
a) Curriculum
as a subject matter, yang menggambarkan kurikulum sebagai
kombinasi bahan untuk membentuk kerangka isi materi (content) yang aka
diajarkan. Dengan demikian, dalam pengertian ini isi atau materi merupakan
salah satu dari komponen kurikulum.
b) Curriculum
as experience, yang menggambarkan kurikulum sebagai
seperangkat pengalaman yang direncanakan sedemikian rupa untuk mencapai tujuan
pedidikan. Pengertian kurikulum ini juga menggambarkan pengalaman sebagai
kegiatan kurikulum
c) Curriculum
as intention, yang menyatakan kurikulum sebagai suatu
rencana, mulai dari tujuan, sasaran dan juga evaluasinya. Ini berarti kurikulum
merupakan program yang terencana.
d) Curiculum
as cultural reproduction, yang menyiratkan kurikulum sebagai
refleksi suatu budaya masyarakat tertentu.
e) Curriculum
as currere, yang menekankan kapasitas individu untuk
berpartisipasi dan mengonsepkan kembali pengalaman hidup seseorang. Dalam
pengertian ini, kurikulum merupakan perspektif pengalaman dan akibat terhadap
kurikulum atau intepretasi terhadap pengalaman hidup.
Dengan demikian kurikulum
merupakan seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan
pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan
pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.
Kedudukan posisi kurikulum
dalam pendidikan ada tiga, Pertama, kurikulum adalah konstruk atau sosok
yang dibangun untuk mentransfer apa yang sudah terjadi di masa lalu kepada
generasi berikutnya untuk dilestarikan, diteruskan atau dikembangkan.
Pengertian kurikulum tersebut didasarkan atas pandangan filosofis perenialisme
dan esensialisme. Kedua, kurikulum berposisi sebagai jawab untuk
menyelesaikan berbagai masalah sosial yang berkenaan dengan pendidikan. Posisi ini dicerminkan oleh
pengertian kurikulum yang didasarkan pada pandangan filosofi progresivisme. Ketiga, kurikulum merupakan alat
untuk membangun kehidupan masa depan, yang menempatkan kehidupan masa lalu,
masa sekarang, dan rencana
pengembangan dan pembangunan bangsa sebagai dasar untuk mengembangkan kehidupan masa depan.
No comments:
Post a Comment