Ranah Psikomotor
Hasil belajar psikomotor tampak dalam bentuk keterampilan (skill) dan kemampuan bertindak individu. Ada enam tingkatan keterampilan, yakni:
⦁ Gerakan refleks (keterampilan pada gerakan yang tidak sadar).
⦁ Keterampilan pada gerakan-gerakan sadar.
⦁ Kemampuan perseptual, termasuk didalamnya membedakan visual, membedakan auditif, motoris, dan lain-lain.
⦁ Kemampuan dibidang fisik, misalnya kekuatan, keharmonisan, dan ketepatan.
⦁ Gerakan-gerakan skill, mulai dari keterampilan sederhana sampai yang kompleks.
⦁ Kemampuan yang berkenaan dengan komunikasi non-decursive seperti gerakan ekspresif dan interpresif.
Hasil belajar yang dikemukakan diatas sebenarnya tidak berdiri sendiri, tetapi selalu berhubungan satu sama lainnya bahkan ada dalam satu kebersamaan, Seseorang yang berubah tingkat kognisinya sebenarnya dalam kadar tertentu telah berubah pula sikap dan prilakunya.
Carl Rogers berpendapat bahwa seseorang yang telah menguasai tingkat kognitif prilakunya sudah bisa diramalkan dalam proses belajar mengajar di sekolah saat ini, tipe hasil belajar kognitif lebih dominan jika dibandingkan dengan tipe hasil belajar afektif dan psikomotor. Sekalipun demikian tidak berarti bidang afektif dan psikomotor diabaikan sehingga tidak perlu dilakukan penilaiannya.
Yang menjadi persoalan ialah bagaimana menjabarkan tipe hasil belajar tersebut sehingga jelas apa yang seharusnya dinilai. Tipe hasil belajar ranah afektif berkenan dengan perasaan, minat dan perhatian, keinginan, dan penghargaan. Manakala seseorang dihadapkan kepada objek tertentu. Misalnya bagaimana sikap siswa pada waktu belajar di sekolah, terutama pada saat guru mengajar, sikap tersebut dapat dilihat pada hal:
⦁ Kemauannya untuk menerima pelajaran dari guru-guru
⦁ Perhatiannya terhadap apa yang dijelaskan guru.
⦁ Keinginannya untuk mendengarkan dan mencari uraian guru
⦁ Penghargaannya terhadap guru itu sendiri, dan
⦁ Hasratnya untuk bertanya pada guru.
Sedangkan sikap siswa setelah pelajaran selesai dapat dilihat dalam hal:
⦁ Kemauannya mempelajari bahan pelajaran lebih lanjut.
⦁ Kemauannya untuk menerapkan hasil pelajaran dalam praktek kehidupannya sesuai dengan tujuan dan isi yang terdapat dalam mata pelajaran tersebut.
⦁ Senang terhadap guru mata pelajaran yang diberikan.
Kondisi dan karakteristik siswa diatas merupakan ciri dari hasil belajar ranah afektif.
Berdasarkan berbagai pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah tingkat pengetahuan atau keterampilan yang dicapai oleh siswa setelah mengalami aktivitas belajar.
Hasil belajar sering dipergunakan dalam arti yang sangat luas yakni untuk bermacam-macam aturan terhadap apa yang telah dicapai oleh murid, misalnya ulangan harian, tugas-tugas pekerjaan rumah, tes lisan yang dilakukan selama pelajaran berlangsung, tes akhir semester dan sebagainya. Dalam penelitian ini, hasil belajar yang dimaksudkan adalah hasil pengamatan afektif, hasil tes tiap pertemuan dan tes tiap akhir siklus.
No comments:
Post a Comment