TONSILITIS
KRONIS
I.
Definisi
Tonsilitis
Kronis adalah peradangan kronis Tonsil setelah serangan akut yang terjadi berulang-ulang atau infeksi subklinis.
Tonsilitis berulang terutama terjadi pada anak-anak dan diantara serangan tidak jarang tonsil tampak sehat. Tetapi tidak
jarang keadaan tonsil diluar serangan
terlihat membesar disertai dengan hiperemi ringan yang mengenai pilar anterior
dan apabila tonsil ditekan keluar
detritus.
II.
Etiologi
Etiologi
berdasarkan Morrison yang mengutip hasil penyelidikan dari Commission on Acute
Respiration Disease bekeija sama dengan
Surgeon General of the Army America dimana dari 169 kasus didapatkan
data sebagai berikut:
· 25% disebabkan oleh Streptokokus (3 hemolitikus yang
pada masa penyembuhan tampak adanya kenaikan titer Streptokokus antibodi dalam
serum penderita.
· 25% disebabkan oleh Streptokokus golongan lain yang
tidak menunjukkan kenaikan titer Streptokokus antibodi dalam serum penderita.
Sisanya adalah Pneumokokus, Stafilokokus,
Hemofilus influenza.
III.
Faktor Predisposisi
Beberapa
faktor predisposisi timbulnya kejadian Tonsilitis Kronis, yaitu :
• Rangsangan
kronis (rokok, makanan)
• Higiene
mulut yang buruk
• Pengaruh
cuaca (udara dingin, lembab, suhu yang berubah- ubah)
• Alergi
(iritasi kronis dari allergen)
• Keadaan
umum (kurang gizi, kelelahan fisik)
• Pengobatan
Tonsilitis Akut yang tidak adekuat.
IV.
Patologi
Proses
peradangan dimulai pada satu atau lebih kripta tonsil. Karena proses radang berulang, maka epitel
mukosa dan
jaringan limfoid terkikis, sehingga pada
proses penyembuhan jaringan
limfoid akan diganti oleh jaringan parut. Jaringan ini akan mengerut sehingga kripta akan melebar. Secara klinis kripta ini akan tampak
diisi oleh Detritus (akumulasi epitel yang mati, sel leukosit yang mati dan bakteri yang menutupi kripta berupa eksudat
berwarna kekuning kuningan). Proses
ini meluas hingga menembus kapsul dan akhirnya timbul perlekatan dengan jaringan sekitar fossa tonsilaris.
Pada anak-anak, proses ini akan disertai dengan pembesaran kelenjar submandibula.
V.
Manifestasi Klinis
Pada umumnya
penderita sering mengeluh oleh karena serangan tonsilitis akut yang berulang
ulang, adanya rasa sakit (nyeri) yang terus-menerus pada tenggorokan
(odinofagi), nyeri waktu menelan atau ada sesuatu yang mengganjal di
kerongkongan bila menelan, terasa kering dan pernafasan berbau. Pada
pemeriksaan, terdapat dua macam gambaran tonsil dari Tonsilitis Kronis yang mungkin
tampak, yakni:
1.
Tampak
pembesaran tonsil oleh karena hipertrofi dan perlengketan ke jaringan sekitar,
kripta yang melebar, tonsil ditutupi oleh eksudat yang purulen atau seperti keju.
2.
Mungkin
juga dijumpai tonsil tetap kecil, mengeriput, kadang-kadang seperti terpendam
di dalam tonsil bed dengan tepi yang hiperemis, kripta yang melebar dan ditutupi
eksudat yang purulen.
Berdasarkan rasio perbandingan tonsil dengan
orofaring, dengan mengukur jarak antara kedua pilar anterior dibandingkan
dengan jarak permukaan medial kedua tonsil, maka gradasi pembesaran tonsil
dapat dibagi menjadi:
To : Tonsil masuk di dalam fossa
T1 : <25% volume tonsil dibandingkan dengan volume
orofaring
T2: 25-50% volume tonsil dibandingkan dengan volume
orofaring
T3 : 50-75%
volume tonsil dibandingkan dengan
volume orofaring
T4 : >75% volume tonsil dibandingkan dengan volume orofaring
VI.
Diagnosis
Adapun
tahapan menuju diagnosis tonsilitis kronis adalah sebagai berikut
1.
Anamnesa
Anamnesa
ini merupakan hal yang sangat penting karena hampir 50% diagnosa dapat ditegakkan
dari anamnesa saja. Penderita sering datang dengan keluhan rasa sakit pada tenggorok
yang terns menerus, sakit waktu menelan, nafas bau busuk, malaise, sakit pada sendi,
kadang-kadang ada demam dan nyeri pada leher.
2.
Pemeriksaan
Fisik
Tampak
tonsil membesar dengan adanya hipertrofi dan jaringan parut. Sebagian kripta mengalami
stenosis, tapi eksudat (purulen) dapat diperlihatkan dari kripta-kripta
tersebut. Pada beberapa kasus, kripta membesar, dan suatu bahan seperti keju
atau dempul amat banyak terlihat pada kripta. Gambaran klinis yang lain yang
sering adalah dari tonsil yang kecil, biasanya membuat lekukan, tepinya
hiperemis dan sejumlah kecil sekret purulen yang tipis terlihat pada kripta.
3.
Pemeriksaan
Penunjang
Dapat
dilakukan kultur dan uji resistensi (sensitifitas) kuman dari sediaan apus
tonsil. Biakan swab sering menghasilkan beberapa macam kuman dengan derajat
keganasan yang rendah, seperti Streptokokus hemolitikus, Streptokokus viridans,
Stafilokokus, atau Pneumokokus.
VII.
Komplikasi
Komplikasi dari tonsilitis kronis dapat teijadi secara
perkontinuitatum ke daerah sekitar atau secara hematogen atau
limfogen ke organ yang jauh dari tonsil. Adapun berbagai komplikasi yang kerap
ditemui adalah sebagai berikut:
1.
Komplikasi
sekitar tonsila
• Peritonsilitis
Peradangan tonsil dan daerah sekitarnya yang berat
tanpa adanya trismus dan abses.
• Abses Peritonsilar (Quinsy)
Kumpulan nanah yang terbentuk di dalam ruang
peritonsil. Sumber infeksi berasal dari penjalaran tonsilitis akut yang mengalami
supurasi, menembus kapsul tonsil dan penjalaran dari infeksi gigi.
• Abses Parafaringeal
Infeksi dalam ruang parafaring dapat terjadi melalui
aliran getah bening atau pembuluh darah. Infeksi berasal dari daerah tonsil,
faring, sinus paranasal, adenoid, kelenjar limfe faringeal, os mastoid dan os
petrosus.
• Abses Retrofaring
Merupakan pengumpulan pus dalam ruang retrofaring.
Biasanya teijadi pada anak usia 3 bulan sampai 5 tahun karena ruang retrofaring
masih berisi kelenjar limfe.
• Kista Tonsil
Sisa makanan terkumpul dalam kripta mungkin tertutup
oleh jaringan fibrosa dan ini menimbulkan kista berupa tonjolan pada tonsil
berwarna putih dan berupa cekungan, biasanya kecil dan multipel.
• Tonsilolith (Kalkulus dari tonsil)
Terjadinya deposit kalsium fosfat dan kalsium karbonat
dalam jaringan tonsil yang membentuk bahan keras seperti kapur.
2.
Komplikasi
Organ jauh
• Demam rematik dan penyakit jantung rematik
• Glomerulonefritis
• Episkleritis, konjungtivitis berulang dan koroiditis
• Psoriasiseritema multiforme, kronik urtikaria dan
purpura
• Artritis dan fibrositis.
VIII. Penatalaksanaan
Pengobatan pasti untuk tonsilitis kronis adalah
pembedahan pengangkatan tonsil (Adenotonsilektomi). Tindakan ini dilakukan pada
kasus-kasus dimana penatalaksanaan medis atau terapi konservatif yang gagal
untuk meringankan gejala-gejala. Penatalaksanaan medis termasuk pemberian
antibiotika penisilin yang lama, irigasi tenggorokan sehari-hari dan usaha
untuk membersihkan kripta tonsilaris dengan alat irigasi gigi (oral). Ukuran
jaringan tonsil tidak mempunyai hubungan dengan infeksi kronis atau berulang-ulang.
Tonsilektomi merupakan suatu prosedur pembedahan yang
diusulkan oleh Celsus dalam buku De Medicina (tahun 10 Masehi). Jenis tindakan
ini juga merupakan tindakan pembedahan yang pertama kali didokumentasikan
secara ilmiah oleh Lague dari Rheims (1757).
No comments:
Post a Comment