BERBAGAI JENIS GANGGUAN BERBICARA DAN EMOSI PADA ANAK
YANG PERLU DI KETAHUI OLEH ORANG TUA
Ditulis oleh :
PENDAHULUAN
Gangguan bicara dan bahasa adalah salah satu penyebab terhambatnya
tumbuh-kembang anak yang sering ditemui. Adapun gangguan yang sering dikeluhkan
orangtua yaitu keterlambatan bicara. Gangguan ini tampaknya semakin hari
dilaporkan meningkat penyebab keterlambatan bicara sangat luas dan banyak. Ada
yang ringan sampai yang berat, mulai yang bisa membaik hingga yang sulit
dikoreksi.
Selain ganguan bicara atau bahasa pada anak ada juga gangguan emosi pada
anak. Sifat pemarah pada anak disinyalir dapat mempengaruhi kesehatannya.
Misalnya, mengundang resiko penyakit jantung atau darah tinggi. Begitu pula
dengan gangguan emosi negatif seperti rasa sedih dan takut yang berlebihan.
Rasa sedih akan membuat turunnya imunitas anak. Sementara rasa takut yang
berlebihan, akan membuat anak tidak percaya diri. Selain itu, anak pemarah juga
akan mendapat kesulitan dalam kehidupan sosialnya.
Berkaitan dengan gangguan bahasa dan emosi pada anak, akan dijelaskan
lebiha lanjut agar para orang tua mengetahui gejala-gejala gangguang tersebut
dan bisa mengatasi gangguan yang terjadi pada anak.
.
ISI
v Jenis-Jenis
Gangguan Bahasa Pada Anak
Ada beberapa gangguan yang perlu diperhatikan orangtua:
1. Disfasia Gangguan perkembangan bahasa yang tidak sesuai dengan
perkembangan kemampuan anak seharusnya. Ditengarai gangguan ini muncul karena
adanya ketidaknormalan pada pusat bicara yang ada di otak. Anak dengan gangguan
ini pada usia setahun belum bisa mengucapkan kata spontan yang bermakna,
misalnya mama atau papa. Kemampuan bicara reseptif (menangkap pembicaraan orang
lain) sudah baik tapi kemampuan bicara ekspresif (menyampaikan suatu maksud)
mengalami keterlambatan. Karena organ bicara sama dengan organ makan, maka
biasanya anak ini mempunyai masalah dengan makan atau menyedot susu dari botol.
2. Gangguan disintegratif pada kanak-kanak (Childhood Diintegrative
Disorder/CDD) Pada usia 1-2 tahun, anak tumbuh dan berkembang dengan normal,
kemudian kehilangan kemampuan yang telah dikuasainya dengan baik. Anak
berkembang normal pada usia 2 tahun pertama seperti kemampuan komunikasi,
sosial, bermain dan perilaku. Namun kemampuan itu terganggu sebelum usia 10
tahun, yang terganggu di antaranya adalah kemampuan bahasa, sosial, dan
motorik.
3. Sindrom Asperger Gejala khas yang timbul adalah gangguan interaksi
sosial ditambah gejala keterbatasan dan pengulangan perilaku, ketertarikan, dan
aktivitas. Anak dengan gangguan ini mempunyai gangguan kualitatif dalam
interaksi sosial. Ditandai dengan gangguan penggunaan beberapa komunikasi
nonverval (mata, pandangan, ekspresi wajah, sikap badan), tidak bisa bermain dengan
anak sebaya, kurang menguasai hubungan sosial dan emosional.
4. Gangguan multisystem development disorder (MSDD) MSDD digambarkan
dengan ciri-ciri mengalami problem komunikasi, sosial, dan proses sensoris
(proses penerimaan rangsang indrawi). Ciri-cirinya yang jelas adalah reaksi
abnormal, bisa kurang sensitif atau hipersensitif terhadap suara, aroma,
tekstur, gerakan, suhu, dan sensasi indra lainnya. Sulit berpartisipasi dalam
kegiatan dengan baik, tetapi bukan karena tertarik, minat berkomunikasi dan
interaksi tetap normal tetapi tidak bereaksi secara optimal dalam interaksinya.
Ada masalah yang terkait dengan keteraturan tidur, selera makan, dan aktivitas rutin
lainnya.
v Jenis-Jenis Gangguan Emosi Pada Anak
Ada
4 macam klasifikasi gangguan emosi anak antara lain:
1. Ketidak mampuan untuk menunjukkan tingkah
laku yang tepat dalam situasi tertentu.
2. Ketidak mampuan untuk membangun hubungan
pertemanan dengan teman sebaya.
3.
Mudah merasa deperesi atau cemas hanya karena alasan-alasan kecil.
4. Memiliki gangguan gejala tertentu saat
mengahadapi masalah . Misal sakit perut jika disuruh maju ke depan kelas; takut
dengan semua orang dengan kumis atau berewok dan lain sebagainya.
Klasifikasi
Berdasarkan Tingkatannya
Selanjutnya
keempat gangguan emosi tersebut dapat dikelompokkan menjadi tiga tingkat yaitu
ringan, sedang, dan berat. Gangguan emosi ringan biasanya tidak mudah
terdeteksi karena orang tua biasanya menganggap hal ini sebagai sesuatu yang
wajar pada anak. Misalkan si 4 tahun masih menolak untuk berbagi mainannya,
bahkan marah bila ada yang mencoba memegang mainannya. Padahal sesuai dengan
tahap perkembangan emosi, usia 4 tahun seharusnya telah paham berbagi dan
bermain bersama teman.
Tingkat
sedang akan terlihat ketika anak bertindak lebih jauh dari situasi di atas.
Misalkan kemarahannya membuatnya menyakiti teman yang meminjam mainannya. Atau
saat ia berumur 5-6 tahun ia akan menolak untuk tidur sendiri sambil
mengemukakan alasan-alasan yang tidak masuk akal.
Gangguan
emosi tingkat berat akan terlihat bila anak mudah mengamuk untuk suatu hal yang
tidak sesuai keinginannya. Cara ia mengamuk pun diikuti dengan tindakan
menyakiti diri. Atau saat ketakutan ia akan langsung pucat, menjerit dan bahkan
keluar keringat dingin.
Gangguan
emosi dapat diatasi dengan berbagai jenis terapi, misalnya terapi kartu
emosi, art therapy, terapi bermain, terapi musik, dan terapi
tulisan tangan.
.
No comments:
Post a Comment