SOSIALISASI KURIKULUM
Pengelolaan
kurikulum berkenaan dengan penggunaan prinsip, proses dan prosedur untuk mengembangkan suatu kurikulum (dalam hal
ini kurikulum sekolah dasar). Pengembangan kurikulum itu sendiri meliputi suatu
rentengan kegiatan yang sngat luas dan beragam, dimulai dari timbulnya ide
untuk suatu kurikulum baru, proses pengembangan kurikulum sebagai suatu rencana
(dokumen tertulis) sampai dengan pelaksanaan di lapangan/sekolah dan hasil yang
diperoleh peserta didik dari pengalaman
belajar yang berkaitan dengan kurikulum.
Sosialisasi
kurikulum pada dasarnya merupakan suatu proses pemasyarakatan idea tau gagasan
yang terdapat dalam suatu kurikulum terhadap para pelaksana kurikulum, terutama
sekali pada tingkat mata pelajaran. Mekanise sosialisasi atau pemasyarakatan
kurikulum ini biasanya berjenjang, yaitu dari tingkat nasional ke tingkat
provinsi, dari tingkat provinsi ke tingkat kabupaten/kota, dan dari tingkat
kabupaten kota ke tingkat kecamatan dan sekolah. Apabila digambarkan dalam
bentuk bagan maka akan membentuk proses sosialisasi sebagai berikut.
|
|||||||
Teknik
yang sering digunakan dalam sosialisasi kurikulum pada umumnya dalam bentuk
kegiatan penataran baik tatap muka jarak jauh, namun ada juga dalam bentuk
brosur, buku petunjuk, dan surat edaran, adapun materi-materi yang dijadikan
bahan sosialisasi kurikulum diantaranya
menyangkut hal-hal sebagai berikut.
1. Landasan
kurikulum yang biasanya berisi kebijakan-kebijakan yang berkaitan erat dengan
penerapan kurikulum pada lembaga-lembaga pendidikan, seperti undang-undang
Sistem Pendidikan, peraturan-peraturan pemerintah, dan keputusan-keputusan
mentri.
2. Tujuan
yang diharapkan dapat dicapai setelah
para siswa menyelesaikan pendidikannya di sekolah dasar. Hal ini
penting disosialisasikan, sebab pendidikan kita sangat berorientasi kepada
tujuan, jika tujuan tidak tercapai maka pendidikan dan kurikulum
tersebut dapat dikatakan mengalami kegagalan.
3. Sifat
dan pola yang digunakan dalam kurikulum
sekolah dasar kurikulum sekolah dasar
kurikulum sekolah dara itu ada sifatnya uniformitas
dalam arti mengutamakan keseragaman untuk semua sekolah dasar dimana pun
berada, ada juga yang bersifat difersitas
yang menghargai keberagaman.
4. Penjabaran
materi dan proporsi materi kurikulum sekolah dasar. Misalnya saja, dalam
kurikulum SD tahun 1975 dan 1984 penjabaran materi kurikulum menggunakan
istilah pokok bahasan dan subpokok
bahasan, proporsi materi kurikulum bersifat nasional. Kemudian dalam, kurikulum
tahun 1994 adalah istilah konsep dan tema,
proporsi materi kurikulum dibagi menjadi dua bagian, yaitu 80% kurikulum
nasinal dan 20% kurikulum muatan lokal.
5. Struktur
program yang menyangkut beberapa bidang studi atau mata pelajaran yang harus
diajarkan di sekolah dasar, beberapa jam pelajaran dan hari efektif pembelajaran
di sekolah dasar, termasuk sistem
pembagian waktu belajar, apakah menggunakan sistem semester atau
caturwulan.
6. Kegiatan
kurikuler, seperti kegiatan intrakurikuler, kokurikuler, danekstrakulikuler.
7. Perangkat
kurikulum, seperti landasan peengembangan program, garis –garis besar program
pengajar (GBPP), dan pedoman-pedoman yang digunakan, seperti pedoman umum,
pedoman kegiatan pembelajaran, pedoman layanan bimbingan dan konseling, pedoman
administrasi dan supervise, pedoman
evaluasi, termasuk teknik-teknik penghitung nilai rapor, serta kreteria kenaikan
kelas dan tamat belajar.
8. Administrasi
kurikulum, seperti istilah program tahunan, program semester atau caturwulan,
satuan pelajaran atau persiapan mengajar dan sebagainya.
9. Hari
belajar dan libur sekolah, misalnya jumlah minggu yang dipergunakan untuk menyajikan isi kurikulum, hari-hari
libur dalam satu tahun ajaran, seperti libur caturwulan, libur awal puasa dan
idul fitri, hari libur nasional.
No comments:
Post a Comment