Friday, October 20, 2017

SOSIALISASI KURIKULUM



SOSIALISASI KURIKULUM
Pengelolaan kurikulum berkenaan dengan penggunaan prinsip, proses dan prosedur  untuk mengembangkan suatu kurikulum (dalam hal ini kurikulum sekolah dasar). Pengembangan kurikulum itu sendiri meliputi suatu rentengan kegiatan yang sngat luas dan beragam, dimulai dari timbulnya ide untuk suatu kurikulum baru, proses pengembangan kurikulum sebagai suatu rencana (dokumen tertulis) sampai dengan pelaksanaan di lapangan/sekolah dan hasil yang diperoleh  peserta didik dari pengalaman belajar yang berkaitan dengan kurikulum.
Sosialisasi kurikulum pada dasarnya merupakan suatu proses pemasyarakatan idea tau gagasan yang terdapat dalam suatu kurikulum terhadap para pelaksana kurikulum, terutama sekali pada tingkat mata pelajaran. Mekanise sosialisasi atau pemasyarakatan kurikulum ini biasanya berjenjang, yaitu dari tingkat nasional ke tingkat provinsi, dari tingkat provinsi ke tingkat kabupaten/kota, dan dari tingkat kabupaten kota ke tingkat kecamatan dan sekolah. Apabila digambarkan dalam bentuk bagan maka akan membentuk proses sosialisasi sebagai berikut.













 



















 










Teknik yang sering digunakan dalam sosialisasi kurikulum pada umumnya dalam bentuk kegiatan penataran baik tatap muka jarak jauh, namun ada juga dalam bentuk brosur, buku petunjuk, dan surat edaran, adapun materi-materi yang dijadikan bahan sosialisasi kurikulum diantaranya  menyangkut hal-hal sebagai berikut.
1.      Landasan kurikulum yang biasanya berisi kebijakan-kebijakan yang berkaitan erat dengan penerapan kurikulum pada lembaga-lembaga pendidikan, seperti undang-undang Sistem Pendidikan, peraturan-peraturan pemerintah, dan keputusan-keputusan mentri.
2.      Tujuan yang diharapkan  dapat dicapai setelah para  siswa menyelesaikan  pendidikannya di sekolah dasar. Hal ini penting disosialisasikan, sebab pendidikan kita sangat berorientasi kepada tujuan, jika tujuan tidak tercapai maka pendidikan  dan kurikulum  tersebut  dapat dikatakan  mengalami kegagalan.
3.      Sifat dan pola  yang digunakan dalam kurikulum sekolah dasar kurikulum  sekolah dasar kurikulum sekolah dara itu ada sifatnya uniformitas dalam arti mengutamakan keseragaman untuk semua sekolah dasar dimana pun berada, ada juga yang bersifat difersitas  yang menghargai keberagaman.
4.      Penjabaran materi dan proporsi materi kurikulum sekolah dasar. Misalnya saja, dalam kurikulum SD tahun 1975 dan 1984 penjabaran materi kurikulum menggunakan istilah  pokok bahasan dan subpokok bahasan, proporsi materi kurikulum bersifat nasional. Kemudian dalam, kurikulum tahun 1994 adalah istilah  konsep dan tema, proporsi materi  kurikulum dibagi  menjadi dua bagian, yaitu 80% kurikulum nasinal dan 20% kurikulum muatan lokal.
5.      Struktur program yang menyangkut beberapa bidang studi atau mata pelajaran yang harus diajarkan di sekolah dasar, beberapa jam pelajaran dan hari efektif  pembelajaran  di sekolah dasar, termasuk sistem  pembagian waktu belajar, apakah menggunakan sistem semester atau caturwulan.
6.      Kegiatan kurikuler, seperti kegiatan intrakurikuler, kokurikuler, danekstrakulikuler.
7.      Perangkat kurikulum, seperti landasan peengembangan program, garis –garis besar program pengajar (GBPP), dan pedoman-pedoman yang digunakan, seperti pedoman umum, pedoman kegiatan pembelajaran, pedoman layanan bimbingan dan konseling, pedoman administrasi  dan supervise, pedoman evaluasi, termasuk teknik-teknik penghitung nilai rapor, serta kreteria kenaikan kelas dan tamat belajar.
8.      Administrasi kurikulum, seperti istilah program tahunan, program semester atau caturwulan, satuan pelajaran atau persiapan mengajar dan sebagainya.
9.      Hari belajar dan libur sekolah, misalnya jumlah minggu yang dipergunakan   untuk menyajikan isi kurikulum, hari-hari libur dalam satu tahun ajaran, seperti libur caturwulan, libur awal puasa dan idul fitri, hari libur nasional.

No comments:

Post a Comment