Saturday, November 3, 2018

RANAH KOGNITIF

 Ranah Kognitif
Ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam aspek yaitu : 
a)  Pengetahuan atau Ingatan 
Intilah pengetahuan dimaksudkan sebagai terjemahan dari kata knowledge dalam taksonomi Bloom. Sekalipun demikian, maknanya tidak sepenuhnya tepat sebab dalam istilah tersebut termasuk pula pengetahuan faktual disamping pengetahuan hapalan atau diingat seperti rumus, batasan, definisi, istilah, pasal dalam undang-undang, nama-nama tokoh , nama-nama kota. Dilihat dari proses belajar, istilah-istilah tersebut memang perlu dihafal dan diingat agar dikuasai sebagai dasar bagi pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep lainnya. Jenjang ini merupakan yang paling rendah dalam ranah kognitif misalnya siswa diminta untuk mengingat kembali satu atau lebih fakta-fakta sederhana.

b)  Pemahaman
Tipe hasil belajar yang lebih tinggi daripada pengetahuan adalah pemahaman. Dalam taksonomi Bloom, kesanggupan memahami setingkat lebih tinggi daripada pengetahuan. Namun tidaklah berarti bahwa pengetahuan tidak perlu ditanyakan sebab, untuk dapat memahami, perlu lebih dahulu mengetahui atau mengenal.
Pemahaman dapat dibedakan menjadi tiga kategori sebagai berikut.
Tingkat rendah adalah pemahaman terjemahan, mulai dari terjemahan dalam arti sebenarnya, misalnya mengartikan fungsi-fungsi dari perangkat keras komputer seperti fungsi monitor yang berfungsi sebagai perangkat output visual.
Tingkat kedua adalah pemahaman penafsiran, yakni menghubungkan bagian-bagian terdahulu dengan diketahui berikutnya, atau menghubungkan beberapa bagian dari grafik dengan kejadian.
Pemahaman tingkat ketiga atau tingkat tertinggi adalah pemahaman ekstrapolasi. Dengan ekstrapolasi diharapkan seseorang mampu melihat dibalik yang tertulis, dapat membuat ramalan tentang konsekuensi atau dapat memperluas presepsi dalam arti waktu, dimensi, kasus maupun masalah.
c)  Aplikasi
Aplikasi adalah penggunaan abstraksi pada situasi kongkret atau situasi khusus. Abstraksi tersebut mungkin berupa ide, teori, atau petunjuk teknis. Menerapkan abstraksi ke dalam situasi baru disebut aplikasi. Mengulang-ngulang menerapkannya pada situasi lama akan beralih menjadi pengetahuan hafalan atau keterampilan. Suatu situasi akan tetap diingat sebagai situasi baru bila tetap terjadi proses pemecahan masalah. 
Karena situasi itu lokal sifatnya dan mungkin pula subjektif , maka tidak mustahil bahwa isi suatu item itu baru bagi banyak orang, tetapi sesuatu yang sudah dikenal bagi beberapa orang tertentu. Mengetengahkan permasalahan baru hendaknya lebih didasarkan atas realitas yang ada dalam teks bacaan. Problem baru yang diciptakan sendiri oleh penyusun tes tidak mustahil naif karena dimensi yang dicakup terlalu sederhana.
Prinsip merupakan abstraksi suatu proses atau suatu hubungan mengenai kebenaran dasar atau hukum umum yang berlaku di bidang ilmu tertentu. Prinsip mungkin merupakan suatu pernyataan yang berlaku pada sejumlah keadaan, dan mungkin pula merupakan suatu deduksi dan suatu teori atau asumsi.
Generalisasi merupakan rangkuman sejumlah informasi atau rangkuman sejumlah hal khusus yang dapat dikenal pada hal khusus yang baru. Membedakan prinsip dengan generalisasi tidak selalu mudah dan akan lebih mudah dijelaskan dalam konteks cabang ilmu masing-masing.
d) Analisis
Analisis adalah usaha memilih suatu integritas menjadi unsur-unsur atau bagian-bagian jelas hirearkinya atau susunannya, analisis merupakan kecakapan yang kompleks, yang memanfaatkan kecakapan dari ketiga tipe sebelumnya. Dengan analisis diharapkan seseorang mempunyai pemahaman yang komprehensif dan dapat memilah integritas menjadi bagian-bagian yang tetap terpadu, untuk beberapa hal memahami prosesnya, untuk hal lain memahami cara bekerjanya untuk hal lain lagi memahami sistematikanya.
e) Sintesis
Penyatuan unsur-unsur atau bagian-bagian kedalam bentuk menyeluruh disebut sintesis. Berfikir berdasarkan pengetahuan hafalan, berfikir pemahaman, berfikir aplikasi, dan berfikir analisis dapat dipandang sebagai berfikir konvergen yang satu tingkat lebih rendah daripada berfikir divergen. Dalam berfikir konvergen, pemecahan atau jawabannya akan sudah diketahui berdasarkan yang sudah dikenalnya.
Berfikir sintesis adalah berfikir divergen yaitu pemecahan atau jawabannya belum dapat dipastikan. Mensintesis unit-unit tersebar tidak sama dengan mengumpulkannya ke dalam satu kelompok besar. Mengartikan analisa sebagai memecah integritas menjadi bagian-bagian dan sintesis sebagai menyatukan unsur-unsur menjadi integritas perlu secara hati-hati dan penuh telaah.
Berfikir sintesis merupakan salah satu terminal untuk menjadikan orang lebih kreatif. Berfikir kreatif merupakan suatu hasil yang hendak dicapai  dalam pendidikan. Seseorang yang kreatif sering menemukan atau menciptakan sesuatu. Kreatifitas juga beroprasi dengan cara berfikir divergen. Dengan kemampuan sintesis, orang mungkin menemukan hubungan kausal atau urutan tertentu atau menemukan abstraksinya atau operasionalnya.
f) Evaluasi
Evaluasi adalah pemberian keputusan tentang nilai sesuatu mungkin dilihat dari segi tujuan, gagasan, bara bekerja, pemecahan, metode, materiil, dll. Dilihat dari segi tersebut maka dalam evaluasi perlu adanya suatu standar terntentu. Dalam esay, standar atau kriteria tersebut muncul dalam bentuk frase “menurut pendapat saudara” atau “menurut teori tertentu”. Frase yang pertama sukar diuji mutunya, setidak-tidaknya sukar diperbandingkan atau variasi kriterianya sangat luas. Frase yang kedua lebih jelas standarnya. Untuk mempermudah mengetahui tingkat kemampuan evaluasi seseorang, item tesnya hendaklah menyebutkan kriterianya secara eksplisit.
Mengembangkan kemampuan evaluasi penting bagi kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Mampu memberikan evaluasi tentang kebijakan mengenai kesempatan belajar, kesempatan kerja, dapat mengembangkan partisipasi serta tanggungjawabnya sebagai warga negara. Mengembangkan kemampuan evaluasi yang dilandasi pemahaman, aplikasi, analisis, dan sintesis akan mempertinggi mutu evaluasinya. (Anas, 2005)

No comments:

Post a Comment