4.3.1 Nilai Pendidikan Susila
Sebelum membahas lebih lanjut nilai
pendidikan susila dalam suatu proses
kepemimpinan maka terlebih dahulu akan dibahas pengertian kata susila itu sendiri. Kata Susila’’ berarti tingkah laku yang baik
dan mulia yang menjadi pedoman hidup manusia. Apabila dikaitkan dengan tata maka akan menjadi ‘’tata susila’ yang berarti peraturan
tingkah laku yang baik dan mulia yang harus menjadi pedoman hidup manusia.
Susila sangat
diperlukan oleh manusia, sebab setiap orang cendrung mempunyai dorongan-dorongan untuk berbuat baik dan tidak baik.
Untuk meredakan dorongan yang tidak baik, maka mereka cendrung memperdalam
ajaran- ajaran etika
dalam agama maupun dalam kehidupan sehari-hari.
Pelaksanaan proses kepemimpinan di desa Pakraman Kintamani tentu memiliki
berbagai dimensi di dalamnya diantaranya adalah pendidikan Susila. Aktivitas kemasyarakatan dalam pelaksanaan kepemimpinan di
masyarakat tentu memerlukan pengendalian diri. Adapun bentuk pengendalian diri
dalam umat Hindu antara lain adalah Tri
Kaya Parisuddha.
Ajaran Tri
Kaya Parisudha ini adalah ajaran-ajaran dimana manusia diharapkan dapat
mengendalikan pikiran tindakan serta ucapan. Dalam pelaksanaan suatu proses
kepemimpinan dan pelaksanaan kepemimpinan Bendesa
dari awal proses sampai ahirnya acara, bendesa
selalu berusaha untuk berbuat yang baik dan berkata yang menyenangkan orang
lain, menghindari berkata yang akan menimbulkan ketersinggungan pihak lain ataupun
masyarakat dan selalu membangun pikiran yang positif sehingga akan menimbulkan
keharmonisan diantara warga setempat dan pergaulan secara umum Semua itu sudah
diatur dalam awig-awig desa.
Hal tersebut juga dijelaskan menurut
penuturan informan I Nyoman Sukadia Selaku Bendesa
di Desa Pakraman Kintamani
(wawancara, 13 Mei 2018) menyatakan sebagai berikut:
“Sebagai seorang pemimpin atau orang no satu
di Desa haruslah mampu untuk berkata-kata dan berprilaku yang baik dalam segala
kegiyatan yang dilaksanakanakan di adat sesuai dengan awig-awig agar bisa menyenangkan masyarakat dan agar bisa menjadi
contoh seorang pemimpin yang teladan di masyarakat dan menjadi pemimpin yang
baik sesuai dengan aturan yang berlaku, dan melaksanakan kepemimpinan yang
transparan itu penting bagi seorang pemimpin”.
Dengan kenyataan seperti itu berarti dalam
pelaksanaan kepemimpinan Bendesa di
Desa Pakraman Kintamani ditentukan
berdasarkan awig-awig yang berlaku
dalam masyarakat secara keselurukan selalu dituntut untuk selalu berfikir,
berkata, dan berbuat yang baik dalam melaksanakan kepemimpinan yang Transparan.
Tri kaya parisudha inilah
yang diperhatikan dalam hidup ini supaya mendapat kenyamanan dan kebahagiyaan,
untuk diri sendiri maupun masyrakat. Ajaran Tri
Kaya Parisudha adalah ajaran-ajaran etika dimana manusia diharapkan dapat
mengendalikan pikiran serta tindakan yang di ucapkan dalam implementasi ajaran Tri Hita karana dalam sistem
kepemimpinan di Desa Pakraman
Kintamani selalu berusaha untuk berbuat baik dan selalu berkata menyenangkan
hati orang lain, menghindari berkata yang akan menimbulkan ketersinggungan
pihak lain, dan selalu membangun pikiran yang fositif sehingga menimbulkan keharmonisan di anatara warga
setempat dan pergaulan secara umum. Semua ini sudah diatur dalam Undang-Undang
atau awig-awig desa.
No comments:
Post a Comment