Saturday, May 5, 2018

Teori Menyimak



Teori Menyimak
Kegiatan  menyimak merupakan  kegiatan yang  paling banyak  dilakukan manusia. Sejak lahir  sampai dewasa,  sejak pagi  sampai malam. selama kita bangun 70% waktu kita digunakan untuk  menyimak. Manusia sejak lahir  sudah mulai  belajar menyimak  sehingga ia  memahami  alam sekitarnya.

Kegiatan menyimak  yang dalam Kurikulum 2004 disebut dengan istilah mendengarkan   tidak bisa dilepaskan  dengan kegiatan  berbicara sebagai  suatu jalinan komunikasi. Karena  keduanya merupakan  kegiatan yang  resiprokal . Kegiatan menyimak  selalu didahului dengan bunyi. Pada dasarnya  komunikasi  dapat berlangsung  secara lisan  atau tertulis. Komunikasi lisan  meliputi aktivitas  menyimak (listening)  dan berbicara  (speaking) . Komunikasi tulis  meliputi aktivitas  membaca (reading) dan menulis (writing).
Antara  menyimak,  berbicara, membaca  dan menulis memiliki  hubungan dalam jalinan  keterampilan berbahasa.  Anda dapat berbicara,  membaca, dan menulis  dengan baik jika  anda memiliki keterampilan  menyimak yang baik  pula. Berikut ini  adalah hubungan  kedudukan dan hubungan antara  menyimak, berbicara, membaca  dan menulis  dalam  jalinan keterampilan  berbahasa (Tarigan, 1983).
a.      Hakikat Menyimak
Setiap saat kita  mendengar bunyi/suara  di sekitar kita.  Pernahkah Anda  dengan sengaja  memperhatikan bunyi/suara tersebut?  benarkah  mendengar suara tersebut  merupakan kegiatan menyimak.
Dari  rekaman pristiwa tersebut dapat disimpulkan  meskipun  anda  mendengar  suara dijalan,  tetapi Anda  tetap tidak  terganggu  oleh suara  tersebut.  Hal ini  membuktikan  bahwa mendengar  berarti  sesuatu yang dilakukan  dengan tidak sengaja.
Dalam mendengarkan  faktor   kesengajaan dan  perhatian merupakan  faktor penting (Idra, L.A., dkk., 2002:6). Selanjutnya,  saat Anda  menerima aduan  dari orang-orang  sedang bertengkar, Anda  melakukan kegiatan menyimak, yaitu  mendengarkan  dengan baik-baik  dan berusaha  menangkap pesan (aduan) serta pikiran,  uangkapan  perasaan  seseorang, serta menganalisisnya.
Dengan demikian, dapat  dikatakanbahwa  mendengar, mendengarkan, dan menyimak  merupakan kegiatan aktif reseptif ,  sedang berbicara  merupakan kegiatan aktif produktif  yang melibatkan unsur kewajiban  dan metakognitif   seseorang.  Jika dilihat  dari segi tingkat  pemaknaan,  mendengarkan lebih tinggi  dari pada mendengar, dan menyimak lebih tinggi  daripada mendengarkan.
Menurut Kamidjan (2001:4) menyimak adalah  suatu proses  mendengarkan lambing-lambang  bahasa  lisan  dengan sungguh-sungguh  penuh perhatian, pemahaman, apresiatif yang  dapat disertai dengan  pemahaman makna  komunikasi yang di sampaikan  secara non verbal.
Akan tetapi,   patut diperhatikan  pula bahwa kegiatan  menyimak  yang  dimaksudkan  di atas merupakan   kegiatan menyimak lisan  bukan  menyimak  tulis.  Salam kegiatan menyimak  (lisan) selain aspek-aspek  segimental  yang  berwujud kata-kata  dalam ucapan/ujaran  perlu diperhatikan pula aspek-aspek  kinesik  dan suprasegmental,  yakni  (1) tekanan atau keras  lembutnya suara, (2) Jeda  atau panjang pendeknya suara, (3) nada atau tinggi rendahnya suara, (4) intonasi atau naik turunnya suara, dan (5) ritme atau  irama dalam  suara  ((Sabarti, A. 1992:147). Hal ini perlu  diperhatikan karena  keterampilan  menyimak merupakan  keterampilan menangkap  pesan dan memahami  pesan tersebut  dengan sebaik-baiknya, baik pesan  yang  tersirat  maupun pesan yang  tersurat yang terkandung  dalam bunyi bahasa.
kegiatan menyimak  tulis  terwujud dalam  kegiatan menyimak  bacaan (membaca). Oleh sebab  itu,  kurikulum yang berbasis kompetensi (KBK), yakni Kurikulum 2004 menggunakan  istilah  mendengarkan untuk  menyebut  aspek keterampilan  berbahasa menyimak  lisan (Idra., dkk., 2002:6).
dari uraian diatas,dapatlah  dikatakan  bahwa menyimak  merupakan   penerimaan pesan, gagasan,  perasaan, dan pikiran seseorang. Tanggapan  menyimak  tulis merupakan  respon terhadap  pembicara. Jika hal itu terjadi  maka dapat  diartikan telah  terjalin komunikasi  antara pembicara  dan penyimak.
BI dilaksanakan  secara terpadu  antara 4 (empat)aspek  keterampilan berbahasa,   kebahasaan dan sastra. Dari keempat  aspek   keterampilan tersebut, pembelajaran dapat difokuskan  pada salah satu saja,  sedang aspek  yang lain sebagai variasi kegiatan belajar siswa. Tujuannya  agar pembelajaran  tidak  monoton.

No comments:

Post a Comment