Saturday, February 2, 2019

BERBAGAI JENIS GANGGUAN BERBICARA DAN EMOSI PADA ANAK YANG PERLU DI KETAHUI OLEH ORANG TUA


BERBAGAI JENIS GANGGUAN BERBICARA DAN EMOSI PADA ANAK YANG PERLU DI KETAHUI OLEH ORANG TUA
Ditulis oleh :
PENDAHULUAN
Gangguan bicara dan bahasa adalah salah satu penyebab terhambatnya tumbuh-kembang anak yang sering ditemui. Adapun gangguan yang sering dikeluhkan orangtua yaitu keterlambatan bicara. Gangguan ini tampaknya semakin hari dilaporkan meningkat penyebab keterlambatan bicara sangat luas dan banyak. Ada yang ringan sampai yang berat, mulai yang bisa membaik hingga yang sulit dikoreksi.

Selain ganguan bicara atau bahasa pada anak ada juga gangguan emosi pada anak. Sifat pemarah pada anak disinyalir dapat mempengaruhi kesehatannya. Misalnya, mengundang resiko penyakit jantung atau darah tinggi. Begitu pula dengan gangguan emosi negatif seperti rasa sedih dan takut yang berlebihan. Rasa sedih akan membuat turunnya imunitas anak. Sementara rasa takut yang berlebihan, akan membuat anak tidak percaya diri. Selain itu, anak pemarah juga akan mendapat kesulitan dalam kehidupan sosialnya.
Berkaitan dengan gangguan bahasa dan emosi pada anak, akan dijelaskan lebiha lanjut agar para orang tua mengetahui gejala-gejala gangguang tersebut dan bisa mengatasi gangguan yang terjadi pada anak.








ISI
v  Jenis-Jenis Gangguan Bahasa Pada Anak
Ada beberapa gangguan yang perlu diperhatikan orangtua:
1. Disfasia Gangguan perkembangan bahasa yang tidak sesuai dengan perkembangan kemampuan anak seharusnya. Ditengarai gangguan ini muncul karena adanya ketidaknormalan pada pusat bicara yang ada di otak. Anak dengan gangguan ini pada usia setahun belum bisa mengucapkan kata spontan yang bermakna, misalnya mama atau papa. Kemampuan bicara reseptif (menangkap pembicaraan orang lain) sudah baik tapi kemampuan bicara ekspresif (menyampaikan suatu maksud) mengalami keterlambatan. Karena organ bicara sama dengan organ makan, maka biasanya anak ini mempunyai masalah dengan makan atau menyedot susu dari botol.
2. Gangguan disintegratif pada kanak-kanak (Childhood Diintegrative Disorder/CDD) Pada usia 1-2 tahun, anak tumbuh dan berkembang dengan normal, kemudian kehilangan kemampuan yang telah dikuasainya dengan baik. Anak berkembang normal pada usia 2 tahun pertama seperti kemampuan komunikasi, sosial, bermain dan perilaku. Namun kemampuan itu terganggu sebelum usia 10 tahun, yang terganggu di antaranya adalah kemampuan bahasa, sosial, dan motorik.
3. Sindrom Asperger Gejala khas yang timbul adalah gangguan interaksi sosial ditambah gejala keterbatasan dan pengulangan perilaku, ketertarikan, dan aktivitas. Anak dengan gangguan ini mempunyai gangguan kualitatif dalam interaksi sosial. Ditandai dengan gangguan penggunaan beberapa komunikasi nonverval (mata, pandangan, ekspresi wajah, sikap badan), tidak bisa bermain dengan anak sebaya, kurang menguasai hubungan sosial dan emosional.
4. Gangguan multisystem development disorder (MSDD) MSDD digambarkan dengan ciri-ciri mengalami problem komunikasi, sosial, dan proses sensoris (proses penerimaan rangsang indrawi). Ciri-cirinya yang jelas adalah reaksi abnormal, bisa kurang sensitif atau hipersensitif terhadap suara, aroma, tekstur, gerakan, suhu, dan sensasi indra lainnya. Sulit berpartisipasi dalam kegiatan dengan baik, tetapi bukan karena tertarik, minat berkomunikasi dan interaksi tetap normal tetapi tidak bereaksi secara optimal dalam interaksinya. Ada masalah yang terkait dengan keteraturan tidur, selera makan, dan aktivitas rutin lainnya.

v  Jenis-Jenis Gangguan Emosi Pada Anak
Ada 4 macam klasifikasi gangguan emosi anak antara lain:
1. Ketidak mampuan untuk menunjukkan tingkah laku yang tepat dalam situasi tertentu.
2. Ketidak mampuan untuk membangun hubungan pertemanan dengan teman sebaya.
3. Mudah merasa deperesi atau cemas hanya karena alasan-alasan kecil.
4. Memiliki gangguan gejala tertentu saat mengahadapi masalah . Misal sakit perut jika disuruh maju ke depan kelas; takut dengan semua orang dengan kumis atau berewok dan lain sebagainya.
Klasifikasi Berdasarkan Tingkatannya
Selanjutnya keempat gangguan emosi tersebut dapat dikelompokkan menjadi tiga tingkat yaitu ringan, sedang, dan berat. Gangguan emosi ringan biasanya tidak mudah terdeteksi karena orang tua biasanya menganggap hal ini sebagai sesuatu yang wajar pada anak. Misalkan si 4 tahun masih menolak untuk berbagi mainannya, bahkan marah bila ada yang mencoba memegang mainannya. Padahal sesuai dengan tahap perkembangan emosi, usia 4 tahun seharusnya telah paham berbagi dan bermain bersama teman.
Tingkat sedang akan terlihat ketika anak bertindak lebih jauh dari situasi di atas. Misalkan kemarahannya membuatnya menyakiti teman yang meminjam mainannya. Atau saat ia berumur 5-6 tahun ia akan menolak untuk tidur sendiri sambil mengemukakan alasan-alasan yang tidak masuk akal.
Gangguan emosi tingkat berat akan terlihat bila anak mudah mengamuk untuk suatu hal yang tidak sesuai keinginannya. Cara ia mengamuk pun diikuti dengan tindakan menyakiti diri. Atau saat ketakutan ia akan langsung pucat, menjerit dan bahkan keluar keringat dingin.
Gangguan emosi dapat diatasi dengan berbagai jenis terapi, misalnya terapi kartu emosi, art therapy, terapi bermain, terapi musik, dan terapi tulisan tangan.


No comments:

Post a Comment