Sunday, May 20, 2018

D. PERIODISASI GAMBAR ANAK


A.                 URAIAN
Dalam uraian  materi sebelumnya  telah dibahas  secara  mendalam  menganai  karakteristik lukisan  anak. Pada prinsipnya  cara menggambar  dan  tema  yang diangkat  dalam gambar  sama. 
Anak menggambar  sesuatu objek   bergantung oleh   ketertarikannya (interest) terhadap  objek tersebut.  Pada usia ego (5 – 9 tahun), anak  sedang  mendewakan dirinya sebagai  pusat ide  dan gagasan, semua kejadian  harus   mengikut sertakan dirinya.

Ciri Umum Lukisan Anak


1.         Ciri Umum Lukisan Anak
a.       Gaya lukisan  anak bermacam-macam, sesuai  dengan motivasi (minat) atau dorongan  berkarya. Anak  melukiskan kejadian  sehari-hari. berikut  beberapa gaya lukisan  anak  yang dapat kita jumpai.

Tema Karya Seni Rupa Anak


1.         Tema Karya Seni Rupa Anak
Tema   berasal dari bahasa  Inggris theme (Bahasa Yunani) dalam kesusastraan artinya  suatu soal  atau buah pikiran  yang diuraikan  dalam suatu karangan,  dalam seni rupa  suatu hal  yang dijadikan  isi dari suatu  ciptaan,  hal ini biasanya  dikutip dari dunia  kenyataan, tetapi dilukiskan dengan  memakai alat-alat kesenian semata-mata (Shadily, 1975).

Istilah Menggambar dan Melukis


1.         Istilah Menggambar dan Melukis
Dalam pendidikan  seni rupa  dikenal  istilah menggambar  dan melukis. Beberapa  ahli  dan  sarjana   membedakan kedua  istilah tersebut. Istilah  menggambar  diangkat dari bahasa inggris to draw , sedangkan  melukis  dari  kata to paint. To draw,  berarti  menggores  atau membuat  garis,  atau berupa  garis; berikut  dengan karya seni  rupa  istilah  menggambar  ialah kegiatan   menggores sehingga membentuk  bidang gambar. To paint berarti  mengecat  atau membuat blok  dengan warna; istilah  melukis untuk menunjukkan  karya  gambar  yang dihasilakn dari kegiatan  memblok warna (lihat kegiatan orang  mengecat dinding).

Seni sebagai media bermain


1.         Seni sebagai media  bermain
Manusia  adalah makhluk  bermain  (homo iden),   hampir  setiap saat orang memperlakukan kondisi untuk bermain.  Dalam bermain  ini pristiwa imajinasi , pikiran  dan perasaan bergerak  menciptakan permainan.
Ditinjau  dari proses berkarya,  cara cipta  seni anak  berbeda  dengan orang  dewasa. Berkarya  seni rupa  sebenarnya  merupakan prilaku  biasa, seperti  berbicara, bermain dan  berkhayal.

Seni Rupa Membantu Belajar Bidang Yang Lain


1.         Seni Rupa Membantu  Belajar Bidang Yang Lain
Sebelum menguraikan  lebih detail, sebaiknya Anda  memahami  terlebih  dahulu, bahwa :
(1) dalam  mendidik  dan membimbing anak diperlukan  pengembangan kecerdasan,  yang berupa: linguistic (bahasa), matematika, visual/special, kinestetik/perasa, musical, interpersonal, interpersonal maupun intuisi.

Seni membantu Pertumbuhan Mental


1.         Seni membantu  Pertumbuhan Mental
Usia  anak sekita 7 sampai dengan 8 tahun (antara kelas 1 dan 2) merupakan usia  perkembangan penalaran  anak, pikiran  dan permasalahan anak  pun  mulai berkembang memisah. Pada  suatu ketika,  pertumbuhan badan (biological age)   anak lebih  cepat daripada  perkembangan  pikiran  (mental  age). Ketidaksejajaran  perkembangan anak  tersebut  berpengaruh terhadap  perkembangan gambar, misal: fungsi nalar perkembangan  lebih cepat daripada  ekspresi.

Seni Rupa Sebagai Bahasa Visual


1.         Seni  Rupa Sebagai  Bahasa Visual
Anak  pada  usia SD  dalam kehidupannya  sangat  dekat dengan  berkarya  seni. Hampir  bisa dikatakan  bahwa prilaku  anak  dekat dengan kegiatan  berkesenian; tiada hari tanpa gambar atau  berseni. Berseni  merupakan,  kebutuhan  anak dalam:

APRESIASI SENI RUPA ANAK


A.    APRESIASI SENI  RUPA ANAK
Apresiasi  Seni Rupa Anak   memberikan pemahaman tentang  makna  seni  bagi perkembangan anak,  karakteristik  seni rupa anak/lukisan,  analisis perkembangan  lukisan  anak dan teknik  evaluasi, melalui metode perbandingan (komparasi) lukisan.

Saturday, May 19, 2018

Drama/Bermain Peran


1.      Drama/Bermain Peran
Drama  yang dimaksud  di sini   bukanlah  adegan-adegan  yang  banyak membutuhkan  dialog-dialog  percakapan  Panjang  yang sering  kita lihat di televisi.  Drama yang  ditujukan  pada anak-anak  usia dini lebih  pada anak berpura-pura  menjadi sesuatu  atau seseorang , role-play, atau   membuat karakter. Anak  dapat  melakukannya secara  spontan  tanpa  harus  dilatih.
Dalam  bermain peran,  anak dapat  mengekspresikan  diri  sebebas-bebasnya. Hubungannya dengan aspek  perkembangan  lain adalah  sebagai berikut:

Musik dan gerakan


1.      Musik  dan gerakan
Musik adalah  kombinasi  suara-suara  dan atau  instrument-instrumen  yang menghasilkan bunyi  serta menghasilkan  harmonisasi yang enak untuk didengar. Banyak artikel  dan buku  yang  menuliskan  peranan efek  Mozart (pengubah musik klasik) dalam  membentuk  janin dan bayi yang cerdas.  Ada pula  yang mengatakan  tidak hanya  musik  Mozart, namun musik  yang  disukai  oleh ibunya  akan membuat  bayi  menjadi cerdas.  Penelitian  yang memperkuat hal itu  adalah janin  sudah mampu  bereaksi sejak  janin di usia  kandungan 7 bulan. Gerakan adalah  penggunaan  tubuh sebagai  sarana  dalam  mengekspresikan diri, merespon musik,  dan untuk  menenangkan  perasaan.
Musik dengan gerakan  merupakan  kegiatan  yang sangat  menyenangkan  bagi anak.  Hubungan dengan aspek  perkembangan lain adalah  sebagai berikut:

Visual Art


1.      Visual Art
Visual art mengacu pada kegiatan menggambar, melukis, membuat kolase, membuat suatu bentuk dari bahan-bahan tertentu. Hubungannya dengan aspek perkembangan lain adalah sebagai berikut.

JENIS-JENIS KEGIATAN SENI YANG BISA DILAKUKAN ANAK USIA 4-6 TAHUN


JENIS-JENIS KEGIATAN SENI YANG BISA DILAKUKAN ANAK USIA 4-6 TAHUN
Kegiatan seni sangat beraneka ragam. Contoh dari kegiatan seni adalah menggambar; melukis; menari; memainkan alat musik; bernyanyi; membuat bentuk dari tanah liat, kertas bekas, lilin (playdough), pasir, kue; membuat music dengan menggunakan alat-alat yang ada di kelas; bermain drama; membuat bentuk geometris atau bentuk binatang dari tubuh kita sendiri; pantomime; membangun balok-balok, dan masih banyak lagi.

PENTINGNYA PEMBELAJARAN SENI BAGI ANAK


A.      PENTINGNYA PEMBELAJARAN SENI BAGI ANAK
National Education Association (NEA, 1990) menyebutkan bahwa seni merupakan dasar dari kecerdasan individu, estetika, dan perkembangan emosi. Menurut Gardner (1998). Bahwa kecerdasan seseorang tidak hanya dipengaruhi dari bagaemana orang tersebut menyelesaekan soal-soal tes atau berhitung. Ada kemampuan-kemampuan dasar untuk mengukur kecerdasan, contohnya adalah kecerdasan musical, kecerdasan kinestik, kecerdasan kinestetik, kecerdasan logika matematika. Kecerdasan ini yang awalnya menjadi dasar penghitungan  IQ, kecerdasan linguistic (individu maupun mengekpresikan pikirannya dalam bentuk kata-kata dan kalimat), kecerdasan spasial (bagae mana individu bisa memvisualisasikan objek dari berbagae sudut pandang, memperkirakan jarak), kecerdasan interpersonal (individu mampu berelasi dengan baik dengan orang lain), kecerdasan intrapersonal (pengetahuan individu dalam memahami dirinya, pikirannya maupun perasaannya), dan kecerdasan naturalis (kemampuan individu untuk membeda-bedakan dan mengetahui karakteristik dari masing-masing spesies alam). Dari ke-8 kecerdasan yang dikemukakkan oleh Gardner, ada 4 kecerdasan musik, kecerdasan kinestetik, (menari, bermain drama), Kecerdasan interpersonal (Drama), dan kecerdasan spasial (menari dalam kelompok).

PENGERTIAN SENI


A.      DEFINISI SENI
Seni memiliki banyak devinisi. Menurut kamus besar Bahasa Indonesia (2009) seni diartikan sebagai elok, indah; kecakapan membuat ,menciptakan sesuatu yang indah-indah; suatu karya yang diciptakandengan kecakapan luar biasa. Dodge, Colker, & Heroman (2002)

Thursday, May 10, 2018

Tujuan pembelajaran menyimak di sekolah dasar



a.      Tujuan pembelajaran menyimak di sekolah dasar
Uraian berikut memaparkan tentang  tujuan menyimak secara umum dan tujuan pembelajaran menyimak di SD.
1).        Tujuan menyimak
            Sebagaimana telah diuraikan sebelumnya bahwa menyimak memiliki tujuan.
pemahaman yang dilakukan penyimak meliputi dua aspek, yaitu (1) pemahaman pesan dan tanggapan pembicara, (2) tanggapan penyimak terhadap pesan sesuai dengan kehendak pembicara.
Berdasarkan aspek tersebut tujuan menyimak dapat diperinci lebih jauh , antara lain (a) menyimak untuk mendapatkan fakta, (b) menyimak untuk menganalisis fakta, (c) menyimak untuk mengevakuasi fakta, (d) menyimak untuk mendapatkan inspirasi, (e) menyimak untuk mendapatkan hiburan, (f) menyimak untuk memperbaiki kemampuan berbicara (Universitas terbuka, 1985:21) berikut ini adalah jabaran dari masing-masing tujuan menyimak tersebut.

Teknik peningkatan daya simak



Pada waktu penyimak, anda perlu berkonsentrasi terhadap apa yang sedang anda simak. Selain konsentrasi, factor lain yang juga berperan besar dalam kegiatan menyimak adalah penguasaankosakata.
Selanjutnya, untuk meningkatkan daya simak anda berikut ini ada beberapa teknik yang dapat dilakukan, di antaranya adalah teknik loci, teknik penggabungan, dan teknik fonetik (sutari dkk 1997:67-7G). Hal itu juga berlaku untuk siswa-siswa anda.

Teknik menyimak efektif

             

Agar dapat menyimak dengan baik, penyimak perlu mengetahui syarat menyimak efektif adapun syarat tersebut adalah (1) menyimak dengan berkonsentrasi, (2) menelaah materi simakan, (3) menyimak dengan kritis, dan (4) membuat catatan (Universitas terbuka, 1985:35).berikut ini adalah penjelasan masing-masing aspek tersebut.

Unsur- unsur menyimak



Kegiatan  menyimak merupakan  kegiatanyang cukup kompleks  karena sangat bergantung  kepada  berbagai unsur   dasar  dan unsur tambahan  yang mendukung. Yang dimaksud  dengan unsur dasar  adalah unsur pokok  yang menyebabkan  timbulnya  komunikasi  dalam menyimak  setiap  unsur  merupakan satu  kesatuan  yang tak terpisahkan  dengan unsur lain. Unsur-unsur  dasar menyimak  itu adalah  (1) pembicara, (2) penyimak, (3) bahan  simakan, dan (4) bahan lisan  yang digunakan. Agar  lebih jelas dapat  anda perhatikan penjelasn berikut.

Saturday, May 5, 2018

jenis-jenis menyimak



a.      jenis-jenis  menyimak
Secara garis besar, Tarigan (1983:22) membagi  jenis menyimak menjadi  dua macam, yaitu  (1) menyimak ekstensif dan (2) menyimak intensif. Kesua  jenis menyimak  sangat berbeda. Perbedaan itu tambapk  dalam cara  melakukan kegiatan  menyimak.  Menyimak  ekstensif  lebih banyak dilakukan  oleh masyarakat umum.  Misalnya, orang  tua, remaja,  dan anak-anak   menyimak tayangan  sinetron  pada sebuah televise, berita radio dan lain-lain.

Teori Menyimak



Teori Menyimak
Kegiatan  menyimak merupakan  kegiatan yang  paling banyak  dilakukan manusia. Sejak lahir  sampai dewasa,  sejak pagi  sampai malam. selama kita bangun 70% waktu kita digunakan untuk  menyimak. Manusia sejak lahir  sudah mulai  belajar menyimak  sehingga ia  memahami  alam sekitarnya.

. PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SD



. PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SD
Bahasa Indonesia  bagi  sebagian besar  masyarakat Indonesia  diperoleh  dengan dua cara, yaitu  pemerolehan secara  formal dan  non formal. Secara  formal,  BI  diperoleh  melalui  lembaga formal, yakni lembaga  pendidikan, sedangkan secara nonformal  diperoleh melalui membaca buku, Koran,  majalah, menonton TV,  mendengarkan siaran radio,  bergaul dengan masyarakat pemakai BI, dan sebagainya.

Thursday, May 3, 2018

PEMBELAJARAN BAHASA



PEMBELAJARAN BAHASA
Pembelajaran  yang dimaksud    dalam uraian berikut ini adalah  pembelajaran dalam situasi  formal. Pembelajaran      pada dasarnya merupakan  sebuah aktivitas  yang sistemik, sistematis,  danterencana. Dikatakan sistemik  karena di dalamnya  terdapat seperangkat  subsistem  yang saling berkaitan dan  berinteraksi  secara fungsional untuk mencapai  tujuan pembelajaran yang  telah ditetapkan. Dikatakan sistematik  karena dalam pelaksanaannya terdapat  tatanan dan tahapan yang  bersifat  procedural  dan berhubungan  secara  kronologis-kausatif) . Selanjutnya, dikatakan  terencana karena  dalam  pembelajaran  terlihat jelas  dan tegas    adanya dasar, arah/tujuan,  dan sasaran  yang ingin dicapai.

HAKIKAT PEMBELAJARAN



HAKIKAT  PEMBELAJARAN
Kimble  (dalam Hergenhahn, 1982) mengemukakan  bahwa perubahan  tingkah laku  siswa  setelah  melaksanakan  pembelajaran  adalah tingkah  laku yang relative permanen, tingkah  laku yang melibatkan  oleh adanya  penguatan  (reinforcement) praktis. Beberapa  detail hakikat  pembelajaran tersebut  dikemukakan  sebagai berikut.

PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DENGAN FOKUS MENYIMAK




Sebagai  guru bahasa yang ideal  dan professional, Anda  diharapkan  bukan hanya menguasai  kaidah  kebahasaan saja, akan tetapi,  Anda diharapkan  juga mampu menyelesaikan  (merancang/merencanakan), melaksanakan, dan  mengevaluasi pembelajaran  Bahasa Indonesia