Saturday, July 21, 2018

Nilai Pendidikan Susila Pada Kepemimpinan di Desa Pekraman Kintamani


4.3.1   Nilai Pendidikan Susila
Sebelum membahas lebih lanjut nilai pendidikan susila dalam suatu proses kepemimpinan maka terlebih dahulu akan dibahas pengertian kata susila itu sendiri. Kata Susila’’ berarti tingkah laku yang baik dan mulia yang menjadi pedoman hidup manusia. Apabila dikaitkan dengan tata maka akan menjadi ‘’tata susila’ yang berarti peraturan tingkah laku yang baik dan mulia yang harus menjadi pedoman hidup manusia.

Susila sangat diperlukan oleh manusia, sebab setiap orang cendrung mempunyai dorongan-dorongan untuk berbuat baik dan tidak baik. Untuk meredakan dorongan yang tidak baik, maka mereka cendrung memperdalam ajaran- ajaran etika dalam agama maupun dalam kehidupan sehari-hari.
Pelaksanaan proses kepemimpinan di desa Pakraman Kintamani tentu memiliki berbagai dimensi di dalamnya diantaranya adalah pendidikan Susila. Aktivitas kemasyarakatan dalam pelaksanaan kepemimpinan di masyarakat tentu memerlukan pengendalian diri. Adapun bentuk pengendalian diri dalam umat Hindu antara lain adalah Tri Kaya Parisuddha.
Ajaran Tri Kaya Parisudha ini adalah ajaran-ajaran dimana manusia diharapkan dapat mengendalikan pikiran tindakan serta ucapan. Dalam pelaksanaan suatu proses kepemimpinan dan pelaksanaan kepemimpinan Bendesa dari awal proses sampai ahirnya acara, bendesa selalu berusaha untuk berbuat yang baik dan berkata yang menyenangkan orang lain, menghindari berkata yang akan menimbulkan ketersinggungan pihak lain ataupun masyarakat dan selalu membangun pikiran yang positif sehingga akan menimbulkan keharmonisan diantara warga setempat dan pergaulan secara umum Semua itu sudah diatur dalam awig-awig desa.      
Hal tersebut juga dijelaskan menurut penuturan informan I Nyoman Sukadia Selaku Bendesa di Desa Pakraman Kintamani (wawancara, 13 Mei 2018) menyatakan sebagai berikut:
“Sebagai seorang pemimpin atau orang no satu di Desa haruslah mampu untuk berkata-kata dan berprilaku yang baik dalam segala kegiyatan yang dilaksanakanakan di adat sesuai dengan awig-awig agar bisa menyenangkan masyarakat dan agar bisa menjadi contoh seorang pemimpin yang teladan di masyarakat dan menjadi pemimpin yang baik sesuai dengan aturan yang berlaku, dan melaksanakan kepemimpinan yang transparan itu penting bagi seorang pemimpin”.
Dengan kenyataan seperti itu berarti dalam pelaksanaan kepemimpinan Bendesa di Desa Pakraman Kintamani ditentukan berdasarkan awig-awig yang berlaku dalam masyarakat secara keselurukan selalu dituntut untuk selalu berfikir, berkata, dan berbuat yang baik dalam melaksanakan kepemimpinan yang Transparan.   
Tri kaya parisudha inilah yang diperhatikan dalam hidup ini supaya mendapat kenyamanan dan kebahagiyaan, untuk diri sendiri maupun masyrakat. Ajaran Tri Kaya Parisudha adalah ajaran-ajaran etika dimana manusia diharapkan dapat mengendalikan pikiran serta tindakan yang di ucapkan dalam implementasi ajaran Tri Hita karana dalam sistem kepemimpinan di Desa Pakraman Kintamani selalu berusaha untuk berbuat baik dan selalu berkata menyenangkan hati orang lain, menghindari berkata yang akan menimbulkan ketersinggungan pihak lain, dan selalu membangun pikiran yang fositif sehingga  menimbulkan keharmonisan di anatara warga setempat dan pergaulan secara umum. Semua ini sudah diatur dalam Undang-Undang atau awig-awig desa.

No comments:

Post a Comment