ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS TUNA RUNGU
Anak tuna rungu merupakan
anak yang mempunyai ngangguan pada pendengarannya sehingga tidak dapat
mendengar bunyi dengan sempurna atau bahkan tidak mendengar sama sekali, tetapi
dipercayai bahwa tidak ada satupun manusia bisa mendengar sama sekali.
Coonductive loos yaitu
ketunarunguan yang terjadi bila terdapat gangguan luar atau tengah telinga yang
menghambat diantarkannya gelombang bunyi ke bagian dalam telinga.
Sensorineural loos yaitu,
ketuna runguan yang terjadi bila terdapat kerusakan pada
bagian dalam telinga atau syarf auditer yang mengakibatkan terhambatnya
pengiriman pesan bunyi ke otak.
(ketunarunguan Andi
tampaknya kedalam katagori ini)
Central auditory
prosesing disorder yaitu, gangguan pada system syaraf auditer yang mengakibatkan individu mengalami kesulitan
memahami apa yang di dengarnya meskipun tidak ada gangguan yang spesifik pada
telinganya itu sendiri. Anak yang mengalami gangguan pusat pemerosesan auditer
ini mungkin memiliki pendengaran yang normal bila diukur dengan audiometer,
tetapi sering mengalami kesulitan memahami apa yang didengarnya.
Secara umum karakteristik
anak tuna rungu di bagi menjadi 4 yaitu :
1.
Karakteristik berdasarkan bicara dan
bahasa
Anak
tuna rungu adalah seseorang yang mengalami hambatan bicara sehingga membutuhkan
latihan atau pembelajaran secara khusus. Bagi orang awam bicara dengan anak
tuna rungu seringkali merupakan hal yang sulit. Semakin lama berinteraksi
dengan anak tuna rungu maka kita akan terbiasa dan semakin mudah untuk memahami
bahasa mereka.
2.
Karakteristik berdasar kondisi fisik dan /
kesehatan
Karakteristik
yang menonjol dari aspek fisik pada anak tuna rungu adalah gerakan tangannya
yang cepat. Hal ini disebabkan karena tangan digunakan sebagai alat bantu
komunikasi. Ciri yang kedua adalah pada bentuk badannya yang membungkuk. Anak
tuna rungu sering kali juga mengalami gangguan pada keseimbangan tubuhnya.
Membungkuk adalah salah satu yang digunakan untuk menjaga keseimbangan
tubuhnya.
3.
Karakteristik berdasarkan akademik
Secara
umum karakteristik anak tuna rungu berdasarkan akademik sama dengan anak lain
pada umumnya. Intelegensi anak tuna rungu juga terbagi menjadi 3 bagian tinggi,
sedang dan rendah. Anak tuna rungu sering mengalami hambatan pada mata
pelajaran verbal karena keterbatasan dalam berbahasa. Namun demikian untuk mata
pelajaran Non Verbal pada umumnya mereka lebuh mampu untuk mengatasi
permasalahan akademik.
4.
Karakteristik dalam aspek social dan emosinya
Anak tuna rungu dalam
banyak hal juga sering dijauhi oleh teman-temannya bahkan juga oleh sesame
penyandang disabilitas yang lain yang non rungu wicara. Hal ini disebabkan oleh
sulitnya komunikasi dengan mereka. Hal ini mengakibatkan besarnya ketergantungan
pada orang lain dan adanya ketakutan untuk memasuki lingkungan yang lebih luas.
Perhatikan anak tuna rungu lebih sulit untuk dialihkan namun hal ini bahkan
membawa pengaruh positif terutama memasuki lingkungan kerja karena tingginya
kemampuan mereka untuk focus dalam p[ekerjaan. Karena keterbatasannya dalam
komunikasi, anak tuna runga juga
mempunyai lingkungan pergaulan yang terbatas. Hal ini menyebabkan tingginya
sifat egosentris mereka dan mempunyai kepribadian yang polos dan tidak banyak
nuansa pada kondisi perasaan yang ekstrim.
IV. PENANGAN ANAK TUNA RUNGU
Penanganan dalam anak berkebutuhan khusus:
1. Melakukan
komunikasi dengan mimic wajah, pendidik menggunakan Bahasa isyarat dalam
berkomunikasi dengan mereka, anak memperhatikan mimic wajah untuk memahami apa
yang dimaksud
2. Selalu
memberikan anak perhatian, bimbingan, dan juga motivasi
Anak yang mempunyai kebutuhan khusus
tuna rungu, tentunya sangat membutuhkan perhatian khusus, bimbingan yang lebih
dan juga motivasi kuat dari orang tuanya. Jika hal tersebut dilakukan secara
intens, tentunya akan membuat anak terus berkembang dengan baik. Dibutuhkan
kesabaran yang cukup tinggi untuk orang tua dalam menangani anak-anaknya. Namun
untuk perkembangan anak-anaknya orang tua harus senantiasa mendampinginya.
3. Beradaptasi
dengan anak
Penangann anak tuna rungu selanjutnya
adalah sangat dibutuhkan adaptasi antara anak tuna rungu dengan orang-orang
yang ada disekitarnya. Apabila adptasi ini tidak berjalan dengan baik maka cara
apapun yang dilakukan tidak akan membantu perkembangan anak tersebut. Saat
melakukan proses adaptasi dan berjalan dnegan baik. Tentunya akan membuat
kedepannya menjadi lebih mudah. Adaptasi ini juga akan membuat anak merasa
dipahami dnegan baik.
4.
Tingkatkanlah kedekatan anda dengan anak
penderita tuna rungu
Kedekatan
secara emosional merupakan bagian yang sangat penting yamng harus anda Lakukan
saat akan menangani anak-anak tuna rungu. Kedekatan secara emosional tentunya
sangat dibutuhkan agar anak-anak dapat mempercayai apa yang akan disampaikan.
Dengan cara ini juga anda bisa semakin dekat dengan anak yang menderita tuna
rungu. Sehingga saat kedekatan emosional ini terus berlangsung maka mereka akan
terus merasa aman dan nyaman dengan anda.
5. Mengajari
anak untuk terus mengeksplor keterampilannya
Di
sekolah ini anak tuna rungu diberikan kesempatan untuk berkreatifitas dengan
didampingi oleh pendidik. Mereka membuat keterampilan seperti melukis, membuat
kerajinan tangan dan lain-lain. Walaupun anak mempunyai kebutuhan khusus namun
tetap saja mendampingi anak mengajaknya melakukan keterampilan yang dapat
membuatnya lebih fokus dan berkonsentrasi. Sehingga lambat laun anak akan dapat
memperlihatkan apa potensi yang dimilikinya.
V. SARANA DAN PRASARANA
1. Ruang
belajar
2. Ruang
kepala sekolah
3. Aula
4. Ruang
kreatifitas anak
5. Ruang
computer
6. Ruang
perpustakaan
7. Ruang
guru
8. Meja
dan kursi peserta didik
9. Meja
dan kursi guru
10. Buku-buku
pelajaran untuk mendukung proses pembelajaran
11. papan
tulis
12. Alat
pendengar yang dipasang ditelinga yang erfungsi untuk membantu anak dalam
mendengar dan berkomunikasi dengan temannya.
13. Cermin
sebagai sarana pembelajaran di kelas dengan adanya cermin anak melatih Mimiknya
dan pendidik sehingga anak akan lebih tahu dan mengerti ketika mereka
Berkomunikasi.
14. Menggunakan
symbol-simbol yang diletakkan didinding kelas seperti symbol anak perempuan dan
laki-lakiyang di beri nama anak didik sehingga anak mudah mengenal Huruf.
VI. PENATAAN (SETTING) RUANGAN
Penataan
ruangan kelas dalam melakukan pembelajaran ini seperti terlihat pada gambar
dimana meja ditata dengan rapid an terbagi menjadi dua jalur dan ditengah
sebagai arus lalulintas guru dan anak,
karena keterbatasan ruangan jadi ruangan menjadi satu ruangan antara kelas 1
dan kelas 6n didepan terdapat meja dan kursi guruyang berdekatan dengan papan
tulis yang memudahkan guru dalam melakukan pembelajaran, dibagian belakang terdapat
cermin yang menghadap kedepan dan kursi tempat pendidik melakukan pembelajaran
seperti berbicara dengan anak dengan cara melihat mimic wajah.
No comments:
Post a Comment