A.
Latar Belakang
Pendidikan adalah Usaha Sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara efektif mampu
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki spiritual keagamaan, pengendalian
diri, kepribadian, kecerdasan,akhlak mulia, serta keterampilan membaca.
Perkemabangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah membawa perubahan hal yang
asing lagi di telinga masyarakat. Setiap orang mempunyai kewajiban untuk
melaksanakan kegiata Cn yang bernama membaca, khususnya bagi siswa.
Hal itu dikeranakan dari kegiatan membacanya seseorang akan
mendapatkan bermacam-macam informasi, mengembangkan ilmu pengetahuan serta
menemukan beragan ide-ide yang dapat dikembangkan. Membaca memang terlihat
mudah dilakukan , namun jika diterapkan kegiatan meluangkan waktu satu jam saja
unuk membaca, pasti tidak semua orang sanggup melakukannya. Salah satu faktor
yang meyebabkan kemampuan membawa siswa tergolong rendah karena sarana dan
prasarana pendididkankhususnya perpustakaan dengan buku-bukunyabelum mendapat
prioritas dalam menyelenggarakannya. Sedangkan kegiatan membaca membutuhkan
adanya buku-buku yang cukup dan bermutu serta eksistensi perpustakaan dalam
menunjang proses pembelajaran.
Faktor lain yang menghambat kegiatan siswa untuk mau membaca
adalah kurikulum yang tidak secara tegas mencantumkan kegiatan membaca dalam
suatu bahan kajian, serta para tenaga kependidikan baik sebagai guru, dosen, maupun
para pustakawan yang tidak memberikan motivasi pada anak-anak peserta didik
bahwa membaca itu penting untuk menambah ilmupengetahuan , melatih berpikir
kritis, menganalisi persoalan dan sebagainya.
Rendahnya minat baca di kalangan anak dapat disebabkan oleh
kondisi keluarga yang tidak mendukung. Terutama dari oarang tua anak-anak yang
tidak mencontohkan kegemaraan membaca kepada anak-anak mereka. Selain itu ,
kurangnya perhatian dan pengawasan orang tua mereka erhadap kegiatan
anak-anaknya. Hal ini dapat dikaitkan pula dengan konsep pendidikan yang
diterapkan dan dipahami orang tua. Sementara terkait denagn fasilitas ,
minimnya ketersediaan bahan bacaac di rumah juga dapat membuat anak kurang
berminat pada keinginan membaca karena tidak ada atau kurangnya sumber bacaan
yang tersedia di rumah. Selain dari sisi keluarga, terdapat juga pengaruh dari
lingkungan . karena penaruh ajakan yang begitu kuat dari lingkungan, anak lebih
memilih bermain dengan eman-temannyadibandingkan membaca buku. dan terakhir,
ketersediaan waktu yang kurang. membuat anak kurang berminat untuk
membaca.Seperti kondisi beberapa informan anak yang bersekolah dengan sistem
full day school, tentu sebagaian besar waktu dalam sehari sudah banyak
dihabiskan di sekolah.
kesempaatan memiliki waktu luang sangat terbatas. Apalagi
jika masih ada kegiatan-kegiatan rutin mereka jalani setelah pulang sekolah.
Kalaupun masih ada sisa waktu , mereka lebih memanfaatkan untuk bersatai dan
melepas lelah.Rendahnya minat baca siswa, tentu tidak hanya sebatas masalah
kuantitas dan kualitas buku saja, melainkan terkait juga pada banyak hal yang
paling berhubungan.Misalnya, mental anak dan lingkungan keluarga/masyarakat
yang tidak mendukung.Orang kota mungkin keselutin minat baca karena serbuan
media informasi dan hiburan elektronik. Sementara di pelosok desa, siswa lebih
suka keluyuran ketimbang membaca. Sebab , disana lingkungan/tradiri membaca
tidaktercipta. Orang lebih suka ngerumpi atau menonton televisi dari pada
membaca.
Sedangkan dalam arti sempit, membaca adalah bergaul secara
inten dengan teks. Namun lebih kepada kemampuan untukmenangkap setiap pesan
yang tersurat ataupun yang tersirat pada sebuah teks. Sehungga jauh setelah
itu, siswa akan memiliki pemahaman yang mendalam terhadap sebuah teks. Dan yang
paling penting , pemahaman dari hasil olah pikir ini mapu mampu menjadi sesuatu
yang hidupdalam diri siswa artinya, teks yang dibaca dapat memberikan pengaruh
yang signifikan bagi siswa tetapi , dalam realitasnya kemampuan aktifan siswa
memahami teks dengan membaca cerita terkait anggota keluarga khususnya
dikalangan siswa kelas 1.
Hal ini dilakuakn sesuai dengan fakta dari penelitian tenang
nilai-nilai siswa masih banyak yang dibawah KKM. sebagai contoh kemampuan
membaca siswa dikelas II SDN Kutuh ada hampir 4 sampai 14 orang.Angka-angka itu
menggambarkan betapa rendahnya kemampuan membaca siswa, khususnya anak-anak
sekolah dasar. Oleh karena itu dalam penelitian ini penulis akan mengungkapkan
masalah, khususnya pada SDN Kutuh kelas II dalam kemampuan keaktifan siswa
memahami teks dengan membaca cerita terkait anggota keluarga. Upaya peningkatan
hasil belajar tersebut, para pendidik harus menciptakan suatu kegiatan
belajaryang mnyenangkan sehingga anak dapat semangat belajar sehingga hasil belajar
anak didik dapat meningkat sesuai dengan tujuan pendidikan . Oleh karena itu,
guru harus mendesainkegiatan pembelajaran dengan menerapkan metode yang cocok
untuk setiap materi yang akan diajarkan. Tidak semua metode atau teknik
pembelaajaran yang sesuai dengan materi karena setiap materi dan metode
memiliki karakteristik masing-masing.
Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas , maka
penelitian akan melakukan penelitian denagn judul “penggunaan Metode Discovery
Learning untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca Sisa Kelas II SDN Kutuh Tahun
Ajaran 2017/2018
No comments:
Post a Comment