Friday, September 28, 2018

A. Teknik dan Gaya Bernyanyi dalam Musik Tradisi


A.   Teknik dan Gaya Bernyanyi dalam Musik Tradisi
Masyarakat dan suku bangsa asli papua menari sekaligus bernyanyi dan bermain tifa yaitu alat musik pukul dengan sumber bunyi membrane (alat musik gendang masyarakat papua) dalam kelompok. Stamina mereka tetap terjaga, mereka memakan alat sagu yang kaya akan protein.

            Pada masyarakat sunda di cianjur dikenal dengan sebutan mamaos atau mamaca. mamaos adalah tembang yang telah lama dikenal jauh sebelum Indonesia merdeka . Pada awalnya mamaos dinyanyikan kalangan kaum laki – laki . Namun, selanjutnya mamaos juga dinyanyikan oleh kaum perempuan. banyak kalangan perempuan yang terkenal dalam menyanyikan mamaos, seperti Rd.Siti Sarah, Rd.Anah Ruhanah, Ibu Imong, Ibu O’oh, Ibu Resna, dan Nyi Mas Saodah.
            Bahan mamaos berasal dari berbagai seni suara sunda seperti pantun, beluk (mamaca) . Mamaos pantun sering disebut papantunan, ada pupuh yang sering dikenal dengan tembang, ada juga istilah kawih dan sekar.
            Penyanyi music tradisi disebut pesindhen, atau sindhen (dari Bahasa jawa) adalah sebutan bagi perempuan yang bernyanyi mengiringi gamelan, umumnya sebagai penyanyi satu – satunya . Pesindhen yang baik harus mempunyai kemampuan komunikasi yang luas dan keahlian vocal yang baik serta kemampuan untuk menyanyikan tembang.
            Pesinden juga sering disebut sinden, menurut Ki Mujoko Joko Raharjo berasal dari kata “Pasindhian” yang berarti yang kaya akan lagu atau yang melagukan (melantunkan lagu). Sinden juga disebut waranggana “Wara” berarti seseorang berjenis kelamin perempuan, dan “anggana” berarti sendiri . Sinden memang seorang wanita yang menyanyi sesuai dengan gendhing yang disajikan baik dalam klenengan maupun pergelaran wayang.
            Istilah sinden juga digunakan untuk menyebut hal yang sama di beberapa daerah seperti Banyumas, Yogyakarta, Sunda, dan Jawa Timur yang berhubungan dengan pergelaran wayang maupun klenengan . Pada pergelaran wayang zaman dulu, sinden duduk bersimpuh di belakang dalang, tepatnya di belakang pemain gender dian di depan pemain kendang .

No comments:

Post a Comment