Teori Menyimak
Kegiatan menyimak merupakan kegiatan yang
paling banyak dilakukan manusia.
Sejak lahir sampai dewasa, sejak pagi
sampai malam. selama kita bangun 70% waktu kita digunakan untuk menyimak. Manusia sejak lahir sudah mulai
belajar menyimak sehingga ia memahami
alam sekitarnya.
Kegiatan
menyimak yang dalam Kurikulum 2004
disebut dengan istilah mendengarkan tidak bisa dilepaskan dengan kegiatan berbicara sebagai suatu jalinan komunikasi. Karena keduanya merupakan kegiatan yang
resiprokal . Kegiatan
menyimak selalu didahului dengan bunyi.
Pada dasarnya komunikasi dapat berlangsung secara lisan
atau tertulis. Komunikasi lisan
meliputi aktivitas menyimak (listening) dan berbicara
(speaking) . Komunikasi
tulis meliputi aktivitas membaca (reading)
dan menulis (writing).
Antara menyimak,
berbicara, membaca dan menulis
memiliki hubungan dalam jalinan keterampilan berbahasa. Anda dapat berbicara, membaca, dan menulis dengan baik jika anda memiliki keterampilan menyimak yang baik pula. Berikut ini adalah hubungan kedudukan dan hubungan antara menyimak, berbicara, membaca dan menulis
dalam jalinan keterampilan berbahasa (Tarigan, 1983).
a.
Hakikat
Menyimak
Setiap
saat kita mendengar bunyi/suara di sekitar kita. Pernahkah Anda dengan sengaja memperhatikan bunyi/suara tersebut? benarkah
mendengar suara tersebut merupakan
kegiatan menyimak.
Dari rekaman pristiwa tersebut dapat
disimpulkan meskipun anda
mendengar suara dijalan, tetapi Anda
tetap tidak terganggu oleh suara
tersebut. Hal ini membuktikan
bahwa mendengar berarti sesuatu yang dilakukan dengan tidak sengaja.
Dalam
mendengarkan faktor kesengajaan dan perhatian merupakan faktor penting (Idra, L.A., dkk., 2002:6). Selanjutnya, saat Anda
menerima aduan dari
orang-orang sedang bertengkar, Anda melakukan kegiatan menyimak, yaitu mendengarkan
dengan baik-baik dan
berusaha menangkap pesan (aduan) serta
pikiran, uangkapan perasaan
seseorang, serta menganalisisnya.
Dengan
demikian, dapat dikatakanbahwa mendengar, mendengarkan, dan menyimak merupakan kegiatan aktif reseptif , sedang
berbicara merupakan kegiatan aktif produktif yang melibatkan unsur kewajiban dan metakognitif
seseorang. Jika dilihat
dari segi tingkat pemaknaan, mendengarkan lebih tinggi dari pada mendengar, dan menyimak lebih
tinggi daripada mendengarkan.
Menurut
Kamidjan (2001:4) menyimak
adalah suatu proses mendengarkan lambing-lambang bahasa
lisan dengan sungguh-sungguh penuh perhatian, pemahaman, apresiatif
yang dapat disertai dengan pemahaman makna komunikasi yang di sampaikan secara non verbal.
Akan
tetapi, patut diperhatikan pula bahwa kegiatan menyimak
yang dimaksudkan di atas merupakan kegiatan menyimak
lisan bukan menyimak tulis. Salam kegiatan menyimak (lisan) selain aspek-aspek segimental
yang
berwujud kata-kata dalam
ucapan/ujaran perlu diperhatikan pula
aspek-aspek kinesik dan suprasegmental, yakni
(1) tekanan atau keras lembutnya
suara, (2) Jeda atau panjang pendeknya
suara, (3) nada atau tinggi rendahnya suara, (4) intonasi atau naik turunnya
suara, dan (5) ritme atau irama
dalam suara ((Sabarti, A. 1992:147). Hal ini
perlu diperhatikan karena keterampilan
menyimak merupakan keterampilan
menangkap pesan dan memahami pesan tersebut dengan sebaik-baiknya, baik pesan yang
tersirat maupun pesan yang tersurat yang terkandung dalam bunyi bahasa.
kegiatan
menyimak tulis terwujud dalam kegiatan menyimak bacaan (membaca). Oleh sebab itu,
kurikulum yang berbasis kompetensi (KBK), yakni Kurikulum 2004 menggunakan istilah
mendengarkan untuk menyebut aspek keterampilan berbahasa menyimak lisan (Idra., dkk., 2002:6).
dari
uraian diatas,dapatlah dikatakan bahwa menyimak merupakan
penerimaan pesan, gagasan,
perasaan, dan pikiran seseorang. Tanggapan menyimak
tulis merupakan respon terhadap pembicara. Jika hal itu terjadi maka dapat
diartikan telah terjalin
komunikasi antara pembicara dan penyimak.
BI
dilaksanakan secara terpadu antara 4 (empat)aspek keterampilan berbahasa, kebahasaan dan sastra. Dari keempat aspek
keterampilan tersebut, pembelajaran dapat difokuskan pada salah satu saja, sedang aspek
yang lain sebagai variasi kegiatan belajar siswa. Tujuannya agar pembelajaran tidak
monoton.
No comments:
Post a Comment