Tuesday, November 6, 2018

CONTOH KERANGKA BERPIKIR

Kerangka Berpikir
Dari data awal yang diperoleh tentang prestasi belajar agama Hindu diketahui bahwa tingkat ketuntasan belajar yang dipersyaratkan masih belum bias dipenuhi. Karena itu guru sebagai peneliti berusaha mengatasinya dengan menerapkan metode bermain peran tokoh agama

Metode bermain peran tokoh agama memanfaatkan biografi tokoh-tokoh agama yang memiliki budi pekerti dan akhlak yang mulia untuk diperankan siswa dalam bermain peran di kelas. Menurut Aunurrahman (2009: 155) bahwa model bermain peran (role playing) dirancang khusus untuk membantu siswa mempelajari nilai-nilai sosial dan moral dan pencerminannya dalam perilaku. Model ini juga dimaksudkan untuk membantu siswa mengumpulkan dan mengorganisisaikan isu-isu moral dan sosial, mengembangkan empati terhadap orang lain, dan berupaya memperbaiki keterampilan sosial. Menurut Shaftel (1967) dalam artikel Endang Komara (2009) mengemukakan sembilan tahap bermain peran yang dapat dijadikan pedoman dalam pembelajaran agar lebih bermakna bagi siswa: (1) menghangatkan suasana dan memotivasi peserta didik, (2) memilih partisipan/peran, (3) menyusun tahap-tahap peran, (4) menyiapkan pengamat, (5) pemeranan, (6) diskusi dan evaluasi, (7) pemeranan ulang, (8) diskusi dan evaluasi tahap dua, (9) membagi pengalaman dan mengambil kesimpulan. Dengan cara itu, apa yang dipelajari siswa akan berdampak secara positif dan mampu dihayati dengan baik dan bermakna, karena secara psikologis keberadaan tokoh pembaharu dalam agama memiliki karisma yang mampu mempengaruhi segenap umatnya. 
Cara tersebut jika diterapkan dengan sungguh-sungguh diyakini dapat meningkatkan prestasi belajar siswa secara maksimal.

Hipotesis Tindakan
Berdasarkan penjabaran teori di atas, hipotesis tindakan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
Apabila memainkan peran tokoh agama dilaksanakan dengan maksimal maka dapat meningkatkan prestasi belajar agama hindu siswa kelas V SD Negeri Sekardadi.

No comments:

Post a Comment