IMPLEMENTASI
MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION (CIRC) DALAM
PEMBELAJARAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA KHUSUSNYA PUISI UNTUK MENINGKATKAN
HASIL BELAJAR SISWA KELAS XII MULTIMEDIA SEMESTER I
SMK
NEGERI 1 SUSUT
ABSTRAK
Penelitian
ini dilaksanakan di SMK Negeri 1 Susut
yang kemampuan siswanya untuk mata
pelajaran Bahasa dan sastra Indonesia khususnya Puisi masih
rendah. Tujuan penulisan penelitian tindakan kelas ini adalah untuk mengetahui
apakah implementasi model pembelajaran CIRC dapat
meningkatkan hasil belajar siswa
kelas XII Jurusan Multimedia tahun pelajaran 213/2014. Metode
pengumpulan data yang penulis gunakan
adalah metode tes hasil belajar
. Metode analisis data yang digunakan adalah
deskriptif. Subyek penelitian
terdiri dari 32 siswa. Rata-rata kemampuan awal yang dimiliki siswa dalam pokok
bahasan puisi adalah 60.11. Rata-rata ini ter
masuk rendah karena KKM yang harus dicapai siswa adalah 75.00. Untuk memperbaiki hal tersebut perlu dilakukan pembenahan dan inovasi dalam pembelajaran. Agar pembelajaran puisi menjadi lebih menarik bagi siswa maka peneliti menggunakan menggunakan model pembelajaran CIRC dalam penyampaian materi. Dalam penelitian ini dilaksanakan dengan 2 siklus. Rata-rata yang diperoleh siswa pada siklus I adalah 74.31. Hasil yang diperoleh pada siklus I ternyata masih di bawah KKM penelitian dilanjutkan pada siklus II. Pada siklus II hasil belajar siswa sangat menggembirakan yakni 79.97. Karena hasil yang diperoleh pada siklus II sudah menunjukkan hasil di atas KKM maka penelitian ini berhenti pada siklus II. Ternyata hasil yang diperoleh meningkat secara signifikan. Jadi penggunaan media kartu soal dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas XII Jurusan Multimedia Tahun pelajaran 2013/2014.
masuk rendah karena KKM yang harus dicapai siswa adalah 75.00. Untuk memperbaiki hal tersebut perlu dilakukan pembenahan dan inovasi dalam pembelajaran. Agar pembelajaran puisi menjadi lebih menarik bagi siswa maka peneliti menggunakan menggunakan model pembelajaran CIRC dalam penyampaian materi. Dalam penelitian ini dilaksanakan dengan 2 siklus. Rata-rata yang diperoleh siswa pada siklus I adalah 74.31. Hasil yang diperoleh pada siklus I ternyata masih di bawah KKM penelitian dilanjutkan pada siklus II. Pada siklus II hasil belajar siswa sangat menggembirakan yakni 79.97. Karena hasil yang diperoleh pada siklus II sudah menunjukkan hasil di atas KKM maka penelitian ini berhenti pada siklus II. Ternyata hasil yang diperoleh meningkat secara signifikan. Jadi penggunaan media kartu soal dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas XII Jurusan Multimedia Tahun pelajaran 2013/2014.
Kata
kunci: CIRC, Hasil Belajar, Puisi
A. PENDAHULUAN
Dalam pembangunan nasional,
pendidikan diartikan sebagai upaya meningkatkan harkat dan martabat manusia
serta dituntut untuk menghasilkan kualitas manusia yang lebih tinggi untuk
menjamin pelaksanaan dan kelangsungan pembangunan. Peningkatan kualitas
pendidikan harus dipenuhi melalui peningkatan proses pembelajaran, metode
pembelajaran, kesejahteraan pendidik dan tenaga kependidikan lainnya. Dalam
upaya memperbaiki kualitas pendidikan agar relevan dengan perkembangan zaman
dan kebutuhan siswa di masa yang akan datang, pemerintah perlu mengupayakan
suatu pembaharuan terhadap system pendidikan.
Pembaharuan system pendidikan dapat
dilakukan dengan berbagai cara salah satunya peningkatan mutu mata pelajaran
Bahasa Indonesia, yang merupakan salah satu mata pelajaran penting dan saat ini
sudah berkembang pesat naik dari materi maupun kegunaannya. Bahasa Indonesia
merupakan simbol persatuan dan merupakan Bahasa resmi yang telah disepakati
bersama oleh seluruh bangsa Indonesia. Hal ini tertuang pada butir ketiga yang
berbunyi :
“ Kami putra dan putri Indonesia
menjunjung Bahasa persatuan, Bahasa Indonesia” .
Begitu pula dengan Undang-Undang
Kebahasaan Pasal 2 yang menyebutkan bahwa Bahasa Indonesia berkedudukan sebagai
Bahasa nasional dan Bahasa negara. Tak heran apabila mata pelajaran kemudian
diberikan sejak Sekolah Dasar (SD) hingga Perguruan Tinggi. Siswa diharapkan
mampu menguasai, memahami, dan dapat mengimplementasikan keterampilan berbahasa
seperti mendengarkan, berbicara, membaca dan menulis. Sastra Indonesia
merupakan bagian dari pembelajaran Bahasa Indonesia. Meski porsi pembelajaran
sastra lebih sedikit namun materi puisi, prosa, dan drama tetap diajarkan di
SMK.
Mendengar keluhan siswa kelas XII
yang baru saja keluar dari ruang Ujian Nasional tahun 2012-2013, yang
mengatakan dirinya sulit menjawab soal pemahaman tentang isi puisi. Penulis
kutipkan isi keluhan siswa “Sulit sekali soal-soal puisinya,” kata seorang
siswa kepada temannya. Terkait dengan keluhan siswa tersebut, penulis merasa
terketuk dan terpanggil sebagai guru bahasa Indonesia ingin memecahkan masalah
keluhan siswa tersebut dan ingin membuktikan apakah keluhan itu benar adanya
ataukah hanya sekedar iseng saja.
Disamping mendengar keluhan
siswa, penulis juga melihat data hasil
ulangan harian yang menyatakan bahwa
masih banyak nilai siswa belum memenuhi Kriteria Ketuntasan dari jumlah 32 peserta didik kelas XII Multimedia.
Memang banyak siswa beranggapan bahwa pelajaran bahasa dan sastra Indonesia
khususnya pembelajaran sastra dibidang “puisi”
sulit dipahami dan tidak disukai, apalagi pembelajaran di kelas berlangsung
pada saat jam pelajaran terakhir. Situasinya kurang menggairahkan sehingga
menimbulkan rasa ngantuk. Namun anggapan itu kiranya kurang tepat.
Sebenarnya pembelajaran bahasa dan
sastra Indonesia khususnya pembelajaran “PUISI” adalah pembelajaran yang
fleksibel dan menyenangkan, dan pembelajaran
bisa berlangsung efektif jika guru pintar memilih teknikpembelajaran
sesuai dengan tujuan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar yang akan dicapai.
Pembelajaran yang efekif dapat
dilihat dari adanya interaksi aktif antara guru dan siswa. Interaksi aktif yang
dimaksud adalah interaksi edukatif yang dalam proses pembelajaran tidak hanya
didominasi oleh guru tetapi siswa juga terlibat secara langsung dan aktif.
Dalam pembelajaran bahasa Indonesia
di sekolah, penulis mengalami hambatan untuk menciptakan interaksi edukatif
yang diinginkan, siswa kurang dapat berperan akif dalam proses pembelajaran.
Walaupun ada siswa yang senang dan aktif, namun ada juga yang kelihantannya
diam (bengong). Hal tersebut ditandai dengan rendahya respon siswa terhadap
penjelasan yang disampaikan guru sewaktu menyampaikan pelajaran di kelas.
Disamping itu masih rendahnya minat siswa kurang paham dengan materi, akhirnya
siswa tidak bisa bertanya apa yang harus ditanyakan. Hal inilah penyebab
terganggunya interaksi guru dengan siswa atau terjadi sebaliknya antara siswa
dengan guru.
Terjadinya ketergangguan proses
pembelajaran seperti tadi, akan jelas menyulitkan pemahaman isi materi bagi
siswa, hal ini akan membawa dampak yang sangat serius dalam hal pemerolehan hasil belajarnya.
Upaya meningkatkan prestasi belajar
siswa merupakan salah satu tugas guru, sehingga dalam proses belajar mengajar
diperlukan inovasi berbagai pendekatan dan model pembelajaran yang efektif dan
efisien yang mampu mentransfer pengetahuan kepada siswa, tidak hanya
memindahkan pengetahuan dari pikiran guru ke siswa tetapi juga memberikan
pengalaman, pemahaman yang dapat
meningkatkan kemampuan siswa baik di bidang akademik maupun non akademik.
Dalam pembelajaran CIRC siswa tidak
hanya terpusat pada materi yang dijelaskan oleh guru tetapi siswa dituntut
untuk dapat menemukan, mendiskusikan dan menjawab atau menyelesaikan masalah
yang diberikan oleh guru kepada siswa.Ini merupakan salah satu cara untuk
melatih siswa berfikir kritis. Dengan adanya diskusi di kelas, tentu saja
sebelum memulai pelajaran siswa berusaha mempersiapkan diri dengan membaca
terlebih dahulu materi yang akan diberikan di kelas, agar nantinya siswa dapat
menjawab masalah yang diberikan. Inovasi belajar atau model pembelajaran ini
juga dapat mengurangi kebosanan siswa, karena siswa tidak hanya mencatat materi
dari guru tetapi juga berusaha menemukan konsep-konsep materi melalui diskusi.
Pembelajaran CIRC dilaksanakan dengan
membentuk kelompok-kelompok yang terdiri dari siswa dengan kemampuan yang
heterogen.Adanya interaksi kelompok yang heterogen ini diharapkan mampu melatih
kemampuan social siswa dan tidak membedakan siri antara siswa yang memiliki
kemampuan tinggi dan antara siswa yang memiliki kemampuan yang rendah. Selain
itu dengan membentuk kelompok belajar proses interaksi berlangsung multi arah,
baik antara siswa dengan siswa di dalam suatu kelompok, siswa dengan siswa
antar kelompok dan siswa dengan guru, sehingga pembelajaran tidak terkesan
pasif lagi.
Berdasarkan uraian tersebut maka dapat
dirumuskan masalah : Apakah implementasi Model Pembelajaran Cooperative Integrated Reading And Composition (CIRC)
dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia Khusunya Puisi dapat Meningkatkan Hasil
Belajar Siswa Kelas XII Multimedia SMK Negeri 1 Susut ?
Salah
satu ciri pembelajaran kooperatif adalah kemampuan siswa untuk bekerja sama
dalam kelompok kecil yang heterogen. Masing-masing anggota dalam kelompok
memiliki tugas yang setara.Karena pada pembelajaran kooperatif keberhasilan
kelompok sangat diperhatikan, maka siswa yang pandai ikut bertanggung jawab
membantu temannya yang lemah dalam kelompoknya. Dengan demikian, siswa yang
pandai dapat mengembangkan kemampuan dan keterampilannya, sedangkan siswa yang
lemah akan terbantu dalam memahami permasalahan yang diselesaikan dalam
kelompok tersebut. Dengan menerapkan pengajaran yang menggunakan metode seperti
di atas telah diciptakan suatu kegiatan atau suasana yang kooperatif dan
komunikatif, dimana dalam proses pembelajaran siswa diberi kesempatan untuk
membangun pengetahuannya. Artinya siswa harus dilibatkan secara aktif dalam
kegiatan belajar, menyalurkan dalam membangun pengetahuan, serta bertanggung
jawab terhadap apa yang ia kerjakan. Guru tidak lagi mendominasi proses
pembelajaran dengan menyajikan pengetahuan dalam bentuk yang siap kepada siswa
yang akan menerimanya secara pasif.
Dengan
diterapkannya CIRC dalam penelitian tindakan kelas ini diharapkan dapat
meningkatkan hasil belajar Bahasa dan sastra Indonesia khusnya pada materi
puisi.
B. METODELOGI PENELITIAN
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan
di SMK Negeri 1 Susut, Kecamatan Susut,
Kabupaten Bangli.
Tempat penelitian ini adalah di ruang kelas
dalam kegiatan pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia dimana siswa dibentuk menjadi
beberapa kelompok diskusi yang masing-masing beranggotan 5-6 orang siswa.
Kelompok diskusi dibagi secara heterogen berdasarkan hasil tes pada materi
sebelumnya. Sumber data utama dalam penelitian ini adalah siswa, guru dan hasil
obeservasi selama tindakan pembelajaran di dalam kelas, dan didukung dengan
data tambahan berupa foto dan dokumentasi hasil pekerjaan siswa. Penelitian ini
termasuk penelitian tindakan kelas
Subyek
penelitian ini adalah siswa kelas XII Jurusan Multimedia SMK Negeri
1 Susut tahun 2013/2014 yang terdiri dari 32 siswa.
Yang
menjadi objek penelitian ini adalah hasil belajar siswa kelas XII Jurusan
Multimedia Tahun ajaran 2013/2014
c.
Waktu Penelitian
d.
Prosedur Penelitian
Penelitian tindakan kelas dilaksanaan berdaur ulang. Jika penelitian siklus
1 berhasil dan mencapai nilai 80-90 maka penelitian tidak dilanjutkan ke siklus
II namun jika belum maka akan dilanjutkan ke siklus selanjutnya, begitu pula
pada siklus II jika penelitian sudah mencapai nilai 80-90 maka tidak
dilanjutkan ke siklus III. Adapun tahapan yang dilalui dalam penelitian ini
adalah :
a) Perencanaan Tindakan
Kegiatan yang dilakukan pada tahap perencanaan adalah menyusun kegiatan
belajar yang akan dilakukan. Hal yang dilakukan antara lain : 1) Menyusun
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
2) Mempersiapkan instrumen penelitian seperti lembar observasi dan media
pembelajaran kartu soal, lembar kerja siswa, dan soal evaluasi. 3) Membentuk
kelompok belajar siswa. Guru akan membagi siswa ke dalam beberapa kelompok
sesuai dengan hasil tes penempatan. Siswa yang nilainya tinggi akan bergabung
dengan siswa yang nilainya sedang dan rendah. Masing-masing kelompok terdiri
dari 5-6 siswa.
b) Pelaksanaan Tindakan
Guru melaksanakan rencana yang telah dibuat untuk siklus 1. Kegiatan yang
akan dilakukan adalah : 1) Belajar Kelompok, siswa berkumpul dalam kelompoknya
masing-msing untuk menyelesaikan tugas secara berkelompok, khusunya dalam
pembahasan materi,serta pembagian kartu soal
setelah itu, siswa menyampaikan hasil diskusi secara bergilir 2) Guru memberikan tes secara individu untuk
memperoleh nilai masing-masing siswa.
c) Observasi
Observasi dilaksanakan di dalam kelas oleh peneliti untuk mengamati
pelaksanaan tindakan yang dilakukan melalui lembar observasi dan dokumentasi.
d) Refleksi
Peneliti berdiskusi dengan guru lain
mengenai data-data dan informasi yang telah dikumpulkan. Data-data
tersebut dianalisis dan diambil kesimpulan untuk perbaikan pada siklus
berikutnya. Siklus akan dilakukan beberapa kali sampai tujuan penelitian
tercapai yakni terwujudnya keaktifan, kreatifitas sehingga hasil belajar siswa
meningkat. Penelitian akan dihentikan apabila pada siklus yang kesekian tujuan
penelitian telah tercapai.
e.
Kriteria Keberhasilan
Penelitian
Komponen-komponen yang menjadi indikator keberhasilan dalam penelitian ini
adalah :
a) Pelaksanaan pembelajaran dengan
menggunakan kartu soal dikatakan berhasil jika dalam proses belajar mengajar
dapat diterapkan oleh guru dan siswa untuk menyelesaikan masalah
b) Siswa dianggap meningkat hasil belajarnya
setelah pembelajaran mencapai rata-rata
ketuntasan belajar 75 % pada siklus dan berikutnya terus meningkat.
C. HASIL DAN PEMBAHASAN
Dalam penelitian ini penulis melakukan
persiapan yang matang agar pada siklus I mendapatkan hasil yang memuaskan. Pengamatan dilakukan dengan memberikan tes
hasil belajar. Dalam pengamatan ini peneliti mengawasi siswa dengan ketat agar
tidak ada siswa yang bekerjasama dalam mengerjakan soal.
Berdasarkan data yang
diperoleh dari 32 siswa yang mengikuti tes, hanya 18 siswa yang memperoleh nilai sesuai dengan rata-rata KKM. Masih ada 14 siswa yang mendapat
nilai dibawah rata-rata KKM. Prosentase ketuntasan belajar baru mencapai 56%. Kekurangan-kekurangan/kelemahan-kelemahan yang ada dari pelaksanaan
tindakan siklus I adalah:
1.
Banyak siswa
yang masih lain-lain, mereka belum terbiasa memusatkan perhatiannya dalam
belajar
2.
Pegetahuan
siswa terkait dengan puisi masih kurang, sehingga pendalaman materi tidak bisa
dilakukan secara maksimal.
Sedangkan kelebihan yang ditemukan pada pelaksanaan
tindakan siklus I adalah:
1.
Siswa sudah mulai tertarik dengan pelajaran puisi
2.
Siswa mulai berinterasi dengan
teman kelompoknya
3. Secara umum pembelajaran belangsung dengan
menyenangkan karena situasi di kelas berbeda dari biasanya.
Untuk mendapatkan hasil yang lebih
baik maka perencanaan pada siklus II lebih dimatangkan. Berdasarkan tes hasil
belajar siklus II diperoleh data bahwa ketuntasan belajar siswa 100 %,
rata-rata kelas menjadi 80.13, adapun hasil refleksi pada siklus II adalah :
Kekurangan-kekurangan/kelemahan-kelemahan yang ada dari
pelaksanaan tindakan siklus II adalah:
1.
Lingkungan
peserta didik yang kurang mendukung untuk mereka aktif belajar
2.
Perlu
dukungan orang tua agar ikut mengarahkan anak-anaknya untuk lebih giat belajar
Sedangkan kelebihan yang ditemukan pada pelaksanaan
tindakan siklus II adalah:
1.
Guru menjadi lebih paham dengan
hal-hal yang berkaitan dengan proses belajar mengajar, masalah-masalahnya,
kendala-kendalanya, serta cara untuk memecahkannya
2.
Selain itu guru sudah mampu
menunjukkan pemahaman melalui suatu pendekatan ilmiah dengan penggunaan metode
yang baru secara lebih formal
3.
Kelebihan yang lain adalah
bahwa guru mampu menunjukkan sebuah pandangan ilmiah yang lebih rasional, lebih
mampu untuk berkompetisi dalam meningkatkan mutu pembelajaran, guru mampu
berpikir lebih kritis, lebih rasional, lebih sistematis, mampu membelajarkan
diri dalam menulis dan menyusun sebuah penelitian.
PEMBAHASAN
Data awal yang diperoleh dengan rata-rata
60.11 menunjukkan bahwa kemampuan anak/siswa dalam mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia khususnya puisi
masih sangat rendah mengingat kriteria ketuntasan belajar siswa untuk mata
pelajaran ini di SMK Negeri 1 Susut
adalah 75. Dengan nilai yang sangat rendah seperti itu maka peneliti
mengupayakan untuk dapat meningkatkan hasil belajar siswa menggunakan model
pembelajaran CIRC. Akhirnya dengan penerapan model pembelajaran CIRC yang benar sesuai
teori yang ada, peningkatan rata-rata hasil belajar siswa pada siklus I dapat
diupayakan dan mencapai rata-rata 74,31. Namun rata-rata tersebut belum maksimal karena hanya 18 siswa memperoleh nilai
di atas KKM, sedangkan yang lainnya 14
siawa belum mencapai KKM. Sedangkan prosentase ketuntasan belajar mereka baru
mencapai 56%. Hal tersebut terjadi akibat penggunaan model
pembeajara CIRC belum maksimal dapat dilakukan disebabkan penerapan metode
tersebut baru dicobakan sehingga guru masih belum mampu melaksanakannya sesuai
alur teori yang benar.
Pada siklus ke II perbaikan hasil belajar
siswa diupayakan lebih maksimal dengan peneliti membuat perencanaan yang lebih
baik. Peneliti giat memotivasi siswa agar giat belajar, memberi arahan-arahan,
menuntun mereka untuk mampu menguasai materi pelajaran pada mata pelajaran
Bahasa dan Sastra Indonesia
khususnya puisi lebih optimal. Akhirnya dengan semua upaya tersebut peneliti
mampu meningkatkan hasil belajar siswa
pada siklus II menjadi rata-rata
79,97. Upaya-upaya yang maksimal tersebut menunjukkan bahwa model
pembelajaran CIRC dapat meningkatkan hasil belajar Bahasa dan Sastra Indonesia
khusunya pokok bahasan puisi
D. PENUTUP
E.
Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian
maka dapat dikatan bahwa model pembelajaran CIRC dapat meningkatkan hasil belajar bahasa dan
Sastra Indonesia khususnya puisi siswa kelas XII Jurusan Multimedia. Adapun rata-rata yang
diperoleh pada awalnya hanya 60.11 kemudian meningkat pada siklus I menjadi
74.31 dan pada siklus II menjadi 79.97. Hal ini sesuai dengan hipotesis yang
dirumuskan.
F.
Saran
1
Untuk Guru
Berdasarkan
kesimpulan tersebut, peneliti memberikan beberapa saran yang seyogyanya
dilaksanakan guru dalam meningkatkan keberhasilan
belajar siswa pada khususnya dan meningkatkan kualitas pembelajaran pada
umumnya.
a. Guru sebaiknya menggunakan model pembelajaran yang tepat agar
pembelajaran lebih bermakna dan kemampuan dalam mengelola kelas lebih
meningkat.
b. Guru sebaiknya melakukan penelitian tindakan kelas agar dapat
meningkatkan layanan profesional kepada peserta didik.
c. Guru sebaiknya memperbaiki kinerja dalam proses pembelajaran agar
proses pembelajaran berjalan sesuai harapan.
d. Guru harus mampu meningkatkan rasa percaya diri khususnya dalam
mengajar siswa.
2.
Untuk Siswa
a.
Siswa lebih tertarik dan
tidak merasa bosan dalam mengikuti pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia,
sehingga kerja sama dalam diskusi lebih meningkat.
b.
Siswa bisa menguasai materi
pelajaran yang diberikan guru sehingga pembelajaran lebih efektif.
c.
Mampu meningkatkan inisisatif
belajarnya agar bisa memperoleh nilai sesuai dengan KKM.
d.
Menumbuhkan sikap kritis
sehingga hasil belajar meningkat.
3. Bagi sekolah
a. Sekolah
menghasilkan lulusan yang berkualitas dan mempunyai potensi yang tinggi di
bidang Bahasa dan Sastra Indonesia
b. Meningkatnya
peran serta guru dan siswa dalam pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia
Bloom
B.S, etc. 1971. Handbook on Formative and
Sumative Evaluation of Student Learning. New York : McGraw-Hill Book Co
Dahar, Ratna Wilis. 1989. Teori-Teori Belajar. Erlangga. Jakarta.
Degeng S. I Nyoman. 1989. Ilmu Pengajaran Taksonomi Variabel.
Jakarta : P2LPTK. Depdikbud
Dantes,
I Nyoman. 1983. Penilaian Layanan
Bimbingan Konseling.Singaraja : FKIP Unud
Kemmis, W.C & Taggart,
R.M. 1988. The Action Research Planner. GeelongVictoria: DeakinUniversity
Press.
Meier, Dave. 2004. The Accelerated Learning. Kaifa. Bandung
M.
Nur, dkk. 1999. Teori Belajar.
Universitas Negeri Surabaya. Surabaya
Nasution,
Farid. 2001. Hubungan Metode Mengajar
Dosen, Keterampilan Belajar, Sarana Belajar dan Lingkungan Belajar dengan Prestasi
Belajar Mahasiswa. Jurnal Ilmu Pendidikan. Jilid 8. Nomor 8
Purwanto,
Ngalim. 2000. Psikologi Pendidikan. Bandung.
Remaja Rosdakarya
Soedjana
W., 1986 Strategi Belajar Mengajar
Matematika ,Karunika Jakarta
Sofyatiningrum,
Etty. 2001. Pengaruh Umpan Balik Guru
Terhadap Siswa dalam Meningkatkan Prestasi Belajar di SLTP Muhammaddiyah 22
Pamulang (Studi Kasus). Jurnal Ilmu Pendidikan No. 030. Tahun ke-7
Sudjana.
2000. Dasar-Dasar Proses Belajar
Mengajar. Bandung : Sinar Baru
……….
1995. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung
: Rosdakarya
Suryabrata,
S. 1995. Psikologi Pendidikan. Jakarta
: RajaGrafindi Persada.
Tim
Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. 1999.
Kamus Besar Bahasa Indonesia. Balai
Pustaka. Depdikbud.
Woodworth, R.S & Marquis,
D.G. 1962. psychologi. New York :
Rinehart and Winston
Zuhairini. 1983.
Metodik Khusus Pendidikan Agama. Surabaya
: Usaha Nasional.
No comments:
Post a Comment