Katalog Pustaka
Ketika mencari sebuah literatur di perustakaan, pastilah akan bertanya terlebih dahulu pada pustakawan yang bertugas, apakah literatur yang akan dicari tersedia di perpustakaan tersebut. Untuk menjawab pertanyaan tersebut, pustakawan akan melihat sebuah daftar yang mana pada daftar tersebut memuat seluruh informasi mengenai literatur-literatur yang tersedia di perpustakaan. Daftar ini lebih dikenal dengan nama katalog. Menurut Soeatminah (1992: 96) “katalog adalah daftar pustaka (buku dan non buku) milik suatu perpustakaan yang disusun secara sistematis sehingga dapat digunakan untuk mencari dan menemukan lokasi pustaka dengan mudah dan cepat”. Hal senada juga dikemukakan oleh Ibrahim Bafadal (2005) bahwa katalog adalah sebuah daftar yang memuat seluruh informasi mengenai pustaka yang terdapat pada perpustakaan. Jadi dapat dikatakan bahwa katalog adalah sebuah daftar yang disusun sedemikian rupa, yang mana di dalamnya memuat seluruh informasi mengenai seluruh bahan pustaka, baik yang berupa buku maupun bahan pustaka yang bukan berbentuk buku (surat kabar, majalah, brosur, laporan, kliping) yang terdapat pada sebuah perpustakaan sehingga akan memmudah dan mempercepat orang (mahasiswa) dalam mencari dan menemukan lokasi darisuatu pustaka.
Soeatminah (1992) menyebutkan bahwa katalog memliki bentuk fisik bermacam-macam, seperti misalnya bentuk kartu (biasanya memiliki ukuran 12,5 cm x 7,5 cm dan berlubang pada bagian tengah bawah untuk tusuk pengaman apabila kartu disimpan di dalam kotak katalog. Setiap kartu memuat identitas satu judul pustaka), bentuk berkas (berbentuk kartu dengan ukuran 10 cm x 19,5 cm yang disimpan dalam bentuk jilidan sejunlah 500 lembar kartu. Setiap berkas juga memuat identitas sebuah judul pustaka), bentuk buku/tercetak (berupa buku yang terdiri atas sejumlah lembaran kertas folio/kuarto yang setiap lembarnya memuat keterangan/identitas lebih dari satu judul pustaka). Ketiga macam bentuk katalog tersebut sama-sama memiliki kelemahan dan kelebihan yang berbeda-beda, sehingga setiap perpustakaan bebas memilih jenis katalog yang dinilai sesuai untuk perpustakaan tersebut.
Dalam menyusun sebuah katalog, tentunya memerlukan sebuah proses. Proses ini dilakukan dengan sangat hati-hati. Hal ini dimaksudkan agar identitas dari sebuah pustaka benar-benar sesuai. Proses ini sering disebut dengan katalogisasi. Soeatminah (1992: 96) mengatakan bahwa “katalogisasi adalah proses pembuatan katalog”. Pengertian serupa juga dikemukakan oleh Ibrahim Bafadal (2005) bahwa katalogisasi buku-buku perpustakaan adalah suatu proses mengkatalog buku-buku yang dimiliki perpustakaan. Menurut Bakewell (dalam Ibrahim Bafadal, 2005) keterangan-keterangan yang perlu dicantumkan dalam sebuah katalog adalah : 1) tajuk entri yang berupa nama pengarang; 2) judul buku, baik judul utama maupun sub judul; 3) keterangan tentang kota terbit, nama penerbit, dan tahun terbit; 4) keterangan tentang jumlah halaman, ukuran buku, ilustrasi, indeks, tabel, bibliografi, dan ependik; dam 5) keterangan singkat mengenai seri penerbitan, judul asli, dan pengarang aslinya (apabila buku tersebut merupakan terjemahan).
No comments:
Post a Comment