Saturday, November 3, 2018

LATAR BELAKANG : SKRIPSI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CIRC UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VII.B SMP N 1 KINTAMANI

Dalam rangka memenuhi tuntutan global serta perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi secara terus menerus, dunia pendidikan dihadapkan pada tantangan untuk dapat melahirkan individu-individu yang dapat memenuhi tuntutan tersebut. Berbagai upaya dilakukan pemerintah untuk meningkatkan kualitas pendidikan, mulai dari perbaikan kurikulum sampai peningkatan kualitas tenaga pendidik, maupun peningkatan sarana-prasarananya. Perkembangan dunia pendidikan saat ini tidak hanya merupakan konstruksi perkembangan pendidikan lima tahun terakhir, akan tetapi hasil dari perkembangan pendidikan bangsa Indonesia dari sejak merdeka sampai saat ini. 


Pendidikan merupakan proses mengubah tingkah laku siswa menjadi manusia dewasa yang mampu hidup mandiri dan sebagai anggota masyarakat dalam lingkungan alam sekitar (Kurnia, Risqi, 2009) Untuk mewujudkan hal tersebut, maka sekolah sebagai komponen utama pendidikan perlu mengelola pembelajaran sesuai dengan prinsip-prinsip dimana pola pembelajaran yang dikembangakan menuntut keaktifan siswa dalam proses Kegiatan Belajar Mengajar (KBM). Proses pembelajaran di kelas merupakan inti proses pendidikan di sekolah. Sehingga perbaikan mutu pendidikan harus dimulai dengan menata dan meningkatkan mutu pembelajaran di kelas.

Guru sebagai fasilitator proses pembelajaran hendaknya mampu berperan dalam pembelajaran di kelas, misalnya dengan menerapkan salah satu model pembelajaran. Dantes (2008) menyatakan bahwa, tidak ada satupun model proses pembelajaran yang berlaku untuk setiap mata pelajaran di dalam kelas dengan peserta didik yang beragam. Untuk itu semua guru harus mampu memilih, mengembangkan dan menerapkan proses pemebelajaran yang sesuai dengan karakteristik mata pelajaran, karakteristik peserta didik, serta kondisi dan situasi lingkungan. Hal ini menunjukkan posisi penting proses pembelajaran dalam menghasilkan lulusan yang bermutu.

Suatu keberhasilan proses pembelajaran merupakan muara dari seluruh aktifitas yang dilakukan oleh guru dan siswa, sehingga dapat diartikan, apapun bentuk kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh seorang guru, mulai dari merancang pembelajaran memilih dan menentukan materi ajar, berbagai pendekatan yang dilakukannya, strategi dan metode pembelajaran, memilih dan menentukan teknik evaluasi, semua diarahkan demi tercapainya keberhasilan belajar siswa. Meskipun guru secara sungguh-sungguh telah berupaya merancang sedemikian rupa dan melaksanakan kegiatan pembelajaran  dengan baik namun masalah-masalah belajar tetap saja akan dijumpai oleh seorang guru. Hal ini merupakan pertanda bahwa belajar merupakan kegiatan dinamis sehingga guru perlu secara terus-menerus mencermati perubahan-perubahan yang terjadi pada siswa di kelas. Kegagalan proses pembelajaran dapat dilihat dari fenomena kesulitan belajar siswa yang biasanya tampak jelas dari rendahnya hasil belajar siswa.

Hal ini dapat dilihat dari hasil belajar siswa kelas VII.B SMP Negeri 1 Kintamani pada semester 1 Tahun Ajaran 2011/2012. Berdasarkan dokumentasi dan hasil wawancara yang dilakukan terhadap guru TIK SMP Negeri 1 Kintamani menyebutkan bahwa kelas VII.B merupakan kelas yang memiliki tingkat ketuntasan klasikal yang paling rendah. Pada tahun ajaran 20011/2012 sekolah menetapkan nilai kriteria ketuntasan minimum (KKM) bagi siswa pada mata pelajaran TIK adalah sebesar 75, dengan ketuntasan klasikal sebesar 80%. Berikut ini merupakan data hasil belajar TIK siswa kelas VII SMP Negeri 1 Kinatamani pada semester 1 Tahun Ajaran 2011/2012.


Tabel 1.1 Data Ketuntasan Klasikal Hasil Belajar Mata Pelajaran TIK Kelas VII SMP Negeri 1 Kintamani Semester 1 Tahun Ajaran 2011/2012 (Sumber: Data dokumentasi guru mata pelajaran TIK Kelas VII SMP Negeri 1 Kintamani)
Kelas Jumlah Siswa Jumlah Siswa Tuntas Ketuntasan Klasikal
VII.A 35 30 85,71 %
VII.B 35 24 68,57 %
VII.C 35 28 80,00 %
VII.D 35 27 77,14 %
VII.E 35 26 74,28 %
VII.F 35 29 82,85 %
VII.G 35 28 80,00 %
VII.H 35 27 77,14 %
VII.J 35 25 71,42 %

Berdasarkan nilai yang ditunjukkan pada Tabel 1.1 terlihat bahwa ketuntas klasikal kelas VII.B adalah yang paling rendah diantara kelas-kelas lainnya. Pada kelas VII.B jumlah siswa yang tuntas berjumlah 24 orang siswa dari total 35 orang siswa pada kelas tersebut, jadi jumlah siswa yang tuntas adalah sebesar 68,57%. Persentase ketuntasan ini masih cukup jauh dari ketuntasan klasikal yang ditetapkan yaitu sebesar 80%. Hal ini menjadi keprihatinan tersendiri bagi peneliti dan memotivasi peneliti untuk untuk menemukan solusi dari berbagai permasalahan yang ditemukan. Berdasarkan wawancara yang dilakukan dengan  guru yang mata pelajaran TIK Kelas VII.B di SMP Negeri 1 Kintamani, didapat beberapa faktor penyebab rendahnya hasil belajar bidang studi TIK di kelas tersebut diantaranya sebagai berikut, (1) Pembelajaran biasanya hanya disampaikan secara konvensional dimana guru memegang peranan aktif, sementara siswa cenderung pasif, (2) Rendahnya kemampuan sosial antar siswa, siswa yang cepat menguasai materi pelajaran kurang bisa berbagi dengan temannya yang sulit menerima pelajaran, sehingga sulit terjadi kerjasama dalam hal berbagi ilmu pengetahuan. Untuk menangani masalah-masalah tersebut guru perlu menggunakan model pembelajaran yang tepat. Dari kondisi tersebut, peneliti berupaya menggunakan model Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC).




Pembelajaran kooperatif model CIRC dipilih karena pembelajaran kooperatif ini sesuai untuk diterapkan di kelas VII.B SMP Negeri 1 Kintamani untuk menangani permasalahan yang terjadi. Dalam pembelajaran model CIRC siswa ditempatkan dalam kelompok-kelompok kecil yang heterogen, di dalam masing-masing kelompok terdiri dari siswa yang memiliki kemampuan yang berbeda-beda. Ini bertujuan untuk memeratakan kemampuan siswa di tiap kelompok sehingga mempermudah siswa yang pintar untuk berbagi pengetahuan. Dalam pembelajaran model CIRC digunakan beberapa artikel yang disesuaikan dengan materi sehingga dapat membantu siswa dalam diskusi. Oleh sebab itulah pembelajaran kooperatif model CIRC diyakini dapat meningkatan hasil belajar siswa.

No comments:

Post a Comment