Wednesday, February 7, 2018

PENENTUAN BIAYA ASET TETAP

PENENTUAN BIAYA ASET TETAP
Aset  tetap harus dicatat sebesar kos  atau biaya, yaitu jumlah sumber ekonomi  yang dikorbankan untuk memiliki dan menyiapkan aset tertentu sehingga dapat digunakan. Kos atau biaya diukur  sebesar  kas atau setara kas yang dibayar atau nilai  wajar atau konsideran lain yang terjadi  saat
pemerolehan  atau pengkonstruksian  aset. Ada beberapa  kondisi yang mempengaruhi penentuan kos  aset tetap, yaitu potongan tunai, rencana pembayaran angsuran, aset tetap yang  dibangun sendiri, kapitalisasi bunga konstruksi, perolehan aset tetap dengan  mengeluarkan surat berharga,  pembelian dalam  suatu paket, pemasangan, penyiapan dan kos  untuk memulai, perolehan aset dengan cara donasi.
Potongan tunai
Pembelian aset tetap  dicatat sebesar jumlah kas yang dibayar atau jumlah ekuivalen kas yang diserahkan. Secara  teoretis  harga ekuivalen kas sama dengan  harga awal dikurangi  potongan tunai  yang ditawarkan, baik potongan  tersebut digunakan maupun tidak digunakan. Jika  potongan tidak  digunakan, jumlah tersebut harus diakui  sebagai rugi potongan tidak digunakan, dan diperlakukan sebagai beban dalam  periode kini.
Sebagai  ilustrasi PT Utama  membeli peralatan   dengan daftar  harga Rp88.000; syarat 2/10;n/30. Aset  harus dicatat  sejumlah Rp86.240, yaitu  [Rp88.000-(0,02xRp88.000)]:
Peralatan                     Rp86.240
    Utang dagang                         Rp86.240
Jika pembayaran dilakukan dalam periode potongan, ayaut jurnal yang harus  dibuat adalah :
Utang dagang                 Rp86.240
Kas                                 Rp86.240
Jika pembayaran dilakukan di luar periode potongan, ayat jurnal yang harus dibuat adalah:
Utang dagang                 Rp86.240
Rugi Potongan Tidak Dimanfaatkan               1.760
    Kas                                 Rp88.000


No comments:

Post a Comment