Saturday, October 14, 2017

CONTOH JURNAL BAHASA INDOENSIA IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION (CIRC) DALAM PEMBELAJARAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA KHUSUSNYA PUISI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS XII MULTIMEDIA SEMESTER I



IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION (CIRC) DALAM PEMBELAJARAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA KHUSUSNYA PUISI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS XII MULTIMEDIA SEMESTER I
SMK NEGERI 1 SUSUT


ABSTRAK

Penelitian ini dilaksanakan di SMK Negeri 1 Susut yang kemampuan siswanya untuk mata pelajaran Bahasa dan sastra Indonesia khususnya Puisi masih rendah. Tujuan penulisan penelitian tindakan kelas ini adalah untuk mengetahui apakah implementasi model pembelajaran CIRC dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas XII Jurusan Multimedia tahun pelajaran 213/2014. Metode pengumpulan data yang penulis gunakan  adalah  metode tes  hasil belajar . Metode analisis data yang digunakan adalah   deskriptif.  Subyek penelitian terdiri dari 32 siswa. Rata-rata kemampuan awal yang dimiliki siswa dalam pokok bahasan puisi adalah 60.11. Rata-rata ini ter
masuk rendah karena KKM yang harus dicapai siswa adalah 75.00. Untuk memperbaiki hal tersebut perlu dilakukan pembenahan dan inovasi dalam pembelajaran. Agar pembelajaran puisi menjadi lebih menarik bagi siswa maka peneliti menggunakan menggunakan model pembelajaran CIRC dalam penyampaian materi. Dalam penelitian ini dilaksanakan dengan 2 siklus. Rata-rata yang diperoleh siswa pada siklus I adalah 74.31.  Hasil  yang diperoleh pada siklus I ternyata masih di bawah KKM  penelitian dilanjutkan pada siklus II. Pada  siklus II hasil belajar siswa sangat menggembirakan yakni 79.97. Karena hasil yang diperoleh pada siklus II sudah menunjukkan hasil di atas KKM  maka penelitian ini berhenti  pada siklus II. Ternyata hasil yang diperoleh meningkat secara signifikan. Jadi penggunaan media kartu soal dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas XII Jurusan Multimedia Tahun pelajaran 2013/2014.

Kata kunci:     CIRC, Hasil Belajar, Puisi


A.    PENDAHULUAN
Dalam pembangunan nasional, pendidikan diartikan sebagai upaya meningkatkan harkat dan martabat manusia serta dituntut untuk menghasilkan kualitas manusia yang lebih tinggi untuk menjamin pelaksanaan dan kelangsungan pembangunan. Peningkatan kualitas pendidikan harus dipenuhi melalui peningkatan proses pembelajaran, metode pembelajaran, kesejahteraan pendidik dan tenaga kependidikan lainnya. Dalam upaya memperbaiki kualitas pendidikan agar relevan dengan perkembangan zaman dan kebutuhan siswa di masa yang akan datang, pemerintah perlu mengupayakan suatu pembaharuan terhadap system pendidikan.
Pembaharuan system pendidikan dapat dilakukan dengan berbagai cara salah satunya peningkatan mutu mata pelajaran Bahasa Indonesia, yang merupakan salah satu mata pelajaran penting dan saat ini sudah berkembang pesat naik dari materi maupun kegunaannya. Bahasa Indonesia merupakan simbol persatuan dan merupakan Bahasa resmi yang telah disepakati bersama oleh seluruh bangsa Indonesia. Hal ini tertuang pada butir ketiga yang berbunyi :
“ Kami putra dan putri Indonesia menjunjung Bahasa persatuan, Bahasa Indonesia” .
Begitu pula dengan Undang-Undang Kebahasaan Pasal 2 yang menyebutkan bahwa Bahasa Indonesia berkedudukan sebagai Bahasa nasional dan Bahasa negara. Tak heran apabila mata pelajaran kemudian diberikan sejak Sekolah Dasar (SD) hingga Perguruan Tinggi. Siswa diharapkan mampu menguasai, memahami, dan dapat mengimplementasikan keterampilan berbahasa seperti mendengarkan, berbicara, membaca dan menulis. Sastra Indonesia merupakan bagian dari pembelajaran Bahasa Indonesia. Meski porsi pembelajaran sastra lebih sedikit namun materi puisi, prosa, dan drama tetap diajarkan di SMK.
Mendengar keluhan siswa kelas XII yang baru saja keluar dari ruang Ujian Nasional tahun 2012-2013, yang mengatakan dirinya sulit menjawab soal pemahaman tentang isi puisi. Penulis kutipkan isi keluhan siswa “Sulit sekali soal-soal puisinya,” kata seorang siswa kepada temannya. Terkait dengan keluhan siswa tersebut, penulis merasa terketuk dan terpanggil sebagai guru bahasa Indonesia ingin memecahkan masalah keluhan siswa tersebut dan ingin membuktikan apakah keluhan itu benar adanya ataukah hanya sekedar iseng saja.
Disamping mendengar keluhan siswa,  penulis juga melihat data hasil ulangan harian  yang menyatakan bahwa masih banyak nilai siswa belum memenuhi Kriteria Ketuntasan dari  jumlah 32 peserta didik kelas XII Multimedia. Memang banyak siswa beranggapan bahwa pelajaran bahasa dan sastra Indonesia khususnya pembelajaran sastra dibidang “puisi”  sulit dipahami dan tidak disukai, apalagi pembelajaran di kelas berlangsung pada saat jam pelajaran terakhir. Situasinya kurang menggairahkan sehingga menimbulkan rasa ngantuk. Namun anggapan itu kiranya kurang tepat.
Sebenarnya pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia khususnya pembelajaran “PUISI” adalah pembelajaran yang fleksibel dan menyenangkan, dan pembelajaran  bisa berlangsung efektif jika guru pintar memilih teknikpembelajaran sesuai dengan tujuan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar yang akan dicapai.
Pembelajaran yang efekif dapat dilihat dari adanya interaksi aktif antara guru dan siswa. Interaksi aktif yang dimaksud adalah interaksi edukatif yang dalam proses pembelajaran tidak hanya didominasi oleh guru tetapi siswa juga terlibat secara langsung dan aktif.
Dalam pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah, penulis mengalami hambatan untuk menciptakan interaksi edukatif yang diinginkan, siswa kurang dapat berperan akif dalam proses pembelajaran. Walaupun ada siswa yang senang dan aktif, namun ada juga yang kelihantannya diam (bengong). Hal tersebut ditandai dengan rendahya respon siswa terhadap penjelasan yang disampaikan guru sewaktu menyampaikan pelajaran di kelas. Disamping itu masih rendahnya minat siswa kurang paham dengan materi, akhirnya siswa tidak bisa bertanya apa yang harus ditanyakan. Hal inilah penyebab terganggunya interaksi guru dengan siswa atau terjadi sebaliknya antara siswa dengan guru.
Terjadinya ketergangguan proses pembelajaran seperti tadi, akan jelas menyulitkan pemahaman isi materi bagi siswa, hal ini akan membawa dampak yang sangat serius dalam hal pemerolehan hasil belajarnya.
Upaya meningkatkan prestasi belajar siswa merupakan salah satu tugas guru, sehingga dalam proses belajar mengajar diperlukan inovasi berbagai pendekatan dan model pembelajaran yang efektif dan efisien yang mampu mentransfer pengetahuan kepada siswa, tidak hanya memindahkan pengetahuan dari pikiran guru ke siswa tetapi juga memberikan pengalaman,  pemahaman yang dapat meningkatkan kemampuan siswa baik di bidang akademik maupun non akademik.
Dalam pembelajaran CIRC siswa tidak hanya terpusat pada materi yang dijelaskan oleh guru tetapi siswa dituntut untuk dapat menemukan, mendiskusikan dan menjawab atau menyelesaikan masalah yang diberikan oleh guru kepada siswa.Ini merupakan salah satu cara untuk melatih siswa berfikir kritis. Dengan adanya diskusi di kelas, tentu saja sebelum memulai pelajaran siswa berusaha mempersiapkan diri dengan membaca terlebih dahulu materi yang akan diberikan di kelas, agar nantinya siswa dapat menjawab masalah yang diberikan. Inovasi belajar atau model pembelajaran ini juga dapat mengurangi kebosanan siswa, karena siswa tidak hanya mencatat materi dari guru tetapi juga berusaha menemukan konsep-konsep materi melalui diskusi.
Pembelajaran CIRC dilaksanakan dengan membentuk kelompok-kelompok yang terdiri dari siswa dengan kemampuan yang heterogen.Adanya interaksi kelompok yang heterogen ini diharapkan mampu melatih kemampuan social siswa dan tidak membedakan siri antara siswa yang memiliki kemampuan tinggi dan antara siswa yang memiliki kemampuan yang rendah. Selain itu dengan membentuk kelompok belajar proses interaksi berlangsung multi arah, baik antara siswa dengan siswa di dalam suatu kelompok, siswa dengan siswa antar kelompok dan siswa dengan guru, sehingga pembelajaran tidak terkesan pasif lagi.
Berdasarkan uraian tersebut maka dapat dirumuskan masalah : Apakah implementasi Model Pembelajaran Cooperative Integrated Reading And Composition (CIRC) dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia Khusunya Puisi dapat Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas XII Multimedia SMK Negeri 1 Susut ?
Salah satu ciri pembelajaran kooperatif adalah kemampuan siswa untuk bekerja sama dalam kelompok kecil yang heterogen. Masing-masing anggota dalam kelompok memiliki tugas yang setara.Karena pada pembelajaran kooperatif keberhasilan kelompok sangat diperhatikan, maka siswa yang pandai ikut bertanggung jawab membantu temannya yang lemah dalam kelompoknya. Dengan demikian, siswa yang pandai dapat mengembangkan kemampuan dan keterampilannya, sedangkan siswa yang lemah akan terbantu dalam memahami permasalahan yang diselesaikan dalam kelompok tersebut. Dengan menerapkan pengajaran yang menggunakan metode seperti di atas telah diciptakan suatu kegiatan atau suasana yang kooperatif dan komunikatif, dimana dalam proses pembelajaran siswa diberi kesempatan untuk membangun pengetahuannya. Artinya siswa harus dilibatkan secara aktif dalam kegiatan belajar, menyalurkan dalam membangun pengetahuan, serta bertanggung jawab terhadap apa yang ia kerjakan. Guru tidak lagi mendominasi proses pembelajaran dengan menyajikan pengetahuan dalam bentuk yang siap kepada siswa yang akan menerimanya secara pasif.
Dengan diterapkannya CIRC dalam penelitian tindakan kelas ini diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar Bahasa dan sastra Indonesia khusnya pada materi puisi.

B.     METODELOGI PENELITIAN
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SMK Negeri 1 Susut, Kecamatan Susut, Kabupaten Bangli.
Tempat penelitian ini adalah di ruang kelas dalam kegiatan pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia dimana siswa dibentuk menjadi beberapa kelompok diskusi yang masing-masing beranggotan 5-6 orang siswa. Kelompok diskusi dibagi secara heterogen berdasarkan hasil tes pada materi sebelumnya. Sumber data utama dalam penelitian ini adalah siswa, guru dan hasil obeservasi selama tindakan pembelajaran di dalam kelas, dan didukung dengan data tambahan berupa foto dan dokumentasi hasil pekerjaan siswa. Penelitian ini termasuk penelitian tindakan kelas
a.       Subyek Penelitian
Subyek penelitian ini adalah siswa kelas XII Jurusan Multimedia SMK Negeri 1 Susut tahun 2013/2014 yang terdiri dari 32 siswa.

b.      Obyek Penelitian
Yang menjadi objek penelitian ini adalah hasil belajar siswa kelas XII Jurusan Multimedia Tahun ajaran 2013/2014

c.       Waktu Penelitian
d.      Prosedur Penelitian
Penelitian tindakan kelas dilaksanaan berdaur ulang. Jika penelitian siklus 1 berhasil dan mencapai nilai 80-90 maka penelitian tidak dilanjutkan ke siklus II namun jika belum maka akan dilanjutkan ke siklus selanjutnya, begitu pula pada siklus II jika penelitian sudah mencapai nilai 80-90 maka tidak dilanjutkan ke siklus III. Adapun tahapan yang dilalui dalam penelitian ini adalah :
a)      Perencanaan Tindakan
Kegiatan yang dilakukan pada tahap perencanaan adalah menyusun kegiatan belajar yang akan dilakukan. Hal yang dilakukan antara lain : 1) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
2) Mempersiapkan instrumen penelitian seperti lembar observasi dan media pembelajaran kartu soal, lembar kerja siswa, dan soal evaluasi. 3) Membentuk kelompok belajar siswa. Guru akan membagi siswa ke dalam beberapa kelompok sesuai dengan hasil tes penempatan. Siswa yang nilainya tinggi akan bergabung dengan siswa yang nilainya sedang dan rendah. Masing-masing kelompok terdiri dari 5-6 siswa.
b)      Pelaksanaan Tindakan
Guru melaksanakan rencana yang telah dibuat untuk siklus 1. Kegiatan yang akan dilakukan adalah : 1) Belajar Kelompok, siswa berkumpul dalam kelompoknya masing-msing untuk menyelesaikan tugas secara berkelompok, khusunya dalam pembahasan materi,serta pembagian kartu soal  setelah itu, siswa menyampaikan hasil diskusi secara bergilir 2)  Guru memberikan tes secara individu untuk memperoleh nilai masing-masing siswa.
c)      Observasi
Observasi dilaksanakan di dalam kelas oleh peneliti untuk mengamati pelaksanaan tindakan yang dilakukan melalui lembar observasi dan dokumentasi.
d)      Refleksi
Peneliti berdiskusi dengan guru lain  mengenai data-data dan informasi yang telah dikumpulkan. Data-data tersebut dianalisis dan diambil kesimpulan untuk perbaikan pada siklus berikutnya. Siklus akan dilakukan beberapa kali sampai tujuan penelitian tercapai yakni terwujudnya keaktifan, kreatifitas sehingga hasil belajar siswa meningkat. Penelitian akan dihentikan apabila pada siklus yang kesekian tujuan penelitian telah tercapai.

e.       Kriteria Keberhasilan Penelitian
Komponen-komponen yang menjadi indikator keberhasilan dalam penelitian ini adalah :
a)      Pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan kartu soal dikatakan berhasil jika dalam proses belajar mengajar dapat diterapkan oleh guru dan siswa untuk menyelesaikan masalah
b)      Siswa dianggap meningkat hasil belajarnya setelah pembelajaran   mencapai rata-rata ketuntasan belajar 75 % pada siklus dan berikutnya terus meningkat.
C.    HASIL DAN PEMBAHASAN
Dalam penelitian ini penulis melakukan persiapan yang matang agar pada siklus I mendapatkan hasil yang memuaskan. Pengamatan dilakukan dengan memberikan tes hasil belajar. Dalam pengamatan ini peneliti mengawasi siswa dengan ketat agar tidak ada siswa yang bekerjasama dalam mengerjakan soal.
Berdasarkan data yang diperoleh dari 32 siswa yang mengikuti tes, hanya 18 siswa yang memperoleh nilai sesuai dengan rata-rata KKM. Masih ada 14 siswa yang mendapat nilai dibawah rata-rata KKM. Prosentase ketuntasan belajar baru mencapai 56%. Kekurangan-kekurangan/kelemahan-kelemahan yang ada dari pelaksanaan tindakan siklus I adalah:
1.      Banyak siswa yang masih lain-lain, mereka belum terbiasa memusatkan perhatiannya dalam belajar
2.      Pegetahuan siswa terkait dengan puisi masih kurang, sehingga pendalaman materi tidak bisa dilakukan secara maksimal.
Sedangkan kelebihan yang ditemukan pada pelaksanaan tindakan siklus I adalah:
1.      Siswa sudah mulai tertarik dengan pelajaran puisi
2.      Siswa mulai berinterasi dengan teman kelompoknya
3.      Secara umum pembelajaran belangsung dengan menyenangkan karena situasi di kelas berbeda dari biasanya.
Untuk mendapatkan hasil yang lebih baik maka perencanaan pada siklus II lebih dimatangkan. Berdasarkan tes hasil belajar siklus II diperoleh data bahwa ketuntasan belajar siswa 100 %, rata-rata kelas menjadi 80.13, adapun hasil refleksi pada siklus II adalah :
Kekurangan-kekurangan/kelemahan-kelemahan yang ada dari pelaksanaan tindakan siklus II adalah:
1.      Lingkungan peserta didik yang kurang mendukung untuk mereka aktif belajar
2.      Perlu dukungan orang tua agar ikut mengarahkan anak-anaknya untuk lebih giat belajar
Sedangkan kelebihan yang ditemukan pada pelaksanaan tindakan siklus II adalah:
1.      Guru menjadi lebih paham dengan hal-hal yang berkaitan dengan proses belajar mengajar, masalah-masalahnya, kendala-kendalanya, serta cara untuk memecahkannya
2.      Selain itu guru sudah mampu menunjukkan pemahaman melalui suatu pendekatan ilmiah dengan penggunaan metode yang baru secara lebih formal
3.      Kelebihan yang lain adalah bahwa guru mampu menunjukkan sebuah pandangan ilmiah yang lebih rasional, lebih mampu untuk berkompetisi dalam meningkatkan mutu pembelajaran, guru mampu berpikir lebih kritis, lebih rasional, lebih sistematis, mampu membelajarkan diri dalam menulis dan menyusun sebuah penelitian.
PEMBAHASAN
Data awal yang diperoleh dengan rata-rata 60.11 menunjukkan bahwa kemampuan anak/siswa dalam mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia khususnya puisi masih sangat rendah mengingat kriteria ketuntasan belajar siswa untuk mata pelajaran ini di SMK Negeri 1 Susut  adalah 75. Dengan nilai yang sangat rendah seperti itu maka peneliti mengupayakan untuk dapat meningkatkan hasil belajar siswa menggunakan model pembelajaran CIRC. Akhirnya dengan penerapan model pembelajaran CIRC yang benar sesuai teori yang ada, peningkatan rata-rata hasil belajar siswa pada siklus I dapat diupayakan dan mencapai rata-rata 74,31. Namun rata-rata tersebut belum maksimal karena hanya 18 siswa memperoleh nilai di atas KKM,  sedangkan yang lainnya 14 siawa belum mencapai KKM. Sedangkan prosentase ketuntasan belajar mereka baru mencapai 56%.  Hal tersebut terjadi akibat penggunaan model pembeajara CIRC belum maksimal dapat dilakukan disebabkan penerapan metode tersebut baru dicobakan sehingga guru masih belum mampu melaksanakannya sesuai alur teori yang benar.
Pada siklus ke II perbaikan hasil belajar siswa diupayakan lebih maksimal dengan peneliti membuat perencanaan yang lebih baik. Peneliti giat memotivasi siswa agar giat belajar, memberi arahan-arahan, menuntun mereka untuk mampu menguasai materi pelajaran pada mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia khususnya puisi lebih optimal. Akhirnya dengan semua upaya tersebut peneliti mampu meningkatkan hasil  belajar siswa pada siklus II menjadi rata-rata 79,97. Upaya-upaya yang maksimal tersebut menunjukkan bahwa model pembelajaran CIRC dapat meningkatkan hasil belajar Bahasa dan Sastra Indonesia khusunya pokok bahasan puisi
D.    PENUTUP
E.     Simpulan
F.     Saran
1        Untuk Guru
Berdasarkan kesimpulan tersebut, peneliti memberikan beberapa saran yang seyogyanya dilaksanakan guru dalam meningkatkan keberhasilan belajar siswa pada khususnya dan meningkatkan kualitas pembelajaran pada umumnya.
a.       Guru sebaiknya menggunakan model pembelajaran yang tepat agar  pembelajaran lebih bermakna dan kemampuan dalam mengelola kelas lebih meningkat.
b.      Guru sebaiknya melakukan penelitian tindakan kelas agar dapat meningkatkan layanan profesional kepada peserta didik.
c.       Guru sebaiknya memperbaiki kinerja dalam proses pembelajaran agar proses pembelajaran berjalan sesuai harapan.
d.      Guru harus mampu meningkatkan rasa percaya diri khususnya dalam mengajar siswa.
2.      Untuk Siswa
a.       Siswa lebih tertarik dan tidak merasa bosan dalam mengikuti pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia, sehingga kerja sama dalam diskusi lebih meningkat.
b.      Siswa bisa menguasai materi pelajaran yang diberikan guru sehingga pembelajaran lebih efektif.
c.       Mampu meningkatkan inisisatif belajarnya agar bisa memperoleh nilai sesuai dengan KKM.
d.      Menumbuhkan sikap kritis sehingga hasil belajar  meningkat.
3.      Bagi sekolah
a.       Sekolah menghasilkan lulusan yang berkualitas dan mempunyai potensi yang tinggi di bidang Bahasa dan Sastra Indonesia
b.      Meningkatnya peran serta guru dan siswa dalam pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia




Bloom B.S, etc. 1971. Handbook on Formative and Sumative Evaluation of Student Learning. New York : McGraw-Hill Book Co

Dahar, Ratna Wilis. 1989. Teori-Teori Belajar. Erlangga. Jakarta.

Degeng S. I Nyoman. 1989. Ilmu Pengajaran Taksonomi Variabel. Jakarta : P2LPTK. Depdikbud

Dantes, I Nyoman. 1983. Penilaian Layanan Bimbingan Konseling.Singaraja : FKIP Unud

Kemmis, W.C & Taggart, R.M. 1988. The Action Research Planner. GeelongVictoria: DeakinUniversity Press.

Meier, Dave. 2004. The Accelerated Learning. Kaifa. Bandung

M. Nur, dkk. 1999. Teori Belajar. Universitas Negeri Surabaya. Surabaya

Nasution, Farid. 2001. Hubungan Metode Mengajar Dosen, Keterampilan Belajar, Sarana Belajar dan Lingkungan Belajar dengan Prestasi Belajar Mahasiswa. Jurnal Ilmu Pendidikan. Jilid 8. Nomor 8

Purwanto, Ngalim. 2000. Psikologi Pendidikan. Bandung. Remaja Rosdakarya
Soedjana W., 1986 Strategi Belajar Mengajar Matematika ,Karunika Jakarta

Sofyatiningrum, Etty. 2001. Pengaruh Umpan Balik Guru Terhadap Siswa dalam Meningkatkan Prestasi Belajar di SLTP Muhammaddiyah 22 Pamulang (Studi Kasus). Jurnal Ilmu Pendidikan No. 030. Tahun ke-7

Sudjana. 2000. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung : Sinar Baru

………. 1995. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung : Rosdakarya

Suryabrata, S. 1995. Psikologi Pendidikan. Jakarta : RajaGrafindi Persada.

Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. 1999. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Balai Pustaka. Depdikbud.

Woodworth, R.S & Marquis, D.G. 1962. psychologi. New York : Rinehart and Winston
Zuhairini. 1983. Metodik Khusus Pendidikan Agama. Surabaya : Usaha Nasional.




No comments:

Post a Comment