Friday, November 9, 2018

Model Pembelajaran Ekspository

Model Pembelajaran Ekspository
Ekpository adalah sebuah strategi pembelajaran yang menekankan kepada proses penyampaian materi secara verbal dari seorang guru kepada sekelompok siswa dengan maksud agar siswa dapat menguasai materi pelajaran secara optimal. Sedangkan pendapat Roy Killen dalam Wina Sanjaya (2009) menamakan metode ekspositori dengan istilah strategi pembelajaran langsung (Direct Instruction). Karena dalam hal ini siswa tidak dituntut untuk menemukan materi itu. Materi pelajaran seakan-akan sudah jadi. Oleh karena metode ekspositori lebih menekankan kepada proses bertutur, maka sering juga dinamakan istilah metode chalk and talk. Metode ekspositori adalah bentuk pendekatan pembelajaran yang berpusat guru (teacher centered approach). Guru sangat berperan dominan dan fokus utama metode ini adalah kemampuan akademik siswa (academic achievement student).
Dibanding metode ceramah, dalam metode ini dominasi guru sudah banyak berkurang. Tetapi jika dibanding dengan metode demonstrasi, metode ini masih nampak lebih banyak didominasi oleh guru. Metode ekspositori adalah suatu cara menyampaikan gagasan atau ide  dalam memberikan informasi dengan lisan atau tulisan. Dimyati dan Mudjiono (1999:172) mengatakan metode ekspositori adalah memindahkan pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai kepada siswa. Peranan guru yang penting adalah : menyusun program pembelajaran, memberi informasi yang benar, pemberi fasilitas yang baik, pembimbing siswa dalam perolehan informasi yang benar, dan penilai prolehan informasi. Sedangkan peranan siswa adalah: pencari informasi yang benar, pemakai media dan sumber yang benar, menyelesaikan tugas dengan penilaian guru (http://sucyramdhani.blogspot.com/).
Lebih jauh, dalam bukunya Wina Sanjaya (2009:181) dalam penggunaan metode ekspositori terdapat prinsip-prinsip pembelajaran yang harus diperhatikan oleh guru antara lain: Berorientasi pada tujuan, Prinsip komunikasi, Prinsip kesiapan, Prinsip berkelanjutan. 
Di samping prinsip juga dijelaskan mengenai prosedur pelaksanaan metode ekspositori sebagai berikut: a) Persiapan (Preparation). Tahap persiapan berkaitan dengan mempersiapkan siswa untuk menerima pelajaran; b) Penyajian (Presentation). Penyampaian materi pelajaran sesuai dengan persiapan yang telah dilakukan.Hal yang harus diperhatikan oleh guru adalah bagaimana materi pelajaran dapat dengan mudah ditangkap dan dipahami oleh siswa; c) Korelasi (Correlation). Memberikan makna terhadap materi pelajaran, baik makna untuk memperbaiki struktur pengetahuan yang telah dimiliki siswa maupun makna untuk meningkatkan kualitas kemampuan berpikir dan kemampuan motorik siswa. d) Menyimpulkan (Generalization). Memahami inti (core) dari materi pelajaran yang telah disajikan.
    Mengaplikasikan (Aplication). Unjuk kemampuan siswa setelah mereka menyimak penjelasan guru.Sudut pandang tradisional Piaget memandang bahwa pengetahuan sebagai adanya realita lahiriah, obyektif dan tetap. Subyek menerima secara pasif realita obyek tersebut. Subyek pada dasarnya dilihat sebagai suatu tabula rasa bagaikan sehelai kertas putih kosong (Piaget, 1969).
Ausubel (Romiszowski, 1990) menyatakan model pembelajaran konvensional atau ekspositori didasarkan pada proses meaningful reception learning. Pendekatan ini cenderung menekankan penyampaian informasi yang bersumber dari buku teks, referensi atau pengalaman pribadi dengan menggunakan teknik ceramah, demonstrasi, diskusi dan laporan studi. Dengan demikian pengetahuan yang akan dipelajari siswa harus disajikan dan guru perlu memberikan berbagai definisi dari konsep yang akan diterima siswa.
Sadia (1996: 12) mendefisikan model belajar konvensional sebagai rangkaian kegiatan belajar yang dimulai dengan orientasi dan penyajian informasi yang berkaitan dengan konsep yang akan dipelajari, dilanjutkan dengan pemberian ilustrasi atau contoh soal oleh guru, diskusi tanya-jawab sampai akhirnya guru merasa bahwa apa yang telah diajarkannya dapat dimengerti oleh siswa.
Dalam pembelajaran ekspositori guru cenderung memegang kontrol proses pembelajaran yang aktif, sementara siswa relalif pasif menerima dan mengikuti apa yang disajikan oleh guru. Pembelajaran ekspositori merupakan pembelajaran yang lebih berpusat pada guru (teacher centered), guru menjadi sumber dan pemberi informasi utama. Meskipun dalam pembelajaran ekspositori digunakan metode selain ceramah dengan menggunakan berbagai media namun penekanannya tetap lebih pada proses penerimaan pengetahuan. 
Model pembelajaran yang berpusat pada guru ini memiliki keunggulan: 1) bahan belajar dapat disampaikan secara tuntas, 2) dapat diikuti oleh siswa dalam jumlah besar, 3) pembelajaran dapat dilaksanakan sesuai dengan alokasi waktu yang   ditetapkan, 4) target materi relatif mudah dicapai. Sedangkan kelemahannya yang dapat terjadi adalah: 1) membosankan, 2) keberhasilan perubahan sikap dan prilaku peserta didik relatif sulit diukur, 3) kualitas pencapaian tujuan belajar yang telah ditetapkan adalah relatif  rendah karena pendidik sering hanya mengejar target waktu untuk menghabiskan target  materi pembelajaran, dan pembelajaran kebanyakan menggunakan ceramah dan jawab (Sudjana, 2005:39) Jadi Kelebihan dari pendekatan ini adalah mudah dilakukan  karena tanpa memerlukan suatu rangkaian khusus pembelajaran dapat diterapkan pada materi yang mudah diakses siswa yang lebih bersifat hafalan. Sementara kelemahannya adalah: 1) kurang memberikan kesempatan bagi berkembangnya kemampuan eksplorasi, kreativitas, kemandirian dan sikap kritis siswa.  2) cenderung menimbulkan  sikap pasif pada siswa karena terbiasa menerima. 3) kegiatan cenderung bersifat mekanistis. Jadi model pembelajaran ekspositori tidak dilandasi oleh paham konstruktivisme (Wina Sanjaya, 2009).
Model ekspositori dalam kajian ini adalah menekankan pada pembelajaran biasa dipergunakan oleh guru dalam praktek pembelajaran secara aktual di lapangan. Sintak pembelajaran dengan model ekspositori adalah; 1) pada tahap pendahuluan guru menyampaikan pokok-pokok materi yang akan dibahas dan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai, 2) pada tahap inti guru menyampaikan materi dengan ceramah, tanya jawab, dilanjutkan demonstrasi atau eksperimen untuk memperjelas konsep diakhiri dengan penyampaian ringkasan atau latihan -latihan soal, 3) pada tahap penutup guru memberikan evaluasi maupun tugas-tugas untuk dikerj akan di rumah.

No comments:

Post a Comment