Saturday, November 4, 2017

CONTOH LATAR BELAKANG PTK



A.                Latar Belakang
        Pendidikan adalah Usaha Sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara efektif mampu mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,akhlak mulia, serta keterampilan membaca. Perkemabangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah membawa perubahan hal yang asing lagi di telinga masyarakat. Setiap orang mempunyai kewajiban untuk melaksanakan kegiata Cn yang bernama membaca, khususnya bagi siswa.
        Hal itu dikeranakan dari kegiatan membacanya seseorang akan mendapatkan bermacam-macam informasi, mengembangkan ilmu pengetahuan serta menemukan beragan ide-ide yang dapat dikembangkan. Membaca memang terlihat mudah dilakukan , namun jika diterapkan kegiatan meluangkan waktu satu jam saja unuk membaca, pasti tidak semua orang sanggup melakukannya. Salah satu faktor yang meyebabkan kemampuan membawa siswa tergolong rendah karena sarana dan prasarana pendididkankhususnya perpustakaan dengan buku-bukunyabelum mendapat prioritas dalam menyelenggarakannya. Sedangkan kegiatan membaca membutuhkan adanya buku-buku yang cukup dan bermutu serta eksistensi perpustakaan dalam menunjang proses pembelajaran.
        Faktor lain yang menghambat kegiatan siswa untuk mau membaca adalah kurikulum yang tidak secara tegas mencantumkan kegiatan membaca dalam suatu bahan kajian, serta para tenaga kependidikan baik sebagai guru, dosen, maupun para pustakawan yang tidak memberikan motivasi pada anak-anak peserta didik bahwa membaca itu penting untuk menambah ilmupengetahuan , melatih berpikir kritis, menganalisi persoalan dan sebagainya.
        Rendahnya minat baca di kalangan anak dapat disebabkan oleh kondisi keluarga yang tidak mendukung. Terutama dari oarang tua anak-anak yang tidak mencontohkan kegemaraan membaca kepada anak-anak mereka. Selain itu , kurangnya perhatian dan pengawasan orang tua mereka erhadap kegiatan anak-anaknya. Hal ini dapat dikaitkan pula dengan konsep pendidikan yang diterapkan dan dipahami orang tua. Sementara terkait denagn fasilitas , minimnya ketersediaan bahan bacaac di rumah juga dapat membuat anak kurang berminat pada keinginan membaca karena tidak ada atau kurangnya sumber bacaan yang tersedia di rumah. Selain dari sisi keluarga, terdapat juga pengaruh dari lingkungan . karena penaruh ajakan yang begitu kuat dari lingkungan, anak lebih memilih bermain dengan eman-temannyadibandingkan membaca buku. dan terakhir, ketersediaan waktu yang kurang. membuat anak kurang berminat untuk membaca.Seperti kondisi beberapa informan anak yang bersekolah dengan sistem full day school, tentu sebagaian besar waktu dalam sehari sudah banyak dihabiskan di sekolah.
        kesempaatan memiliki waktu luang sangat terbatas. Apalagi jika masih ada kegiatan-kegiatan rutin mereka jalani setelah pulang sekolah. Kalaupun masih ada sisa waktu , mereka lebih memanfaatkan untuk bersatai dan melepas lelah.Rendahnya minat baca siswa, tentu tidak hanya sebatas masalah kuantitas dan kualitas buku saja, melainkan terkait juga pada banyak hal yang paling berhubungan.Misalnya, mental anak dan lingkungan keluarga/masyarakat yang tidak mendukung.Orang kota mungkin keselutin minat baca karena serbuan media informasi dan hiburan elektronik. Sementara di pelosok desa, siswa lebih suka keluyuran ketimbang membaca. Sebab , disana lingkungan/tradiri membaca tidaktercipta. Orang lebih suka ngerumpi atau menonton televisi dari pada membaca.
        Sedangkan dalam arti sempit, membaca adalah bergaul secara inten dengan teks. Namun lebih kepada kemampuan untukmenangkap setiap pesan yang tersurat ataupun yang tersirat pada sebuah teks. Sehungga jauh setelah itu, siswa akan memiliki pemahaman yang mendalam terhadap sebuah teks. Dan yang paling penting , pemahaman dari hasil olah pikir ini mapu mampu menjadi sesuatu yang hidupdalam diri siswa artinya, teks yang dibaca dapat memberikan pengaruh yang signifikan bagi siswa tetapi , dalam realitasnya kemampuan aktifan siswa memahami teks dengan membaca cerita terkait anggota keluarga khususnya dikalangan siswa kelas 1.
        Hal ini dilakuakn sesuai dengan fakta dari penelitian tenang nilai-nilai siswa masih banyak yang dibawah KKM. sebagai contoh kemampuan membaca siswa dikelas II SDN Kutuh ada hampir 4 sampai 14 orang.Angka-angka itu menggambarkan betapa rendahnya kemampuan membaca siswa, khususnya anak-anak sekolah dasar. Oleh karena itu dalam penelitian ini penulis akan mengungkapkan masalah, khususnya pada SDN Kutuh kelas II dalam kemampuan keaktifan siswa memahami teks dengan membaca cerita terkait anggota keluarga. Upaya peningkatan hasil belajar tersebut, para pendidik harus menciptakan suatu kegiatan belajaryang mnyenangkan sehingga anak dapat semangat belajar sehingga hasil belajar anak didik dapat meningkat sesuai dengan tujuan pendidikan . Oleh karena itu, guru harus mendesainkegiatan pembelajaran dengan menerapkan metode yang cocok untuk setiap materi yang akan diajarkan. Tidak semua metode atau teknik pembelaajaran yang sesuai dengan materi karena setiap materi dan metode memiliki karakteristik masing-masing.
        Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas , maka penelitian akan melakukan penelitian denagn judul “penggunaan Metode Discovery Learning untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca Sisa Kelas II SDN Kutuh Tahun Ajaran 2017/2018

No comments:

Post a Comment